Sementara itu, dukungan para kader anggota Fraksi PDIP DPR RI ditunjukkan dengan cara membentuk Dewan Kolonel. Tujuan Dewan ini, kata Trimedya Panjaitan meminjam istilah Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul sebagaimana tayangan Kompas.com, 20/09/2022, adalah bagaimana ‘mewangikan’ Mbak Puan di dapil masing-masing anggota Fraksi.
Meski dilaporkan Mbak Mega sempat kaget atas pembentukan Dewan Kolonel dan Sekjen PDIP Hasto Kristanto menganggap hanya sebagai guyonan politik, tapi saya yakin secara pergerakan Dewan Kolonel akan tetap jalan. Walaupun nantinya tanpa identitas. Apalah arti sebuah nama. Toh yang dibutuhkan dalam politik itu adahal hasil akhir. Bukan sebutan jenis upayanya.
Cuma yang jadi pertanyaan saya, benarkah dukungan suara dan upaya para kader itu berangkat dari hati nurani rakyat..? Jangan-jangan hanya karena faktor solidaritas pertemanan sesama anggota partai dan takut pada Bu Mega. Jika landasannya betul demikian, maka sinyalemen Adi Prayitno diatas hanya tinggal tunggu waktu untuk terjadi.
Hakikatnya kita tak tahu apa yang ada dibenak Ibu Mega. Berkaca pada pencalonan Pak Jokowi 2014 silam yang terjadi pada detik-detik akhir, bisa jadi ada perubahan, meskipun harapan itu sangat kecil. Kalau benar berubah, maka prediksi sebagian masyarakat bahwa disingkirkannya Pak Ganjar belakangan ini hanyalah sebuah strategi belaka, akan terjadi.
Membicarakan perkembangan politik dari waktu ke waktu memang sangat menarik. Meski penampakannya bisa dihitung secara matematis, tapi realitanya kadang meleset. Mengapa demikian, karena meskipun kemenangan sebuah parpol dalam pemilu ditentukan oleh jumlah elektoral, tapi prosesnya melewati interaksi sosial antar sekelompok masyarakat.
Anda tahu, dalam hitungan matematika 4 + 4 = 8. Hasil ini jangan di debat dan anda wajib setuju. Sebab kalau tidak, akan menyebabkan anda dikatakan sebagai anak bodoh. Tak bisa menjumlah soal matematika, yang anak SD kelas satupun sangat mudah mengerjakannya. Meski begitu, dalam politik 4+4 jumlahnya bisa 2,4,8,100 bahkan bisa pula 0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H