Itu tentang rataknya hubungan Paloh Jokowi. Di kesempatan lain, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fakhri Hamzah kasih sindiran cukup pedas atas gagalnya deklarasi koalisi tanggal 10 November 2022. Dimana penggagasnya adalah partai Nasdem sendiri. Demokrat PKS tak mau. Kata Fakhri, gagalnya deklarasi karena belum ada kesepakatan para bandar. Yang paham konstelasi politik, pasti paham apa maksud Fakhri.
Tak luput, salah seorang Ketua DPP PKS turut menyumbang terhadap "apesnya" partai Nasdem. Adalah Mardani Ali Sera, yang secara tegas mengatakan, tak kunjung disambutnya ajakan Nasdem oleh PKS tak lain karena platform koalisi yang belum terbentuk dengan jelas wujudnya. Bulat, lonjong, persegi atau seperti apa..
Masalah cawapres juga jadi bidikan PKS. Sebagaimana sudah mahfum, Partai ini ingin mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher berangkat jadi pendamping Anies. PKS rebutan dengan Demokrat. Yang ngotot sodorkan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Siapa diantara kader PKS dan Demokrat yang pada akhirnya beroleh keputusan Anies, layak kita tunggu bersama.
Masih kurang, lewat Mardani Ali Sera PKS juga mempersoalkan tentang kabinet. Entah seperti apa maunya, yang jelas kalau mampu paksakan usulannya hingga Nasdem setuju, menurut saya PKS dapat beberapa kali lipat. Maklum saja, dalam kurun waktu hampir sepuluh tahun partai ini "puasa" tak menikmati fasilitas kekuasaan. Dan pada momentum pencapresan, PKS anggap sebagai kesempatan besar.
Terkini, elit Demokrat berseteru dengan pengurus Nasdem. Gara-garanya, ada pertemuan antara Wali Kota Solo yang juga putra sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka, yang sebenarnya dipersepsikan sebagai lawan, dengan Anies Baswedan di sebuah hotel. Terdapat beda persepsi diantara kedua elit tersebut. Sayangnya, tidak didiskusikan secara tertutup di internal. Tapi terbuka saling saut di media.
Kata pengurus Demokrat Andi Arief menanggapi ketemunya Gibran Anies, seharusnya Nasdem lebih disiplin dalam berkoalisi. Jangan lalu tiap ketemu figur diluar kader Demokrat PKS, dijadikan penawaran kesana kesini. Waketum Nasdem Ahmad Ali tak terima. Balas Ahmad Ali, pernyataan soal peluang Gibran jadi pendamping Anies bukan sebagai bentuk tak disiplin dalam koalisi.
Secara pribadi saya prihatin terhadap nasib partai Nasdem dan Surya Paloh saat ini. Bukannya sibuk menata masa depan hadapi pemilu dan pilpres 2024, justru direpotkan oleh kondisi internal. Kalau tak ada upaya menyelesaiakan secepat mungkin, hasil survei terkini tentang anjloknya suara Nasdem bisa jadi fakta menyakitkan. Nasdem akan tersingkir di legislatif. Menyusul Hanura yang sudah lebih dulu out pada pemilu 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H