Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertimbangan PAN Capreskan Ganjar Bagai Semut Tarung Lawan Gajah

3 Desember 2022   08:12 Diperbarui: 27 Desember 2022   17:29 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Pertimbangan Ganjar Jadi Capres, Sumber Foto CNN Indonesia.

Ada perkembangan terbaru dalam konteks pilpres 2024. Datang dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas. Saat digelar acara peluncuran bakal caleg di Semarang tanggal 02/12/2022 kemarin, Zulhas kasih pernyataan tertulis. Yang paling menarik dari pernyataan itu, PAN mempertimbangkan usulan untuk capreskan Ganjar Pranowo. Alasannya, Gubernur Jateng ini selalu menempati urut teratas hasil sejumlah lembaga survei.

Meski baru sebatas pertimbangan, namun cukup dekat akan jadi keputusan. Setidaknya karena dua faktor. Pertama, hingga saat ini PAN belum punya calon yang cukup kuat, termasuk Pak Zulhas sendiri sebagai Ketua Umum, untuk ditarungkan secara “adu banteng” lawan kandidat lain. Terutama capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dan jagoan Nasdem Anies Baswedan.

Kedua, beberapa daerah sudah ada yang mengajukan aspirasi ke DPP PAN. Agar partai peninggalan Amies Rais, dimana beliaunya sekarang dalam posisi “ngambek” bentuk parpol sendiri bernama Partai Umat, mencapreskan Ganjar Pranowo. Adalah DPW PAN Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur yang sudah mendeklarasikan diri arahkan dukungan pada Ganjar.

Bagi saya dan bisa jadi pula sebagian dari anda para pembaca, pernyataan tertulis Zulhas adalah hal biasa. Mengapa, karena pembicaraan soal dukungan para elit PAN kepada Ganjar memang sudah mengemuka jauh hari sebelumnya. Cuma ketika itu baru sebatas wacana. Disampaikan secara tak resmi pula dalam suasana non formal. Kalau yang disampaikan Zulhas sekarang, jelas forum resmi. Atas nama lembaga lagi.

Tapi bagi Bu Mega dkk, pernyataan tertulis Zulhas mungkin ibarat dada kena bogem. Yang bisa jadi amat menyesakkan. Lha bagaimana tidak. Ganjar merupakan kader PDIP murni. Asli 24 karat. Sejak awal masuk politik lepas kuliah, ya langsung pilih partai moncong putih. Otomatis, pendidikan kader yang diterima Ganjar, murni ideologi PDIP. Tak bercampur materi partai lain.

Sekarang, dengan gampangnya PAN ingin ambil Ganjar. Padahal, tak ikut cawe-cawe kerepotan mendidik yang bersangkutan. Terlebih, soal keputusan nyapres atau tidak bagi seorang kader PDIP, sesuai amanat kongres ditentukan oleh Bu Mega. Bukan oleh kader lain. Meskipun merupakan elit pengurus PDIP. Apalagi oleh partai sebelah macam PAN “milik” Zulkifli Hasan.

Ditambah lagi, kuat dugaan PDIP akan mencapreskan Puan Maharani. Putri Mahkota yang sejak awal memang dikader jadi generasi penerus Megawati. Baik di lingkungan PDIP maupun di pemerintahan. Melanjutkan tradisi keturunan Soekarno sebagai salah satu dari beberapa tokoh pendiri bangsa. Dengan demikian, sebagai capres kedudukan Ganjar tak ada apa-apanya dibanding Puan.

Naah, sudah tahu begitu, kok bisa-bisanya PAN berani  sebut Ganjar sebagai pertimbangan untuk di capreskan. Secara terang-terangan pula. Tanpa permisi atau kulo nuwun kepada PDIP. Sebagai partai yang punya kuasa penuh atas nasib Ganjar. Kelihatan PAN main terobos saja. Seakan-akan tak mengindahkan ketentuan internal PDIP. Ini sama saja ngajak perang.

Padahal, PAN tergolong partai gurem. Posisinya ada di papan bawah klasemen. Saat gelaran pileg 2019, hanya dapat sebanyak 6.84 persen. Atau setara konversi jumlah suara 9 juta sekian. Menempati ranking ke-8 dari 9 parpol yang lolos parlemen threshold. Jika diukur pakai syarat minimal 4 persen, nyaris tak mampu menempatkan kadernya sebagai anggota legislatif.

Sebaliknya, PDIP merupakan partai besar. Posisinya di papan atas klasemen. Pada pemilu 2019, dipilih rakyat jauh melebihi yang diperoleh PAN. PDIP mendapatkan suara sebanyak 19.33 persen. Atau setara 27 juta lebih. Menempati ranking ke-1 dari 9 parpol yang lolos parlemen threshold. Partai milik Bu Mega ini sukses menempatkan kadernya sebanyak 128 orang di DPR RI.

Ya benar. Eksistensi PDIP dan PAN sungguh ekstrim. Satu di puncak. Sementara satunya lagi, nyaris di dasar. Menyimak keberanian PAN sebut Ganjar sebagai capres yang dipertimbangkan, ibarat dongeng lawas tantangan Gajah kepada para binatang di hutan “wakanda”. Sebuah wilayah yang ada di negeri antah berantah. Dihuni oleh ragam jenis binatang. Dari yang terbesar macam gajah. Hingga yang kecil macam semut.

Konon katanya, gajah sebagai binatang terbesar tantang duel sipapun yang ada di hutan. Karena beda ukuran badan, maka tak satupun yang berani. Sampai akhirya tampil binatang terkecil bernama semut. Melihat kenyataan demikian, gajah tertawa terbahak-bahak. Sangat jumawa dan sombong yakin dapat mengalahkan semut. Tapi faktanya ternyata beda.

Pertarungan gajah lawan semut yang secara kasat mata nampak tak seimbang itu, berakhir diluar perkiraan. Gajah yang perawakannya besar, ternyata keok lawan semut kecil. Cara semut kalahkan gajah tergolong unik. Dia tak meladeni tarung secara face to face. Tapi pilih masuk ke telinga gajah. Naahh, saat didalam telinga inilah, semut mengamuk. Binatang yang disepelekan ini menggigit benda apapun yang ada disekitarnya. Akibatnya, gajah kewalahan dan mengaku kalah.

PAN nampaknya paham strategi semut kecil saat mengalahkan gajah yang jauh lebih superior. Kalau tarung secara terbuka bikin kampanye besar-besaran ketika pemilu, lalu rebutan vox pop langsung dihadapan publik, jelas tak mampu. PAN akan keteteran dan pasti kalah. Maka harus pakai strategi lain. Yaitu menghindari pertarungan “adu banteng”.

Maka dipilih cara yang dipakai semut. Masuk keruang organ vital si moncong putih. Apa itu? Ambil keputusan capreskan kader terbaik PDIP. Yakni Ganjar Pranowo. Kalau sukses, ini ibarat semut mengamuk di dalam telinga gajah. Sebagai efek ekor jas, akan menyeret para pendukung dan pemilih Ganjar masuk gerbong PAN. Anda tahu, salah satu atau salah banyak diantara mereka, adalah anggota PDIP yang nyebrang ke PAN secara diam-diam karena faktor Ganjar.

Sekarang tinggal bagaimana tanggapan Ganjar Pranowo. Berani tidak menerima “pinangan” partai milik Zulhas tersebut. Kalau soal KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu dimana PAN terikat perkawanan bareng PPP dan Golkar, saya kira lebih gampang. PPP yakin setuju. Karena juga dapat efek ekor jas macam PAN. Lalu Golkar? Kalau paketnya Ganjar-Airlangga, Golkar akan senyum-senyum tanda gembira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun