Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menimbang Dampak Retaknya Hubungan Jokowi-Paloh

14 November 2022   09:12 Diperbarui: 14 November 2022   09:23 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disamping mendapat persepsi positif, mempertahakan menteri Nasdem membuat sebagian orang kasih penilaian negatif kepada Presiden. Apa itu..? Pak Jokowi bisa dianggap kurang tegas atau tak punya pendirian. Lebih jauh, dipersepsikan sebagai tokoh yang kalah dihadapan manuver partai Nasdem. Dan secara politik, Pak Jokowi tak mampu menghadapi serangan Surya Paloh.

Sama dengan Presiden Jokowi, Nasdem Paloh juga tak akan luput dari persepsi negatif. Partai dan Ketumnya ini disangkakan tak tahu diri. Sudah jelas terang benderang capreskan Anies, yang merupakan "musuh" Jokowi, dan menarik partai oposisi Demokrat PKS jadi teman, masih juga tak risih menikmati kekuasaan dan fasilitas yang diberikan oleh Jokowi dalam bentuk jabatan menteri. Lantas dimana urat malu Nasdem Paloh..?

Serba sulit memang menimbang kondisi keretakan Jokowi Paloh. Mempertahankan Nasdem tetap ada di Koalisi Indonesia Kerja, seperti diatas situasinya. Mengeluarkannya, juga tak mudah. Kalau Jokowi tegas secara sepihak mendepak para menteri Nasdem, bakal dijadikan modal politik oleh Paloh dan kawan-kawan untuk kampanye menambah ceruk vox pop. Caranya, keluarkan pernyataan sebagai pihak yang di dholimi oleh pihak istana.

Jelas itu satu keuntungan. Macam Pak Susilo Bambang Yudhoyono dulu. Saat tak dianggap oleh Presiden Megawati. Hingga akhirnya mengundurkan diri dari jabatan Menteri. Biarpun strategi ini terkesan sudah agak kuno, namun masih bisa digunakan. Terutama untuk menjaring pemilih yang punya karakter lebay. Anda tahu, dinegara kita, pemilih model begini masih cukup banyak.

Cuma, ketegasan Jokowi mencopot para Menteri kelompok Paloh tak dipungkiri juga mendatangkan persepsi positif. Presiden kita ini dianggap punya ketegasan kuat dan memiliki prinsip teguh. Tak kenal kompromi dengan yang namanya pengkhianatan. Dan memang begitulah karakter yang ditunjukkan Jokowi selama hampir 10 tahun menjabat presiden.

Lalau bagaimana jika Nasdem yang justru punya inisiatif menarik para kadernya dari kabinet Jokowi..? Nasdem juga akan dapat untung. Secara persepsi, memperoleh simpati sebagai partai yang tak membebek. Berani ambil sikap dan gentle menerima resiko atas pencapresan Anies. Cuma ya itu, tak lagi punya menteri. Yang juga berarti, kehilangan rasa mencicipi manisnya kekuasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun