Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama di Balik Perjalanan Parpol Koalisi

11 Oktober 2022   07:31 Diperbarui: 11 Oktober 2022   07:49 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan panjang koalisi parpol menuju pilpres 2024 saat ini kelihatan agak pincang. Ada yang nampak sudah pakem. Namun ada pula yang cair. Mungkin penyebabnya karena hari H masih terlalu jauh. Beberapa parpol ambil sikap wait and see. Andai sudah dekat, pasti kelihatan jelas bentuknya.

Dalam catatan saya, pertemanan politik yang muncul pertama kali adalah KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu. Koalisi yang dimotori oleh PPP, PAN dan Golkar tersebut saat itu kelihatan menjanjikan. Capres yang hendak diusung beragam. Saya ingat, para petinggi KIB bilang, bahwa calon bisa berasal dari dalam maupun luar KIB.

Kini kabar tentang KIB yang bersifat menjanjikan macam keputusan capres-cawapres, belum juga terdengar. Apalagi setelah terjadi pergantian Ketum PPP dari Maoarfa ke Mardiono. Memang betul, para petinggi KIB sering nongol di media. Cuma yang disampaikan soal-soal standard saja. Seperti KIB masih solid, terus melakukan komunikasi dan sebagainya.

Beda dengan Nasdem. Di awal-awal, partai “milik” Surya Paloh ini hanya sekedar melakukan penjajagan. Ketemu serta komunikasi dengan Demokrat dan PKS. Namun, belum lagi koalisi terbentuk Nasdem ambil langkah cepat dan kongkrit. Umumkan Anies Baswedan sebagai capres jauh lebih awal dari rencana semula.

Publik agak terkesima juga. Berani betul Nasdem ini. Mengingat suaranya tak cukup syarat untuk daftar capres sendiri. Bagaimana nanti kalau kesulitan tak menemukan teman yang bisa diajak bersama usung Anies..? Jangan-jangan pengumuman diawal yang tanpa ada kepastian teman koalisi itu lalu jadi masalah ke Nasdem.?

Ya benar. Meski sudah final usung Anies sebagai capres, Nasdem belum menemukan kepastian soal teman koalisi. Demokrat dan PKS yang sedari awal dekat, kini belum juga kasih kepastian. Padahal, sebelum deklarasi pencapresan Anies, kedua partai politik tersebut memberi sinyal kuat berteman dengan Nasdem.

Sinyal kuat Demokrat terlihat dari kunjungan Ketua Dewan Pembina Partai Pak SBY, yang lalu disusul berikutnya oleh Ketua Umumnya AHY ke Nasdem Tower bertemu Surya Paloh. Sementara untuk PKS, tak diragukan lagi sangat dekat pada Anies. Perkiraan saya, begitu Nasdem munculkan nama Anies, akan disambut hangat oleh PKS.

Beberapa waktu lalu Anies memang berkunjung ke kantor partai Demokrat ketemu AHY. Saat tiba di kantor, kader Demokrat sambut Anies pakai nyanyian dan yel-yel “Yo ayo, Anies-AHY, kita pasti menang”. Untuk menunjukkan betapa besar harapan terjadinya duet capres Nasdem dengan cawapres Demokrat. Apakah betul memang demikian atau itu hanya sekedar rasa ke-GR-an para kader, kurang paham saya. Yang jelas, hingga tulisan ini dibuat belum ada jawaban kongkrit pasca Anies ketemu AHY.

PKS juga setali tiga uang. Begitu Anies di usung Nasdem, responnya ternyata biasa-biasa saja. Sebaliknya justru kelihatan agak jual mahal. Tersirat Aboe Bakar Alhabsyi Sekjen PKS memberi garis, bahwa PKS tidak akan terburu-buru mendeklarasikan capres. Padahal, kalau melihat kedekatan Anies sebelum dicapreskan, mestinya PKS gembira. Karena Anies adalah “idola” partai ini.

Sekarang soal PDIP. Partai banteng moncong putih ini kelihatan cuma berteori dan sibuk blejeti kadernya sendiri Ganjar Pranowo serta repot branding nama Puan Maharani. Berkali-kali kita dengar penjelasan para petinggi PDIP, bahwa pilpres 2024 masih jauh. Terlalu dini menentukan paket pasangan. Masih banyak waktu penjajagan kedepan. Dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun