Ingat di KIB dan KIR ada beberapa ketua partai, atau tokoh lain, yang potensial diajukan oleh parpol masing-masing. Dengan kata lain, KIB maupun KIR sulit menerima Anies. Benar memang, kapan hari sesepuh Golkar Akbar Tanjung sempat apresiasi pencalonan Anies oleh Nasdem. Cuma kemudian diralat. Kata Akbar, itu bukan dukungan. Tapi sekedar ucapan selamat karena Anies merupakan junior Akbar di HMI dan KAHMI.
Di KIR apalagi. Disini, sudah ada Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Yang belakangan makin santer kabar, kalau Gerindra PKB ingin menduetkan keduanya sebagai pasangan capres cawapres. Tak mungkin lah Anies dapat menggeser posisi Prabowo. Hendak mengganti posisi Cak Imin sebagai cawapres juga demikian.
Bagaimana kemungkinan Nasdem masuk ke PPP dan PAN..? Sekali lagi, meski keduanya keluar dari KIB tapi saya rasa ini tidak akan terjadi, kembali harus ada penurunan daya tawar soal Anies. Tentu Nasdem tak bisa paksa PPP dan PAN tunduk pada Nasdem. Sebab yang butuh dan mendekat kan Nasdem. Bukan PPP dan PAN.
Demikian kondisi Nasdem pada saat ini. Hanya bisa tolah toleh kiri kanan, tengok muka belakang. Situasi sebaliknya justru terjadi pada Demokrat dan PKS. Meski belum ambil keputusan soal koalisi dan capres cawapres, keduanya masih lebih leluasa mencari kawan politik. Mengapa, karena mereka tak terikat oleh kandidat. Andai gabung ke partai lain, tak ada rasa gengsi. Demokrat dan PKS masih bisa kemana-mana
Naah, pada situasi demikian itu yang saya katakan Nasdem malah jadi terkunci, dari yang sebelumnya ingin melakukan kuncian. Nasdem kini justru berharap kedatangan kawan, dari sebelumnya akan dicari kawan. Ini logis, mengingat eksistensi Demokrat dan PKS tetap merupakan parpol independen. Keberadaanya tak bisa dipaksa apalagi diarahkan oleh parpol lain meskipun punya kepentingan.
Kasarnya, Demokrat dan PKS juga memiliki gengsi. Mentang-mentang sudah putuskan kandidat capres macam Nasdem misalnya, lalu ingin “caplok” elektoral yang didapat susah payah saat pemilu 2019 lalu, kemudian seenaknya sodorkan nama Anies tanpa mau mengindahkan aspirasi, ya tunggu dulu mas bro. Ingat ya, Demokrat dan PKS punya kepentingan yang perlu di akomodasi.
Jika keduanya ngambek, habis itu Nasdem ditinggal sendirian. Dan ini sangat mungkin terjadi. Mengingat Demokrat dan PKS masih cair tak terikat oleh kandidat macam Nasdem. Ya, Demokrat dan PKS bisa saja, bahkan diharap, bergabung ke parpol atau koalisi lain. Baik ke KIB, KIR atau PDIP.
Saya coba terka apa yang ada di pikiran Demokrat atau PKS ketika meninggalkan Nasdem. Kata mereka berdua, biarlah cuma dapat jatah menteri atau jabatan lain. Ini lebih baik, dibanding hendak ke Nasdem tapi keinginan tak digubris. Sekaligus kasih hukuman ke Paloh dkk. Karena terlalu angkuh setelah punya capres Anies Baswedan.
Kalau benar Demokrat dan PKS ngambek, Anies jadi terjebak juga seiring terkuncinya Nasdem. Berhubung bukan pemilik partai, mantan Gubernur DKI ini serba sulit. Mau keluar dari Nasdem sayang. Karena sudah kadung di capreskan. Hendak masuk ke KIB, belum tentu diterima. Apalagi ke KIR atau PDIP. Sangat tak mungkin. Maka yang bisa dilakukan Anies cuma satu. Yaitu tengok kanan kiri, lihat muka belakang macam gambaran Nasdem diatas tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H