Tapi untuk pilpres tunggu dulu. Pilihannya sangatlah terbatas. KPU membolehkan satu partai hanya satu paket. Tidak boleh lebih. Termasuk bagi PDIP. Disini, faktor kemampuan dan elektabilitas tentu jadi pertimbangan pokok. Maka yang masuk kriteria realistis adalah Ganjar. Bukan Puan. Tapi ada halangan. Jika paket itu menang, posisi Ganjar cuma wakil.
Anda paham kan. Kekuasaan wakil mana kuat. Pastinya ada dibawah bayang-bayang Puan. Meski usulan kebijakan yang disampaikan wakil berkualitas, jika presiden tak berkenan tetap bisa di veto. Maka kalau ini yang jadi pertimbangan, kelompok modern di PDIP bisa golput. Tak mau pilih capres. Baik paket Puan-Ganjar dari partai sendiri. Terlebih pasangan yang disodorkan oleh parpol lain..
Penyebabnya, karena tak satupun dari beberapa paket tersebut masuk kriteria. Paket Puan-Ganjar tak selera karena Ganjar cuma orang kedua. Lalu pasangan partai lain juga tak selera. Karena yang menyodorkan bukan PDIP. Bagi kelompok ini, meski punya sendiri tak cocok, bukan berarti secara politik lalu mau pilih pasangan milik parpol lain.
Sekarang dikelompok terakhir atau yang ketiga. Siapa mereka ini..? Adalah orang “diluaran” sana. Yang punya pilihan bebas. Tak terikat oleh satupun partai politik. Baik yang tarung di legislatif maupun pilpres. Bagi mereka ini, soal waktu pilihan bukan pada saat ini. Tapi nanti ketika dekat-dekat pemilu. Mengapa, karena mereka butuh perenungan untuk menentukan sikap.
Darimana sikap dihasilkan..? Dari proses bergulirnya pemilu sejak awal hingga sampai pada waktu coblosan. Sama dengan kelompok modern di PDIP, mereka ini punya sikap realistis. Mengedepankan potensi dan kemampuan. Maka sebelum menjatuhkan pilihan, para calon di telisik sangat dalam. Baik tentang visi misi, program, kebijakan dan terutama siapa figur yang punya kuasa jika nanti terpilih.
Melihat pertimbangan demikian, saya ragu paket pasangan Puan-Ganjar masuk dalam nominasi mereka. Alasannya karena faktor Puan, bukan Ganjar. Sudah tak punya elektabilitas, kemampuannya masih diragukan lagi. Jadinya, kelompok ini akan melirik pasangan capres-cawapres dari parpol lain. Yang punya peluang tentu lawan Puan-Ganjar. Kemungkinan ke capres Gerindra Prabowo Subianto.
So, Puan-Ganjar memang cukup solutif buat meredam gejolak soal kandidat di PDIP. Cuma, ya itu tadi, tak perlu terlalu optimis bicara kemenangan. Butuh kerja sangat-sangat keras agar paket tersebut leading. Terutama tentang bagaimana mengelola kelompok modern. Yang ada di internal PDIP harus dipertahankan. Sementara diluar PDIP butuh diyakinkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H