Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Umat Islam di Suatu Negara

4 November 2022   07:39 Diperbarui: 4 November 2022   07:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Foto Dok. Humas Kemenko Polhukam, Via Suara.com

Kalau di Amerika dan Eropa saja demikian, apalagi muslim yang hidup di Indonesia. Sudah mayoritas, bahkan terbesar didunia, masih difasilitasi lagi oleh negara. Sungguh keterlaluan, jika ada satu kelompok muslim menuding saudaranya sudah keluar dari islam, hanya gara-gara patuh pada aturan pemerintah. Padahal, kepatuhan itu sendiri adalah juga untuk kepentingan agama.

Ayo coba anda pikir. Apa sih kepentingan kaum muslim disini yang tak difasilitasi oleh negara. Fakta menunjukkan hampir semuanya. Mendirikan masjid dibantu. Mau puasa, didukung. Hendak solat, dipersilahkan. Mau adakan pengajian tak dilarang. Padahal, di negara Arab Saudi yang merupakan pusat kaum muslim sedunia, harus ada ijin berbelit-belit.

Maka saya heran, sudah ada fakta begitu masih saja ada sekelompok orang yang mengklaim di Indonesia terjadi islam phobia. Bahkan ada pula yang menyatakan umat islam dibelenggu. Ulama dikriminalisasi. Sekedar anda tahu, didaerah saya, dan saya yakin juga dibeberapa wilayah lain kawasan Indonesia, tak ada itu ketakutan mengaku sebagai umat muslim.

Umat islam dibelenggu..? Mana buktinya. Saudara, tetangga, teman dan sahabat saya sesama muslim tak ada satupun yang ditekan oleh pemerintah. Mereka semua leluasa bergerak kesana kemari. Main-main ketempat saudara non muslim juga tak ada masalah. Happy-happy saja. Bahkan sering disuguhi kue dan kopi terbaik.

Para ulama dikriminalisasi..? Ini juga pernyataan ngarang. Beberapa kyai dan ulama terkemuka, baik dari kalangan Nahdlatul Ulama atau NU dan Muhammadiyah, hingga saat ini masih saja aktif mengelola pendidikan pondok pesantren serta berdakwah ke se-antero negeri. Tak ada satupun dari para beliau yang ditangkap hanya gara-gara ngajar kitab atau pidato di podium. Kecuali berbuat fitnah dan ujaran kebencian. Kalau ini lain masalahnya.

Tahun 2024 mendatang bangsa Indonesia akan menghadapi pilpres. Siapapun jagoan yang bertarung pasti ingin menang. Namun kemenangan tersebut janganlah diproses menggunakan strategi saling memojokkan secara agama. Bahwa pendukung ini adalah muslim, dan pendukung sebelah sebagai orang kafir. Jadinya pilpres rasa agama. Padahal, dua kelompok sama-sama muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun