Mengapa bisa begitu..? Tak lain karena posisi Prabowo Subianto yang selalu konstan. Saya perhatikan, meski tak pernah ada di urut pertama, namun juga tak pernah melorot di urut ketiga. Elektabilitas Prabowo kukuh tetap ada di rangking kedua. Demikian pula perolehan suaranya. Konsisten tak bergerak dan mantap di jumlah dua digit.
Dua digitnya juga tak terlampau jauh. Di Jawa Barat 23.1 persen. Di Jawa Tengah 10.8 persen. Dan Di Jawa Timur 25.5 persen. Melihat potensi demikian, Mantan Danjen Kopassus itu bisa jadi Kuda Hitam. Tak disangka-sangka, sanggup ada didepan mengasapi perjalanan Ganjar Pranowo. Meskipun tentunya butuh kerja keras bagi Gerindra dan Tim Prabowo.
Lalu bagaimana dengan Anies Baswedan..? Mantan Menteri Pendidikan era Jokowi periode pertama, tapi kemudian di pecat karena dianggap tak bisa kerja ini memang jadi pemenang di Jawa Barat. Cuma menilik kondisi data elektabilitas yang dikeluarkan Poltracking, posisinya jomplang. Dapat dua digit atau 28.9 persen di Jawa Barat. Kemudian 19.6 persen di Jawa Timur. Tapi hanya satu digit di Jawa Tengah. Persisnya cuma 9 persen saja.
Itupun, kekuatan Anies Baswedan hanya bertumpu di Pulau Jawa daerah bagian Barat. Yang meliputi Provinsi Jawa Barat sendiri, DKI Jakarta dan Banten. Jika di sandingkan dengan temuan Poltracking, dua wilayah “kekuasaan” Anies Baswedan yaitu Banten dan DKI Jakarta, ternyata tak masuk dalam parameter wilayah kemenangan.
Maka agar bisa leading, Anies Baswedan dan Tim serta partai-partai pengusung utamanya Nasdem, harus berupaya menutupi kekurangan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan cara intervensi yang sangat kuat buat rebut vox pop di luar Pulau Jawa. Seperti misalnya memaksimalkan perolehan suara di wilayah Sumatra Barat khususnya Padang. Juga di wilayah Sulawesi khususnya Makasar.
Well, apa yang disajikan oleh Poltracking di atas memang sebatas temuan survei. Yang secara total belum bisa dianggap sebagai representasi pemilik suara se-Indonesia. Fakta riilnya tentu harus melihat hasil final penghitungan suara oleh KPU. Tapi bagaimanapun juga, dapat dijadikan rujukan oleh kita selaku pemilik suara. Juga buat pedoman bagi para kandidat dalam menyusun strategi pemenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H