Sementara konstituen Nasdem, umumnya terkelompok di komunitas nasionalis kebangsaan. Para pemilik electoral yang enggan mengaitkan soal politik dengan agama. Diketahui, kelompok ini sangat anti terhadap model pengikut macam pendukung Anies. Maka tak heran, konstituen Nasdem pada pilkada DKI lalu, banyak yang pilih Ahok.
Melihat itu, naiknya hasil survei Anies belakangan dimungkinkan bukan karena faktor partai. Dalam hal ini Nasdem sebagai pengusung. Tapi karena muncul harapan di benak para pendukung Anies yang sebelumnya tidak ada. Sudah menjadi permakluman yang tak bisa dihindari, bahwa untuk konteks Indonesia, yang punya peluang utama dalam soal capres, biasanya adalah pengurus atau pemilik partai.
Sebaliknya, tokoh politik diluar golongan itu, macam Anies Baswedan misalnya, harus minggir dulu. Sebelum dicapreskan oleh satu partai, para pendukung tersebut masih ragu. Anies bisa maju atau tidak. Begitu ada kepastian dari Nasdem, mereka bisa bernafas lega. Maka ketika ada survei, tanpa pikir panjang langsung ikut vote menjatuhkan pilihan pada Anies Baswedan.
Esok ketika pilpres 2024 berlangsung, ada peluang juga para pendukung Anies yang “puritan” itu akan coblos partai Nasdem. Hitung-hitung sebagai balas jasa karena sudah memberi kendaraan untuk ditumpangi Anies daftar capres ke KPU. Kalau pemilih awal yang merupakan kelompok nasionalis kebangsaan tetap setia, maka dipastikan suara Nasdem dapat melonjak tajam.
Kalaupun tidak, dalam arti yang nasionalis kebangsaan ngambek tak mau lagi coblos Nasdem, minimal tak akan bergeser jauh dari hasil suara yang sudah didapat pada pemilu 2019. Yakni sebanyak 9.05 persen. Mengapa demikian, karena ceruk suara yang hilang dari kelompok nasionalis kebangsaan, diganti oleh masuknya suara kelompok pendukung Anies Baswedan.
Semoga saja begitu. Sebab kalau tidak, Nasdem bakal rugi bandar. Sudah ditinggal oleh pemilih awal karena tak cocok dengan pencapresan Anies, masih enggan pula dilirik oleh pengikut Anies. Ini dapat terjadi, kalau pendukung Anies masih menyimpan dendam masa lalu. Jadinya, Nasdem hanya dimanfaatkan sebagai partai pengusung. Jika begini, alamat Nasdem hancur lebur.