Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka Untuk Mbak Puan Maharani

26 November 2022   08:11 Diperbarui: 26 November 2022   08:33 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPR RI PUan Maharani Saat Disambut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Foto Dok. Kompas.com/Pemkot Solo

Sebab ada loh Mbak. Pejabat daerah yang suka riyak. Tapi sebenarnya cuma ingin di capreskan. Ironisnya, yang dipamerkan bukan hanya soal kegiatan. Tapi sak wajah-wajahnya yang ganteng-pun, ikut di disodorkan kehadapan publik. Maka tak salah komentar Mbak yang mengatakan, “Kenapa saya ngomong ini.? Kadang-kadang sekarang kita ini suka, yo wes lah dia saja, asal ganteng. Dia saja yang dipilih, asal bukan perempuan”.

Sudah riyak, masih juga ingin selalu eksis di medsos atau TV. Padahal sama sekali tak mampu kerja. Alias nol. Bisanya ya cuma membangun pencitraan diri. Kata Mbak soal ini, “Yowes dia saja, walau nggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat”.

Sebaliknya yang saya tahu, meski seorang pejabat tinggi, Mbak Puan senantiasa sangat-sangat dekat berada disamping rakyat. Dimana kedekatan itu tak perlu dipamerkan lewat medsos atau TV. Inilah pilihan sikap yang sebenarnya sangat ideal sekali. Beda jauh dengan pejabat daerah yang tak menghargai Mbak sebagaimana diatas tadi.

Bahkan saking dekatnya, Mbak tak pernah membeda-bedakan rakyat berdasar kewilayahan. Jangankan dinegara sendiri. Penduduk Indonesia tercinta ini. Warga negara asingpun, Mbak sambangi ketika tertimpa musibah. Contohnya adalah kepedualian Mbak terhadap tragedi pesta hallowen di Itaewon. Siapa sangka. Rasa empati Mbak terhadap rakyat kecil sangat besar. Hingga tembus ke luar negeri.

Maka saya tak sejalan dengan pendapat negatif sebagian orang tentang aksi bagi-bagi kaos hitam beberapa waktu lalu. Yang kata beberapa media Mbak melakukannya sambil cemberut. Hakikat sebenarnya bukan begitu. Dalam pandangan saya, itu merupakan ekspresi turut serta merasakan pahit getirnya penderitaan rakyat. Lha, yang namanya gambaran menderita kan bukan dengan ekspresi senyum. Tapi ya harus dengan wajah cemberut itu.

Sebagai penutup surat ini, saya doakan juga Mbak Puan diputuskan oleh Ibu Megawati sebagai capres. Agar di PDIP ada penerus trah Soekarno. Ingat Mbak, jangan sampai jatuh ke tangan orang lain. Apalagi kepada Pak Ganjar Pranowo yang cuma angggota partai. Sementara Mbak Puan adalah elit pengurus. Demikian surat terbuka saya ini Mbak Puan. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan. Wassalamualaikum.

NB : Semua komentar Mbak Puan, dikutip dari Suara.com, 30/04/2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun