Pembicaraan soal kemungkinan Prabowo Subianto gandengan sama Ganjar Pranowo lagi ramai. Sebelumnya, tentang hal ini sudah pernah saya tulis. Tak kasih judul “Menakar Dukungan Jokowi Jika Prabowo & Ganjar Maju Berpasangan”. Kini kemungkinan tersebut makin menguat. Bukan tanpa alasan. Mengingat pada beberapa kesempatan berbeda, terang-terangan Jokowi arahkan dukungan pada Prabowo dan Ganjar.
Kita simak. Berawal saat Jokowi pidato di Magelang acara Rakernas ke-5 Projo. Kata Jokowi, “Jangan tergesa-gesa. Meskipun yang kita dukung ada disini”. Opini peserta Rakernas langsung tertuju pada Ganjar yang juga hadir di situ. Lalu keluar penegasan “Habis ini jatah Pak Prabowo” di HUT Perindo. Yang terbaru, kode “rambut putih” Jokowi pada kegiatan Gerakan Nusantara Bersatu di GBK Sabtu kemarin.
Seorang pengamat politik Ray Rangkuti kasih pandangan. Disarikan dari tayangan Kompas.com 26/11/2022, Ray perkirakan Partai Gerindra akan sambut gembira kemungkinan Prabowo Subianto gandengan sama Ganjar Pranowo. Terinci, Ray menyimpulkan kalau capres Ganjar didampingi oleh Prabowo sebagai cawapres, bisa jadi lawan berat yang akan mampu melibas Anies Baswedan.
Saya sepakat dengan penilaian Ray. Namun beda dalam soal paket. Kalau Ray yakin Ganjar-Prabowo, saya malah sebaliknya. Prabowo-Ganjar. Yang memperkuat dugaan saya adalah pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburrokhman. Dirujuk dari sumber yang sama, elit pengurus ini tegaskan, Gerindra sudah dengan gamblang mendorong Prabowo jadi capres. Bukan cawapres.
Berhubung merupakan keputusan partai, maka fix Prabowo sebagai capres. Yang tentu saja tak bisa lagi di otak-atik. Meski berpasangan dengan Ganjar punya potensi besar untuk menang pilpres 2024, tapi kalau harus menggeser Prabowo ngalah jadi cawapres, saya kira Partai Gerindra tak suka. Jika dipaksakan tetap Ganjar, mungkin akan cari sosok lain.
Mengapa, karena merupakan kesempatan terakhir bagi Prabowo. Pasca 2024 Gerindra saya kira akan berpikir realistis. Disamping karena faktor umur, makin banyaknya kader politisi muda seakan jadi “batu sandungan” bagi Prabowo nyapres lagi. Kader muda dimaksud, terutama Ganjar Pranowo. Yang kalau mau nyawapres bareng Prabowo kali ini, kedepan pasti tambah bersinar.
Lha gimana tidak, mengelola negara bersama presiden Prabowo Subianto, andai ditakdir menang, wapres Ganjar Pranowo punya panggung politik. Sangat elit lagi. Bukan ecek-ecek. Kesempatan besar bagi Ganjar membuktikan eksistensi. Bahwa kader PDIP ini mampu dan punya kualitas jadi kepala negara berikutnya. Sebagaimana telah ditunjukkan selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Melihat sinar cerah demikian rupa, dimata elit politik manapun tentu sayang kalau sampai lepas dari cawapres. Maka wajar kalau PKB dalam hal ini Sang Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menunjukkan reaksi cukup frontal begitu ada isu Prabowo-Ganjar. Disamping karena sudah lebih dulu mendekat, ada di posisi cawapres Prabowo bisa jadi jembatan sangat strategis untuk nanti pada 2029 naik jadi capres.
Tapi yang nampak terganggu dengan rencana pasangan Prabowo-Ganjar bukan hanya PKB Cak Imin. PDIP termasuk Ibu Megawati saya pastikan tak terima. Sudah kadernya dicaplok, masih ditambah tertutupnya peluang putri mahkota Puan Maharani naik ke panggung kontestasi pilpres 2024. Bagi PDIP Ibu Mega, wacana Prabowo-Ganjar adalah ancaman serius terhadap wibawa partai.
Disamping itu, Golkar rupanya ikut tersenggol. Bagaimana tidak, partai warisan Pak Harto ini juga ancang-ancang menarik Ganjar sebagai cawapres Ketumnya Airlangga Hartarto. “Peluang menduetkan Airlangga-Ganjar juga terbuka lebar” kata Lamhot Sinaga. Salah satu Ketua DPP Partai Golkar. Kalau sampai diambil Prabowo, sulit cari pengganti lain. Utamanya yang punya potensi kemenangan sama seperti Ganjar.
Lalu darimana kira-kira pasangan Prabowo-Ganjar berangkat daftar pilpres ke KPU..? Jika Ibu Megawati setuju, yang paling strategis ya pastilah lewat PDIP. Banyak keuntungan kalau jadi fakta. Pertama, suara PDIP bisa tambah meroket. Kedua, dapat mengkader Ganjar untuk nanti dinaikkan jadi capres pada 2029. Ketiga, hubungan PDIP Megawati dengan Jokowi tetap harmonis.
Terus gimana nasib PKB, mengingat sudah lebih dulu ikat koalisi dengan Gerindra bahkan ada MoU..? Kalau Cak Imin legowo demi kebesaran partai, rencana paket Prabowo-Ganjar makin tak terbendung. Akan tambah jos. Dan saya kira merupakan langkah terbaik bagi PKB. Meski tak dapat cawapres, partai warisan Gus Dur ini masih bisa dapat kuasa “otak-atik” posisi menteri sesuai keinginan. Yakin saya, Gerindra PDIP tak keberatan.
Andai sodoran paket Prabowo-Ganjar tak direspon oleh PKB maupun PDIP, masih ada peluang lain. Gerindra bisa lakukan lobby ke PPP dan PAN. Dengan catatan, keduanya lepas dari Koalisi Indonesia Bersatu. Terlebih, dipelbagai daerah telah muncul dukungan kepada Ganjar. Baik dari para kader PPP maupun PAN. Pengurus DPP tingkat pusat tinggal menyambungkan saja. Insya Allah bukan pekerjaan sulit.
Kalau lobby tersebut sukses, dapat memaksa Golkar lakukan pilihan sangat rumit. Ikut ajakan Gerindra harus rela lepas Airlangga sebagai capres. Tidak ikut, bisa sendirian ditinggal oleh PPP dan PAN. Yang agak bagus, kalau gabung ke PDIP. Usung paket Airlangga-Puan atau Puan-Airlangga. Cuma, peluang menangnya kecil. Karena elektabilitas keduanya rendah. Makanya saya sebut “agak bagus”.
Golkar gabung ke Nasdem, Demokrat dan PKS..? Menurut saya agak berat. Terutama dari sisi Golkar. Disamping harus rela dukung Anies sebagai capres, masih belum tentu dapat cawapres, akibat rebutan sama AHY atau Aher. Terlebih dengan PKS. Platform Partai Golkar tak maching. Sebab PKS terkenal lebih dekat ke golongan “kanan”.
PKB sendiri, jika lepas dari Gerindra dan tak mau gabung dengan PDIP-Golkar atau prediksi koalisi keduanya, bisa meneruskan wacana kemarin sebelum ikat MoU dengan Gerindra. Apa itu, kembali ajak PKS. Tentu dengan konsekwensi mau terima keputusan Nasdem capreskan Anies. Apa ada peluang dapat cawapres.? Sebagai alternatif atasi rebutan posisi calon RI-2 antara AHY Aher, ini merupakan jalan tengah yang realaistis. Mengingat ranking PKB lebih tinggi dibanding ketiga partai itu.
By the way, kalau beberapa hitungan saya diatas jadi kenyataan, pada pilpres 2024 mendatang akan muncul tiga kandidat capres-cawapres. Yaitu pasangan Prabowo-Ganjar yang diusung oleh Gerindra, PPP dan PAN. Lalu ada Puan-Airlangga atau dibalik Airlangga-Puan oleh PDIP Golkar. Serta paket Anies-Cak Imin oleh gabungan Nasdem, PKB, Demokrat dan PKS. Bagaimana senyatanya..? Mari kita tunggu bersama-sama. Sambil tersenyum lihat para elit politik saling sindir, sikut dan senggol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H