Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Survei Terbaru, Suara Ganjar dan Prabowo Naik, Anies Turun

5 Januari 2023   08:46 Diperbarui: 5 Januari 2023   08:57 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP Jakarta, Sumber Foto Kompas.com 

Ada kabar terbaru mengenai proses menuju pilpres 2024. Kabar ini bisa membawa senang kelompok pendukung Presiden. Utamanya yang ada di koalisi pemerintah. Sebaliknya, membuat pusing yang kontra. Yakni mereka yang ada di oposisi. Ini terjadi, gara-gara hasil survei Indikator Politik Indonesia di Bulan Desember barusan. Yang meneropong soal kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi.

Disarikan dari Kompas.com 4 Januari 2022, survei dilakukan pada rentang waktu tanggal 1-6 Desember 2022. Memakai sampel responden sejumlah 1.220 orang. Metode yang digunakan adalah wawancarai secara tatap muka. Survei punya margin of error kurang lebih 2,9 persen. Dan derajat kepercayaan hingga mencapai 95 persen.

Hasilnya, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi meningkat cukup signifikan. Pada bulan November 2022 lalu, approve rating Jokowi hanya sebesar 66,2 persen. Tapi pada bulan Desember 2022, naik menjadi 71,3 persen. Yang menarik kemudian, kenaikan approve rating ternyata tidak hanya berdampak baik bagi persepsi publik tentang kemampuan Jokowi.

Namun juga memberi efek pada tingkat elektabilitas para capres. Bagi capres pendukung yang berasal dari partai Gerindra dan utamanya PDIP, pengaruhnya sangat positif. Tapi tidak demikian terhadap capres “antitesis” Jokowi. Yakni Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hasil survei terbaru capres yang diusung oleh Partai Nasdem tersebut mengalami penurunan.

Meminjam bahasa yang disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto ketika menyikapi efek tersebut, kinerja Presiden Jokowi ternyata memberikan dampak elektoral kepada partai pendukung. Dalam pandangan saya, ini mungkin bentuk lain dari efek ekor jas. Gambarannya, posisi Jokowi se umpama partai yang usung capres saat tarung rebutan vox pop pada pemilu presiden.

Untuk jelasnya, mari kita lihat data berikut ini. Berdasar hasil temuan Indikator Politik Indonesia, baik tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto saat ini sama-sama mengalami kenaikan. Pada survei sebelumnya, Ganjar ada di angka 33.9 persen. Sekarang naik menjadi 35.9 persen. Prabowo meningkat dari yang hanya 23.9 persen, menjadi 26.7 persen.

Fenomena terbalik melingkupi diri Anies Baswedan. Jumlah elektabilitasnya mengalami penurunan sebesar hampir 4 persen. Tepatnya 3.9. Sebelumnya, elektabilitas Anies ada di angka 32.2 persen. Kini turun menjadi 28.3 persen. Lagi-lagi saya meminjam ungkapan Hasto Kristiyanto, penurunan elektabilitas Anies merupakan bukti. Bahwa posisi Anies memang merupakan antitesa Jokowi.

Sejak di capres kan oleh Partai Nasdem dulu, elektabilitas Anies Baswedan memang cenderung melonjak cukup tinggi. Bahkan dari rangking 3 naik ke 2. Menyalip Prabowo Subianto. Cuma ketika itu dipandang hanya merupakan eforia sesaat. Tak akan bertahan lama. Adalah pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Mas Adi Prayitno yang memberi penilaian demikian.

Mengapa begitu..? Disarikan dari tayangan Kompas.com tanggal 9 Desember 2022 lalu, menurut Mas Adi naiknya elektabilitas Anies terjadi karena pemilihan momentum yang tepat ketika dilakukan pengumuman capres oleh Nasdem. Momentum tersebut di barengkan dengan saat-saat menjelang lengsernya Anies dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.

Begitu momentum sudah lewat, maka lewat pula kecenderungan naiknya elektabilitas Anies. Persis seperti buih di laut. Yang meskipun awalnya banyak, tapi kemudian surut seiring sapuan ombak. Dan karena hanya merupakan sebuah eforia sebagaimana diatas tadi, kata Mas Adi publik akhirnya menjadi bosan. Tak lagi tertarik melihat sosok Anies Baswedan.

Ya seperti itulah kalau sesuatu digantungkan kepada hal lain. Sebagaimana terjadi pada Anies. Kalau mencermati penilaian Mas Adi, penyebab utama moncernya elektabilitas Anies bukan karena faktor internal. Yang didasarkan pada kemampuan diri Anies secara pribadi. Tapi karena ada pengaruh eksternal. Yaitu tepatnya memilih momentum.

Beda dibanding Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Kedua capres kelompok Jokowi ini saya lihat tak semata mengandalkan tepatnya memilih waktu ketika hendak memulai sebuah event. Baik Ganjar maupun Prabowo mengimbanginya dengan potensi diri. Rupanya, potensi itulah yang sangat lekat dihati para pemilik vox pop.

Saat ini, sosok Ganjar dikenal sebagai Gubernur yang rajin turun melayani warga Jawa Tengah. Gaya menjalankan pemerintahan dengan cara blusukan lekat di hati rakyat. Sementara Prabowo Subianto, dipersepsikan sukses pegang Kementerian Pertahanan. Terutama fokusnya pada program peningkatan alutsista. Ini dia salah satu dari beberapa modal pribadi Ganjar dan Prabowo yang di brandingkan oleh Tim mereka kepada publik.

Menurut saya, Anies Baswedan perlu juga menonjolkan prestasi pribadi. Apa yang dia punya dan bisa dijadikan modal, saya kira sudah waktunya untuk dilempar ke publik. Jangan hanya mengandalkan hal-hal yang ada diluar macam momentum tadi. Tujuannya, agar elektabilitas yang sudah moncer tak tergerus turun sedemikian rupa.

Terlebih, persepsi publik tentang kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta masih ada yang mempertanyakan. Ambil contoh soal janji Rumah DP 0 Persen dan program Oke Oce misalnya. Dimana program ini sering dijadikan senjata oleh lawan. Yang secara langsung maupun tidak, dapat mengikis habis kredibiltas pribadi Anies.

Saya kira Tim Anies perlu kerja lebih keras lagi. Coba masukan dari Mas Adi berikut ini jadikan bahan evaluasi. Bahwa narasi yang disampaikan Anies dalam beberapa kesempatan cenderung itu-itu saja. Juga tak pernah mengeluarkan sikap tegas. Katanya oposisi. Tapi tak keluarkan sikap menentang atau mengkritisi kebijakan pemerintah. Coba sekali-kali hantam itu Pak Jokowi. Blejeti habis-habisan kinerjanya. Siapa tahu elektabilitas Anies naik kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun