Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Survei Terkini Poltracking tentang Potensi Suara Capres Ganjar, Prabowo dan Anies

16 Desember 2022   07:22 Diperbarui: 27 Desember 2022   17:46 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga pengecekan suara Poltracking merilis hasil survei terbaru. Yang dilakukan dengan cara wawancara tatap muka. Masa pelaksanaan pada kurun waktu antara tanggal 26-2 Desember 2022. Hasil yang didapat sungguh menarik. Karena ada peta sangat jelas tentang potensi kemenangan masing-masing kandidat. Utamanya yang selama ini selalu dominan nangkring di tiga besar. Yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Poltracking menyodorkan dua jenis simulasi. Pertama, simulasi 20 nama bakal capres. Mungkin untuk kebutuhan memonitor suara capres diluar tiga besar. Selain itu, juga ingin mengakomodir munculnya kandidat baru. Diluar figur yang memang sering masuk survei. Yang kedua, simulasi 3 nama bakal capres dominan. Kalau yang kedua ini saya kira cukup jelas. Untuk mengetahui sejauh mana kekuatan masing-masing.

Tapi pada artikel ini, saya paparkan pendapat hanya pada simulasi 3 nama bakal capres. Mengapa, karena setelah di amati hasilnya sama saja. Baik yang 20 maupun 3 nama, kandidat yang muncul ya tetap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sementara figur lain selalu ada dibawah tiga nama tersebut.

Disarikan dari Kompas.com 15/12/2022, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menyampaikan. Bahwa jika merujuk pada  hasil pilpres sebelumnya, pulau Jawa merupakan kunci kemenangan rebutan suara secara politik. Karena jumlah pemilih yang mencapai hingga 57.4 persen dari total suara secara nasional. Sementara diluar Jawa hanya 42.6 persen.

Selanjutnya, dari beberapa wilayah yang ada di pulau Jawa, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah sangat potensial. Jika mampu meraih suara tertinggi di dua dari tiga provinsi ini, menurut Hanta Yuda akan muncul sebagai pemenang pilpres. Maka tak heran jika konstituen yang tinggal di tiga provinsi tersebut sering menjadi rebutan para kandidat.

Sekarang mari kita simak lebih dalam hasil survei yang di peroleh Poltracking. Dirujuk dari sumber yang sama, untuk provinsi Jawa Barat Anies Baswedan muncul sebagai pemenang. Elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencapai 36.3 persen. Lalu ada Prabowo Subianto 30.8 persen. Dan pemenang ketiga Ganjar Pranowo sejumlah 18.7 persen.

Di Jawa Tengah, yang kata beberapa elit PDIP merupakan basis dari Partai Banteng Moncong Putih, elektabilitas Ganjar Pranowo sangat tinggi. Jauh melebihi dua figur lain. Di daerah sendiri, Ganjar memperoleh hingga 71.4 persen. Lalu pemenang kedua Prabowo Subianto sebanyak 10.8 persen. Sedangkan Anies Baswedan yang terendah. Elektabilitas capres Partai Nasdem ini hanya dikisaran angka 9 persen saja.

Penentu kemenangan berikutnya di provinsi Jawa Timur. Sebuah wilayah, dimana konstituennya biasa diberi lebel “warna hijau” atau kaum Nahdliyin sangat dominan. Disini, lagi-lagi Ganjar keluar sebagai pemenang. Meski suaranya tak sebesar yang diperoleh di Jawa Tengah. Berturut-turut Ganjar mendapat 36.1, Prabowo 25.5 dan Anies 19.6 persen.

Jika berpedoman pada temuan Poltracking di atas, yang punya potensi kuat menang pilpres 2024 dan menggantikan Jokowi sebagai Presiden berikutnya tak lain adalah Ganjar Pranowo. Bisa dilihat, selain jumlah angka elektabilitas yang sangat tinggi, yang utama Ganjar sukses merebut kemenangan di 2 Provinsi. Yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meski di Jawa Barat ada di posisi ketiga, namun jumlah angkanya masih ada di dua digit.

Walau demikian, eksistensi Ketua Umum sekaligus Capres dari Partai Gerindra juga tak bisa di anggap enteng. Melihat “statistik” yang disodorkan oleh Poltracking, keberadaan Prabowo Subianto bisa jadi ancaman serius. Jika dianggap remeh, macam pertandingan bola di Piala Dunia Qatar 2022 antara Jerman lawan kesebelasan “Kapten Tsubasa” Jepang, Ganjar bisa kalah dari Prabowo.

Mengapa bisa begitu..? Tak lain karena posisi Prabowo Subianto yang selalu konstan. Saya perhatikan, meski tak pernah ada di urut pertama, namun juga tak pernah melorot di urut ketiga. Elektabilitas Prabowo kukuh tetap ada di rangking kedua. Demikian pula perolehan suaranya. Konsisten tak bergerak dan mantap di jumlah dua digit.

Dua digitnya juga tak terlampau jauh. Di Jawa Barat 23.1 persen. Di Jawa Tengah 10.8 persen. Dan Di Jawa Timur 25.5 persen. Melihat potensi demikian, Mantan Danjen Kopassus itu bisa jadi Kuda Hitam. Tak disangka-sangka, sanggup ada didepan mengasapi perjalanan Ganjar Pranowo. Meskipun tentunya butuh kerja keras bagi Gerindra dan Tim Prabowo.

Lalu bagaimana dengan Anies Baswedan..? Mantan Menteri Pendidikan era Jokowi periode pertama, tapi kemudian di pecat karena dianggap tak bisa kerja ini memang jadi pemenang di Jawa Barat. Cuma menilik kondisi data elektabilitas yang dikeluarkan Poltracking, posisinya jomplang. Dapat dua digit atau 28.9 persen di Jawa Barat. Kemudian 19.6 persen di Jawa Timur. Tapi hanya satu digit di Jawa Tengah. Persisnya cuma 9 persen saja.

Itupun, kekuatan Anies Baswedan hanya bertumpu di Pulau Jawa daerah bagian Barat. Yang meliputi Provinsi Jawa Barat sendiri, DKI Jakarta dan Banten. Jika di sandingkan dengan temuan Poltracking, dua wilayah “kekuasaan” Anies Baswedan yaitu Banten dan DKI Jakarta, ternyata tak masuk dalam parameter wilayah kemenangan.

Maka agar bisa leading, Anies  Baswedan dan Tim serta partai-partai pengusung utamanya Nasdem, harus berupaya menutupi kekurangan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan cara intervensi yang sangat kuat buat rebut vox pop di luar Pulau Jawa. Seperti misalnya memaksimalkan perolehan suara di wilayah Sumatra Barat khususnya Padang. Juga di wilayah Sulawesi khususnya Makasar.

Well, apa yang disajikan oleh Poltracking di atas memang sebatas temuan survei. Yang secara total belum bisa dianggap sebagai representasi pemilik suara se-Indonesia. Fakta riilnya tentu harus melihat hasil final penghitungan suara oleh KPU. Tapi bagaimanapun juga, dapat dijadikan rujukan oleh kita selaku pemilik suara. Juga buat pedoman bagi para kandidat dalam menyusun strategi pemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun