Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Akan Menang Pilpres Kalau Cawapresnya Novel Bamukmin

29 Oktober 2022   07:22 Diperbarui: 29 Oktober 2022   08:09 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dirinci secara matematis, diputaran kedua pasangan Anies-Sandiaga dapat limpahan suara sebanyak 18.01%. Sementara milik Ahok-Djarot justru turun atau minus 0.95%. Ini menandakan, pendukung AHY-Sylvi yang kalah diputaran pertama, bisa dipastikan 100% mengalihkan dukungan pada Anies-Sandi. Bahkan, kalau melihat suara yang hilang, ada sekitar 0.95% suara Ahok-Djarot diputaran pertama yang juga pindah Anies-Sandi.

Mengapa pendukung AHY-Sylvi bisa dipastikan 100% pindah ke Anies-Sandi..? Tak lain karena pendukung dua pasangan ini punya karakter yang sama. Ketika pilkada gubernur DKI 2017, Ahok-Djarot dianggap sebagai musuh bersama. Baik oleh pendukung AHY maupun Anies. Bahkan, beberapa tokoh agama yang menaungi AHY Anies punya semangat yang sama. Yaitu “berperang” melawan pemimpin non muslim.

Maka tak heran, pada putaran kedua para pendukung AHY berbondong-bondong coblos Anies. Namun kalau mengikuti hitungan matematis Novel Bamukmin, situasi sebaliknya dapat terjadi pada pilpres 2024. Anies Baswedan akan mengalami kekalahan sebagaimana proses yang terjadi saat mantan Gubernur DKI ini menang pilkada 2017. Bagaimana itu..? Anies akan kalah pada putaran kedua.

Sekedar mengira-ngira, jika kontestan pilpres 2024 adalah Prabowo, Ganjar dan Anies, maka kemungkinan besar yang akan jadi pengganti Pak Jokowi bukan Anies. Tapi Prabowo atau Ganjar. Mengapa, ya karena karakter pemilih keduanya sangat bertolak belakang dibanding pendukung Anies. Siapapun diantara Prabowo atau Ganjar, meski diputaran pertama kalah, pada putaran kedua justru akan mengalahkan Anies Baswedan.

Tak bisa dinafikkan, bahwa Anies saat ini dijuluki sebagai bapak politik identitas. Persepsi publik secara nasional, politik identitas dianggap sebagai musuh bersama. Terutama bagi kalangan islam moderat dan warga negara diwilayah Indonesia Timur. Situasi ini sama persis ketika Ahok dianggap sebagai musuh bersama juga oleh kaum muslimin warga DKI Jakarta di pilkada 2017 kemarin.

Maka karena merupakan musuh bersama seperti Ahok dulu, Anies tak akan mendapat limpahan suara dari siapapun, ketika salah satu diantara lawannya kalah pada putaran pertama. Baik pendukung Prabowo maupun Ganjar, akan berbondong-bondong 100% mengalihkan suaranya kepada lawan Anies. Akibatnya, Anies akan kalah. Cuma masih ada satu kesempatan bisa menang. Apa itu..? Tarik Novel Bamukmin sebagai cawapres Anies. Karena dia ini punya pendukung 130 juta suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun