Makin dekat pilpres 2024, terjadi “perang” survei. Entah pesanan atau bukan, yang jelas beberapa lembaga mengeluarkan hasil berbeda. Kita tentu jadi bertanya-tanya, kok bisa tidak sama. Padahal, yang namanya pemenang dalam kontestasi rebutan vox pop didunia politik itu kan cuma satu. Tak mungkin dua, apalagi hingga tiga atau empat.
Tapi sudahlah. Tak perlu kita urus soal itu. Biar menjadi penelitian para ahli, sejauh mana validitas akurasi masing-masing. Kita yang hanya sebagai penonton, cukup melihatnya dari laporan media. Namun jangan kesusu tentukan sikap. Lakukan perbandingan informasi dan telisik kredibilitas lembaga survei. Baru kemudian ambil keputusan. Agar kita tak kecele. Apalagi cuma jadi obyek permainan para politisi.
Sebelumnya, Litbang Kompas pernah rilis hasil survei tentang tren pilihan partai politik. Diselenggarakan pada rentang waktu 24 September-7 Oktober 2022 secara tatap muka. Hasilnya, parpol papan atas ditempati secara rangking oleh PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat. Sementara papan bawah berturut-turut ada PKB, PKS, Nasdem, PAN dan terakhir PPP.
Pada Senin 28/11/2022 kemarin, Indopol keluarkan hasil survei tentang tren serupa. Cuma ketika lihat posisi papan atas, hasilnya beda jauh. Partai Nasdem yang di Litbang Kompas ada di papan bawah urutan ke-7, loncat cukup tinggi ke rangking-3. Mengalahkan Golkar yang ada di ranking-4. Sementara pemenang pertama dan kedua tetap PDIP dan Gerindra.
Katanya sich, kenaikan signifikan yang dialami partai Nasdem karena efek ekor jas setelah Surya Paloh putuskan Anies Baswedan sebagai capres. Benar atau tidak, sekali lagi biarlah diteliti oleh para pakar. Juga dapat kita lihat hasilnya nanti ketika sudah terlaksana pemilu legislatif tahun 2024. Meskipun memang tetap jadi pertanyaan, selama belum ada bukti valid.
Kembali ke bahasan utama. Diolah dari berbagai sumber, tak mau kalah Median rilis survei tentang simulasi “adu banteng” capres-cawapres di pilpres 2024. Survei yang diadakan pada rentang waktu 9-17 November 2022, meskipun dihadapkan pada 5 skenario lawan, menempatkan pasangan Prabowo-Cak Imin sebagai pemenang. Rata-rata, hasil perolehan pasangan ini sebesar 29.25.
Beda lagi yang dihasilkan oleh Charta Politika. Walau tak pakai simulasi pasangan, namun saya kira cukup mewakili untuk dijadikan rujukan. Survei yang diadakan pada rentang waktu 4-12 November 2022, menempatkan Ganjar Pranowo sebagai pemenang. Gubernur Jateng ini nendapatkan angka 32,6%. Urut kedua Anies Baswedan 23.1%. Dan ketiga Prabowo Subianto 22%.
Selain Median dan Charta Politika, Indopol serta Litbang Son Po tak mau kalah merilis hasil survei tentang capres. Dari Indopol, yang diselenggarakan pada rentang waktu 8-14 November 2022, didapat data Anies Baswedan muncul sebagai pemenang. Dapat angka sebesar 25.09%. Lalu dibawah Anies ada Ganjar Pranowo 22.03% serta Prabowo Subianto 13.50%.
Sama waktunya dengan Indopol, Litbang Sin Po juga mengadakan survei pada rentang waktu tanggal 8-14 November 2022. Lembaga ini menggunakan enam simulasi capres. Namun tanpa cawapres. Dari ke enam-enamnya, Prabowo jadi raja. Hasil angkanya sangat tinggi. Hingga mencapai rata-rata 41.8%. Sementara Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan yang lain ada dibawah Prabowo.
Apakah kedepan bakal muncul lagi berbagai hasil survei..? Pasti. Mengapa..? Karena diakui atau tidak, hasil survei adalah alat mempengaruhi keputusan konstituen. Dengan kata lain, akan dijadikan bahan oleh para politisi atau kandidat. Yang pada akhirnya dirujuk oleh seorang pemilik suara dalam menentukan keputusan hendak pilih figur siapa.