Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Antithesis Jokowi, Suara Nasdem Siap-siap Tergerus

13 Oktober 2022   07:08 Diperbarui: 13 Oktober 2022   07:22 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zulfan Lindan, Foto Dok. RekamJejak.net

Faktor terawangan Anies atas perkembangan politik juga berpengaruh. Menurut saya, Anies kurang peka melihat situasi terkini. Sudah tahu dicalonkan oleh Nasdem, Anies masih sempatkan diri mengunjungi Habib Rieziq Shihab. 

Padahal, beliau memang dikenal sebagai tokoh antithesis Pak Jokowi. Fakta tersebut makin menguatkan pernyataan Zulfan, tantang siapa sebenarnya tokoh panutan Anies Baswedan. Yang bisa jadi, tetap akan dijadikan sumber rujukan keputusan oleh Anies jika menang pilpres.

Dalam konteks tersebut, tak salah rambu-rambu yang disampaikan oleh Wasekjen Demokrat Jansen Sitindoan kalau Anies jadi berpasangan dengan AHY. Dikutip dari akun twitter @jansen_jsp, kata Jansen jika Anies ingin dapat dukungan dari partai Demokrat, kampanyenya harus inklusif, bhineka/majemuk. Jangan diulangi lagi show of force identitas tertentu secara berlebihan.

Jadi, saya kira fix pernyataan Zulfan, bahwa Anies Baswedan benar merupakan antithesis Jokowi. Disangkal oleh Gus Choi dan diluruskan sendiri oleh Zulfan bahwa itu adalah pernyataan pribadi dan salah persepsi, hanya merupakan pembelaan dari tokoh partai Nasdem. Semata dilandasi rasa khawatir bertentangan dengan vox pop publik. Kasarnya, takut suaranya tergerus.

Omong-omong, kalau ada antithesis Jokowi, maka tentu ada synthesis. Yang bisa dilihat secara utuh maupun sebagian. Tapi dua-duanya, baik utuh maupun sebagian, secara politik tetap mengandung makna positif bagi rakyat Indonesia. Mengapa, karena sifat-sifat yang ada pada Jokowi tetap dibawa atau dipegang oleh figur synthesis.

Dalam pandangan saya, figur synthesis kategori sebagian dari Pak Jokowi adalah Prabowo Subianto. Memang benar mantan Danjen Kopasus ini punya pola kerja agak berbeda dibanding Jokowi, yang suka blusukan, langsung turun kebawah dsb. Tapi dari segi komitmen terhadap nasionalisme dan kebangsaan, Pak Prabowo punya kesetiaan yang sama dengan Pak Jokowi.

Lalu siapa synthesis Pak Jokowi yang masuk kategori utuh..? Dalam pandangan saya Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah yang hingga kini belum sempat dilirik oleh PDIP sebagai capres. Entah perkembangan kedepan. Kita tahu, baik pola kerja maupun kesetiaan Ganjar terhadap nasionalisme dan kebangsaan, sama persis dengan Pak Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun