Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Filosofi Dukungan Jokowi kepada Prabowo

9 November 2022   07:57 Diperbarui: 9 November 2022   08:04 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah tak lagi menjabat pasca 2024, tentu semua itu harus dijaga. Termasuk juga beberapa kebijakan strategis yang sudah masuk rumusan perencanaan macam IKN misalnya. Mengapa, karena masa depan Indonesia tergantung pada keberlanjutan rintisan Jokowi saat ini. Kalau penggantinya tak mampu kerja, lalu abai pada nilai-nilai kebangsaan dan membiarkan para mafia berkeliaran, maka habislah semuanya.

Nahh, itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Jokowi. Lewat pernyataan verbal dukungan kepada Prabowo. Jadi, dalam hal ini Prabowo ibarat simbol yang jadi representasi Jokowi mengemban misi mulia. Namanya simbol, maka siapapun capresnya, jika punya niat, tujuan, visi dan misi yang sama, pasti didukung oleh Jokowi.

Bagaimana dengan nasib capres Nasdem yang juga mantan Mendikbud Anies Baswedan..? Apakah juga masuk kriteria yang mendapat perhatian Jokowi..? Sekedar pengingat. Sebelum menang Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, Anies Baswedan adalah menteri yang dipecat oleh presiden. Artinya, kinerja Anies tak cocok dimata Jokowi. Makanya di reshufle. Kalau cocok ya tak mungkin lah diganti.

Saat menjabat Gubernur selama lima tahun, kerap terjadi pungli oleh oknum instansi lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Terbukti, ketika meja pengaduan di Balai Kota dibuka kembali oleh PJ Heru Budi Hartono, ada warga yang mengaku urus tanah dan calon RT dimintai uang. Kalau yang begini ini ditemukan oleh Jokowi, tak menunggu lama pasti diberantas.

Sudah..? Belum. Masih ada satu lagi fakta yang melekat pada diri Anies Baswedan. Saat berlangsung pilkada 2017 lalu, banyak pendukung Anies yang menggunakan politik identitas untuk menjaring vox pop warga DKI. Anies yang sekarang gembar-gembor mengklaim sebagai tokoh toleransi, terlihat tak ada upaya maksimal untuk stop perbuatan tercela itu. Apakah karena dianggap potensial meraup suara..? Bisa jadi. Faktanya kemudian, Anies mengalahkan Ahok dan dilantik jadi Gubernur.

Presiden Joko Widodo memang tokoh fenomenal. Punya kecerdasan dan strategi politik brilliant. Meski retorikanya biasa-biasa saja, bahkan terdengar kurang menarik, namun ide dan visi misi tentang kemajuan Indonesia sungguh luar biasa. Bahkan diakui dunia. Maka patut disayangkan jika penggantinya kelak tak sejalan dengan Jokowi. Untungnya, masih ada Prabowo Subianto yang dianggap layak sebagai penerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun