Ataukah di PDIP memang berlaku prinsip-prinsip hubungan primer keluarga..? Dimana segala sesuatu harus orangnya dulu yang didahulukan..? Kalau benar, maka tak salah jika Ganjar kemudian mesti terdepak sebagai capres. Posisinya kalah oleh Puan Maharani. Lha siapa sich Ganjar ini. Cuma seorang anggota partai biasa. Sementara Puan, tak lain tak bukan keturunan langsung Megawati dan cucu Bung Karno. Ini mungkin yang berlaku di lingkungan internal PDIP.
Ke eksternal saya lihat juga berlaku demikian. Berhubung semua pengurus atau kader sudah dianggap anggota keluarga, maka siapapun yang berminat untuk meminang, wajib kulonuwun pada kepala keluarga. Dalam konteks ini, posisi Ganjar dihadapan PSI sama dengan Puan di internal PDIP. Ganjar adalah milik PDIP. Parpol lain, termasuk PSI, jangan coba-coba untuk merebut tanpa ada restu dari yang empunya.
Pak Bos Bambang Pacul, ini sekedar uneg-uneg dari saya. Eksistensi PDIP sebagai parpol hakikatnya hanyalah sebuah wadah bagi Ganjar. Yang namanya wadah, maka posisinya hanya sebatas sebagai alat mendidik, bukan pemilik. Begitu ganjar sukses menjadi politisi, maka keberadaanya sudah merupakan milik seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya PDIP.
Ibaratnya sama dengan sebuah sekolah. Ketika seorang murid masih menempuh pendidikan, terikat secara penuh terhadap sekolah yang bersangkutan. Namun saat sudah lulus, si murid bebas hendak melanjutkan kemanapun. Dan bebas pula mau berkiprah dibidang apapun. Adapun jasa sekolah yang telah mampu membuat murid lulus, tak bisa dijadikan alasan untuk mengikat murid demikian rupa.
Kalau itu yang dilakukan, namanya pembelengguan. Si murid tak dapat melanjutkan pendidikan selaras dengan bakat dan minat yang dimiliki. Ini jelas bertentangan dengan hak asasi manusia. Dampak lebih jauh, si murid jadi kurang semangat. Dan potensinya tak bisa dikembangkan. Akibatnya, karir si murid stagnan.
Pak Bos Pacul, Ganjar Pranowo itu sudah pada level lulus "menempuh" pendidikan di PDIP. Buktinya, berani dilepas oleh PDIP menjadi Gubernur Jateng. Artinya Ganjar adalah milik seluruh rakyat. Karena warga Jateng bukan hanya anggota PDIP. Maka siapapun berhak memanfaatkan potensi dan kelebihan Ganjar. Termasuk PSI.
Namun dibalik sindiran Pak Bos Pacul, terselip beberapa hal tentang Ganjar Pranowo. Pertama, diakui atau tidak sosok Ganjar cukup berpengaruh terhadap PDIP. Kedua, dengan elektablitas yang tinggi, membuat takut Bos Pacul kalau Ganjar sampai jadi capres. Ketiga, ego PDIP ternyata sudah mengakar begitu kuat. Dan ujungnya, ketiga hal tersebut bisa membuat putus keinginan menjadikan Puan sebagai presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H