Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Akan Menang Pilpres Kalau Cawapresnya Novel Bamukmin

29 Oktober 2022   07:22 Diperbarui: 29 Oktober 2022   08:09 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasangan Capres Anies-Novel, Foto Diambil Dari Viva.co.id

Anda pasti kenal Novel Bamukmin. Itu lho Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni atau PA 212. Pengikut Habib Rieziq Shihab dan pendukung berat Anies Baswedan. Bersama tokoh oposisi pemerintah lain, dia aktif melontarkan kritik. Cuma sering ngawur. Tak pakai logika dan minim data. Jadinya terlihat asbun.

Termasuk baru-baru ini. Novel klaim dirinya banyak pengikut. Sangat bejibun jika dibanding beberapa politisi yang sudah eksis. Bahkan saking bejibunnya, hingga mengalahkan perolehan suara pasangan Jokowi-Makruf saat pilpres 2019. Halu atau bukan, tak usahlah dibahas. Yang menarik justru logika yang digunakan. Sangat dangkal sekali.

Dikutip dari Warta Ekonomi.co.id 28/10/2022, tokoh yang kalau bicara meledak-ledak itu mengaku punya pengikut sebanyak 130 juta orang. Hitungan diperoleh dari jumlah anggota PA 212 sebanyak 13 juta dikalikan 10. Katanya secara rinci, “perwakilan 13 juta itu boleh kita pukul rata. Satu orang mewakili 10 saja, artinya massa dan simpatisan 212 itu bisa 130 juta orang”.

Naah kebetulan. Salah satu diantara tiga kriteria Cawapres Anies Baswedan adalah dapat memberikan kontribusi dalam kemenangan. Masuk ini klaim Novel Bamukmin. Terlebih, Si Novel juga menyatakan sudah dua minggu keliling dan viral dimana-mana untuk jadi cawapres pada pilpres 2024. Klop sudah. Saran saya untuk Pak Anies, segera tangkap ini fenomena Novel. Agar tidak kedahuluan capres lain. Pilih Novel sebagai cawapres.

Dikutip dari sumber yang sama, pegiat media sosial Rudi S. Kamri mengaku heran atas klaim sepihak Novel. Dalam pandangan Rudi, Novel main logika statistik versi sendiri. Lebih lanjut, Rudi mentertawakan teori Novel yang kelewat pede. Jokowi-Makruf saja, tak sampai melebihi 100 juta. Maksimal yang didapat pasangan ini cuma 85 juta orang.

Tapi tak apalah. Meski ngawur kita hargai jerih payah Novel. Malah untuk sementara ini, saya ajak pembaca sekalian untuk sekali-kali ikut ngawur. Cuma bukan terhadap jumlah suara yang hingga 130 juta. Meski ikut teori Novel, ya juga harus ada batasan. Tak perlu melampaui batas. Kita cari sedikit yang masuk akal. Agar tak kelihatan terlalu bodoh.

Apa itu..? Penggunaan statistik model Novel sebagaimana dimaksaud Rudi S. Kamri. Nampaknya, secara teori klaim Novel masuk akal. Bahwa jika 13 juta dikalikan 10 hasilnya adalah 130 juta, adalah benar adanya. Siapapun tak ada yang bisa menyangkal. Ini persis hitungan matematika. Artinya, Novel mengukur prediksi suara politik menggunakan logika matematis.

Sementara itu, perkiraan jumlah pasangan calon yang akan berebut vox pop publik pada pilpres mendatang sebanyak empat kandidat. Namun lebih menguat hanya tiga saja. Kalau benar tiga, maka sama dengan komposisi pilkada DKI Jakarta tahun 2017 silam. Diikuti oleh tiga pasang calon.

Masing-masing adalah pasangan Agus Harimurti Yudhoyono–Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN. Lalu ada Basuki Tjahaya Purnama-Djarot Saiful Hidayat oleh PDIP, Hanura, Golkar dan Nasdem. Dan terakhir Anies Baswedan- Sandiaga Salahuddin Uno oleh Gerindra dan PKS.

Hasilnya, setelah melalui dua putaran yang ketat, pasangan Anies-Sandiaga menang pilkada DKI. Cuma sebelumnya kalah sama Ahok-Djarot. Pada putaran pertama, Anies-Sandi hanya dapat suara sebanyak 39.95%. Sementara Ahok-Djarot 42.99%. Sedangkan AHY-Sylvi 17.02%. Tapi pada putaran kedua, Anies-Sandiaga membalik keadaan. Pasangan ini dapat 57.96%. Lalu dibawahnya Ahok-Djarot 42.04%.

Dirinci secara matematis, diputaran kedua pasangan Anies-Sandiaga dapat limpahan suara sebanyak 18.01%. Sementara milik Ahok-Djarot justru turun atau minus 0.95%. Ini menandakan, pendukung AHY-Sylvi yang kalah diputaran pertama, bisa dipastikan 100% mengalihkan dukungan pada Anies-Sandi. Bahkan, kalau melihat suara yang hilang, ada sekitar 0.95% suara Ahok-Djarot diputaran pertama yang juga pindah Anies-Sandi.

Mengapa pendukung AHY-Sylvi bisa dipastikan 100% pindah ke Anies-Sandi..? Tak lain karena pendukung dua pasangan ini punya karakter yang sama. Ketika pilkada gubernur DKI 2017, Ahok-Djarot dianggap sebagai musuh bersama. Baik oleh pendukung AHY maupun Anies. Bahkan, beberapa tokoh agama yang menaungi AHY Anies punya semangat yang sama. Yaitu “berperang” melawan pemimpin non muslim.

Maka tak heran, pada putaran kedua para pendukung AHY berbondong-bondong coblos Anies. Namun kalau mengikuti hitungan matematis Novel Bamukmin, situasi sebaliknya dapat terjadi pada pilpres 2024. Anies Baswedan akan mengalami kekalahan sebagaimana proses yang terjadi saat mantan Gubernur DKI ini menang pilkada 2017. Bagaimana itu..? Anies akan kalah pada putaran kedua.

Sekedar mengira-ngira, jika kontestan pilpres 2024 adalah Prabowo, Ganjar dan Anies, maka kemungkinan besar yang akan jadi pengganti Pak Jokowi bukan Anies. Tapi Prabowo atau Ganjar. Mengapa, ya karena karakter pemilih keduanya sangat bertolak belakang dibanding pendukung Anies. Siapapun diantara Prabowo atau Ganjar, meski diputaran pertama kalah, pada putaran kedua justru akan mengalahkan Anies Baswedan.

Tak bisa dinafikkan, bahwa Anies saat ini dijuluki sebagai bapak politik identitas. Persepsi publik secara nasional, politik identitas dianggap sebagai musuh bersama. Terutama bagi kalangan islam moderat dan warga negara diwilayah Indonesia Timur. Situasi ini sama persis ketika Ahok dianggap sebagai musuh bersama juga oleh kaum muslimin warga DKI Jakarta di pilkada 2017 kemarin.

Maka karena merupakan musuh bersama seperti Ahok dulu, Anies tak akan mendapat limpahan suara dari siapapun, ketika salah satu diantara lawannya kalah pada putaran pertama. Baik pendukung Prabowo maupun Ganjar, akan berbondong-bondong 100% mengalihkan suaranya kepada lawan Anies. Akibatnya, Anies akan kalah. Cuma masih ada satu kesempatan bisa menang. Apa itu..? Tarik Novel Bamukmin sebagai cawapres Anies. Karena dia ini punya pendukung 130 juta suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun