Maka tak berlebihan kiranya kalau disimpulkan, bahwa Sandi merupakan tokoh politik yang punya loyalitas sangat tinggi dan kuat. Baik terhadap lembaga politik tempat bernaung yakni Gerindra. Dan terutama kepada tokoh yang telah berjasa mengorbitkan namanya ke panggung politik nasional, yakni Prabowo Subianto.
Melihat kenyataan tersebut, mungkinkah PPP bisa mencaplok Sandi jadi kandidat capres atau cawapres yang akan di masukkan ke KIB tanpa ada rekomendasi Partai Gerindra dan persetujuan Sang Ketua Umum Prabowo Subianto..? Dengan kata lain, tega kah Sandi melakukan penghianatan kepada partai dan tokoh politik yang telah membesarkan dirinya..?
Dalam pandangan saya rasanya agak sulit. Makanya, tak mudah bagi PPP menarik Sandi. Guna masuk begitu saja menjadi kandidat capres atau cawapres KIB. Meskipun aspirasi dari beberapa pengurus daerah datang begitu kuat, tetap butuh lobi yang luar biasa untuk mendapat rekomendasi Gerindra. Serta aktif mendekati Prabowo agar ada persetujuan.
Lepas dari masalah diatas, dibawanya nama Sandi oleh PPP masuk KIB sedikit banyak menimbulkan diskursus baru. Jika dorongannya mengarah pada capres, secara langsung pasti berpengaruh pada posisi Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Yang oleh Golkar juga di capreskan. Tapi kalau sebatas cawapres, bisa menambah daftar nama yang selama ini sudah di kantongi baik oleh PPP, PAN maupun Golkar sendiri.
Problem lebih pelik tentu bisa terjadi di internal Gerindra. Baik sebagai cawapres, terlebih capres. Umpama benar diputuskan sebagai tandem Airlangga, atau siapapun nanti capres yang akan di dorong oleh KIB, besar peluang Sandi rebutan vox pop dengan Prabowo Subianto. Yang juga dipastikan maju pada pilpres 2024 lewat Gerindra
Sebagai capres, apalagi. Posisi Prabowo nyata-nyata terancam. Dalam hal ini, Ketum Gerindra ini dihadapkan pada dua pilihan sangat sulit. Pertama, demi Sandi rela mundur jadi capres dan pilih sebagai King Maker saja. Atau kedua, tetap maju meneruskan tanding “adu banteng” lawan Sandi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H