Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blunder Pidato Anies

5 November 2022   07:46 Diperbarui: 5 November 2022   08:08 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan Saat Pidato Di Acara Deklarasi Relawan IndonesiaAnies, Foto Dok. Kompas.com

Sebagai capres partai Nasdem, Anies Baswedan mulai bergerak. Salah satunya, beberapa waktu lalu lakukan konsolidasi kumpulkan relawan di JCC Senayan, Jakarta Selatan. Dikesempatan ini Anies pidato. Banyak materi yang disampaikan. Cuma ada satu yang layak untuk diteropong secara jeli. Terutama oleh calon teman koalisi, yakni Demokrat dan PKS. Mengapa, karena isinya menyangkut nasib baik dan buruk partai ini kedepan.

Dikutip dari berita WartaEkonomi.co.id edisi Kamis, 03/11/2022, Anies berkata, “Izinkan saya menyampaikan terima kasih kepada Partai Nasdem yang telah memberikan kepercayaan untuk memulai rute ini”. Anies juga menekankan, agar para relawan harus kerjasama dengan partai pengusung. Karena dianggap bergerak cepat mengambil keputusan.

Yang cukup terang benderang ada hubungan dengan nasib Demokrat dan PKS adalah himbauan Anies selanjutnya. Disini, capres yang hingga sekarang masih sibuk menyaring cawapres ini mengarahkan para relawan untuk mendukung partai Nasdem pada pemilu 2024. Disarikan dari sumber yang sama, Anies minta relawan agar menjangkau partai Nasdem dimanapun berada.

Mata awam pasti bisa menebak. Meski Anies menggunakan kata “jangkau”, tapi arahnya jelas tertuju pada dukungan terhadap Nasdem. Bukan ke Demokrat atau PKS. Maka kalau para elit dua parpol ini jeli, pasti akan mengambil langkah-langkah antisipatif. Guna merespon adannya kemungkinan Anies menganak emaskan Nasdem, ketika nanti jadi presiden misalnya.

Kalau benar, Demokrat dan PKS bagai mendorong mobil mogok. Hanya dibutuhkan suaranya demi memenuhi ambang batas pencapresan yang 20 persen itu. Begitu mobil sudah jalan, dalam arti Anies leading menang pilpres dan dilantik sebagai pengganti Jokowi, Demokrat PKS ditinggal. Dua partai ini hanya terima lambaian tangan dan hirup asap knalpot.

Memang benar tak bisa dipungkiri jatah menteri, duta besar atau komisaris dan direksi di BUMN masih bisa didapat. Dan saya yakin, Anies sebagai presiden tentu akan memberikan posisi itu kepada Demokrat dan PKS. Bahkan bisa jadi juga kepada partai lain. Demi menambah kekuatan di parlemen. Agar rencana program kerja nasional Anies bisa jalan tanpa hambatan.

Tapi yang namanya dukungan tambahan oleh Anies, fokusnya ya hanya pada Nasdem. Ingat, presiden adalah pemegang kuasa puncak jabatan nasional. Punya hegemoni kuat di internal pemerintah. Selain itu, memiliki jaringan wilayah se Indonesia, bukan hanya DKI Jakarta. Kalau pintu hegemoni dan jaringan wilayah tersebut dibuka lebar-lebar khusus bagi Nasdem, bisa ditebak bagaimana dahsyatnya partai ini dan seperti apa situasi Demokrat PKS.

Anda tahu, terbukanya pintu hegemoni dapat menjadikan Nasdem punya kesempatan menambah “nutrisi”. Untuk kemudian dikumpulkan sedikit-demi sedikit. Dan kelak dikeluarkan sebagai energy besar saat pemilu 2029. Sementara itu, jaringan nasional yang diberikan Anies bisa memperluas ruang gerak Nasdem. Hingga mampu menembus celah sampai kedaearah terpencil.

Heheheeee.. Parpol mana yang tidak ngiler melihat kesempatan emas demikian. Melihat nilai strategis didalamnya, yang kalau dimanfaatkan maksimal mampu menaikkan suara secara signifikan, semua pasti menginginkan. Bukan hanya Nasdem. Cuma kalau menyimak pidato Anies diatas, partai macam Demokrat atau PKS, apalagi yang lain, nampaknya harus gigit jari.

Mengingat jasa yang telah diberikan, saat ini dan juga kedepan, Nasdem merupakan idola, dewa penolong bahkan bisa jadi dianggap sebagai “orang tua” dihadapan Anies. Imbasnya, ada potensi tidak adil memperlakukan Demokrat PKS. Akibatnya, akan muncul dua kemungkinan. Pertama, Demokrat PKS cuek. Tak menganggap serius pidato Anies soal keberpihakannya pada Nasdem.

Kedua, Demokrat PKS ngambek. Sudah tak dilayani soal cawapres, masih ditambah perlakuan diskriminatif lagi. Lalu pertanyaannya sekarang, apa yang bisa dilakukan menyikapi situasi tak menguntungkan itu..? Kalau para elit kedua partai berpikir jernih, pasti terlintas dibenak untuk mempertimbangkan sikap “pindah kelain hati”. Yang pastinya lebih menguntungkan secara politik, dibanding tetap berada dibawah bayang-bayang Nasdem.

Hingga saat ini, Nasdem Anies tak juga ambil keputusan tentang tawaran cawapres AHY atau Aher. Belakangan bahkan ada kabar akan ambil figur diluar Demokrat PKS. Kalau perkembangan kedepan tetap tak berubah, maka dua partai ini maksimal hanya dapat menteri atau jabatan lain seperti duta besar serta komisaris dan direksi di beberapa BUMN.

Sebenarnya, ada celah lain yang dalam penglihatan saya lebih strategis untuk diambil. Pilihan ini sangat menguntungkan. Terlebih, kalau para elit Demokrat PKS merasa tak terima diperlakukan diskriminatif. Apa itu..? Keluar dari Nasdem dan pindah haluan. Memang cukup radikal. Tapi kalau diputuskan oleh Demokrat PKS, siapa yang bisa menghambat.

Jika betul demikian, sungguh merupakan suatu fenomena menarik. Akan terjadi situasi, dimana Demokrat PKS ambil langkah satu kali, namun menimbulkan dampak duakali secara bersamaan. Demokrat PKS tetap dapat jatah menteri. Namun juga sekaligus menyingkirkan Nasdem dan Anies dari arena pertarungan pilpres 2024.

Ya benar. Kalau Demokrat PKS gabung ke Koalisi Indonesia Bersatu atau ke Koalisi Indonesia Raya, pasti tak kan dilupakan oleh Golkar, PPP, PAN, Gerindra dan PKB. Sama seperti janji Nasdem, jabatan strategis nasional siap diberikan. Kelebihan lain, mampu membuat Nasdem Anies jera dan menyesal. Karena abai dan tak perhatian pada calon teman koalisi.

Diplomasi didunia politik sangat penting. Bisa merubah kondisi dari positif jadi negatif. Dan diplomasi Anies Baswedan dalam bentuk pidato dihadapan para relawan di JCC Senayan Jakarta, yang menyinggung keberpihakan pada Nasdem, pasti berdampak. Tinggal tunggu waktu sekarang. Apakah pidato tersebut dianggap biasa saja oleh Demokrat PKS, atau perlu disikapi secara radikal..?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun