Ya benar. Eksistensi PDIP dan PAN sungguh ekstrim. Satu di puncak. Sementara satunya lagi, nyaris di dasar. Menyimak keberanian PAN sebut Ganjar sebagai capres yang dipertimbangkan, ibarat dongeng lawas tantangan Gajah kepada para binatang di hutan “wakanda”. Sebuah wilayah yang ada di negeri antah berantah. Dihuni oleh ragam jenis binatang. Dari yang terbesar macam gajah. Hingga yang kecil macam semut.
Konon katanya, gajah sebagai binatang terbesar tantang duel sipapun yang ada di hutan. Karena beda ukuran badan, maka tak satupun yang berani. Sampai akhirya tampil binatang terkecil bernama semut. Melihat kenyataan demikian, gajah tertawa terbahak-bahak. Sangat jumawa dan sombong yakin dapat mengalahkan semut. Tapi faktanya ternyata beda.
Pertarungan gajah lawan semut yang secara kasat mata nampak tak seimbang itu, berakhir diluar perkiraan. Gajah yang perawakannya besar, ternyata keok lawan semut kecil. Cara semut kalahkan gajah tergolong unik. Dia tak meladeni tarung secara face to face. Tapi pilih masuk ke telinga gajah. Naahh, saat didalam telinga inilah, semut mengamuk. Binatang yang disepelekan ini menggigit benda apapun yang ada disekitarnya. Akibatnya, gajah kewalahan dan mengaku kalah.
PAN nampaknya paham strategi semut kecil saat mengalahkan gajah yang jauh lebih superior. Kalau tarung secara terbuka bikin kampanye besar-besaran ketika pemilu, lalu rebutan vox pop langsung dihadapan publik, jelas tak mampu. PAN akan keteteran dan pasti kalah. Maka harus pakai strategi lain. Yaitu menghindari pertarungan “adu banteng”.
Maka dipilih cara yang dipakai semut. Masuk keruang organ vital si moncong putih. Apa itu? Ambil keputusan capreskan kader terbaik PDIP. Yakni Ganjar Pranowo. Kalau sukses, ini ibarat semut mengamuk di dalam telinga gajah. Sebagai efek ekor jas, akan menyeret para pendukung dan pemilih Ganjar masuk gerbong PAN. Anda tahu, salah satu atau salah banyak diantara mereka, adalah anggota PDIP yang nyebrang ke PAN secara diam-diam karena faktor Ganjar.
Sekarang tinggal bagaimana tanggapan Ganjar Pranowo. Berani tidak menerima “pinangan” partai milik Zulhas tersebut. Kalau soal KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu dimana PAN terikat perkawanan bareng PPP dan Golkar, saya kira lebih gampang. PPP yakin setuju. Karena juga dapat efek ekor jas macam PAN. Lalu Golkar? Kalau paketnya Ganjar-Airlangga, Golkar akan senyum-senyum tanda gembira.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H