Namun untuk kepentingan merespon keputusan KIB tentang kriteria capres-cawapres, kita ambil yang sudah pasti. Bukan hendak menafikan atau menepis kemungkinan adanya perubahan kelak dikemudian hari. Tapi semata hanya untuk melakukan pengukuran antara kemauan KIB dengan perkembangan terkini soal kandidat atau figur. Manakah diantara tiga besar hasil survei diatas yang bisa masuk radar KIB..?
Menurut saya, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan, sama-sama masuk lima kriteria. Meskipun kalau melihat yang pertama sampai keempat, pendapat saya ini masih relatif dan terbuka kemungkinan untuk diperdebatkan. Sebagai akibat adanya sifat-sifat umum, normatif dan standard dalam empat kriteria awal sebagaimana diputuskan oleh KIB.
Tapi untuk kriteria yang kelima yaitu elektabilitas, dan sekali lagi saya tekankan “ini yang terpenting” kata Baidlowi, baik Prabowo, Ganjar dan Anies seratus persen masuk. Saya yakin, tak ada diantara pembaca yang berani mendebat saya tentang hal ini. Mengapa, karena melihat beberapa kali survei dari awal hingga terbaru, ketiga politisi tersebut selalu dominan dibanding tokoh lain.
Maka, tak ada pilihan lain yang layak masuk nominasi kecuali Prabowo, Ganjar dan Anies. Hanya saja, karena cuma diperlukan satu tokoh, sekarang tinggal berapa kuat diantara ketiganya yang ada kemungkinan diambil oleh KIB. Mari kita mulai dari Anies Baswedan. Seorang politisi, namun bukan pengurus apalagi pemilik partai.
Anies memang masuk kriteria capres cawapres. Cuma dalam pandangan saya, ada halangan cukup prinsip untuk bisa diambil oleh KIB sebagai capres. Mengapa, karena di KIB ada Golkar. Yang meski survei Ketumnya Airlangga kurang mendukung, tapi partainya jauh lebih besar dibanding Nasdem. Kalau cawapres masih mungkin dipertimbangkan. Namun apa iya Anies Nasdem mau turun pangkat. Saya yakin tak kan mau. Jadi nama Anies kita keluarkan.
Sekarang Ganjar Pranowo. Peluang Gubernur Jateng ini sebenarnya cukup besar masuk ke KIB. Bahkan, kapan hari memang sempat beredar usulan duet Ganjar-Airlangga. Yang saya kira sangat potensial bisa menang pilpres. Hanya saja, setelah Ganjar dipanggil oleh PDIP, dan disidang disiplin partai, usulan duet tersebut meredup dengan sendirinya. Tebakan saya, Ganjar akan tetap loyal pada Bu Mega. Karena itu, namanya juga kita keluarkan. Kecuali ada keputusan radikal dari PDIP.
Maka nama terakhir yang pantas diusung sebagai capres berdasar lima kriteria KIB adalah Prabowo Subianto. Asal, tentu saja ambil cawapres dari anggota KIB. Memang butuh renegosiasi dengan PKB. Mengingat, sudah santer beredar Sang Ketum yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, akan jadi cawapres Prabowo. Jadi butuh kepiawaian Golkar, PPP dan PAN merayu PKB Cak Imin.
Kalau rayuan itu berhasil, maka paket capres-cawapres Prabowo dengan salah satu tokoh yang disodorkan KIB akan jalan. Bagaimana dengan Prabowo? Jika tertarik dengan tawaran KIB, Gerindra pasti akan membicarakannya dengan PKB. Hingga nanti tercipta kolaborasi antara KIB dan KIR. Pada satu kesempatan, Pak Prabowo pernah bilang, punya kawan seribu masih kurang. Punya musuh satu orang sudah terlalu banyak. Dan kolaborasi antara Gerindra, PKB, Golkar, PPP dan PAN sungguh merupakan perkawanan yang sangat dahsyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H