Sebelumnya sudah disampaikan tentang trah atau nasab Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Puan Maharani. Dua politisi nasional ini merupakan keturunan tokoh besar. Cak Imin cucu ulama NU KH. Bisri Syamsuri. Sementara Puan cucu Bung Karno. Hanya saja, dari segi orasi politik Cak Imin lebih baik dibanding Puan. Sekarang mari kita lihat dari sudut yang lain.
Dari segi menghadapi tantangan, belum ada masalah signifikan yang sempat dihadapi oleh Puan. Soal meningkatnya karir Ibu Ketua DPR RI ini juga relatif "lancar-lancar" saja. Seakan sudah disediakan jalan mulus pakai "aspal" terbaik. Masih menggunakan "mobil" kelas premium lagi. Hingga, kemanapun hendak bepergian, tinggal jalan saja. Tak perlu repot tolah-toleh kanan kiri cari uang bensin misalnya.
Saya melihat, dari mulai awal meniti karir sebagai politisi, jadi Anggota DPR RI beberapa periode, duduk sebagai Menteri  dan hingga kini menempati posisi puncak pimpinan legislatif, rasanya dijalani Puan dengan sangat gampang. Nyaris tanpa saingan. Mungkin karena posisi ibunya, Megawati. Bisa jadi juga, karena bantuan dari kolega sesama anggota PDIP.
Beda dengan Puan, Cak Imin punya riwayat lebih teruji dan terbukti sangat kuat menghadapi berbagai tantangan. Masalah cukup besar yang layak untuk dijadikan parameter adalah perseteruannya dengan kelompok Gus Dur, saat PKB dilanda perpecahan dan isu korupsi kardus durian. Fakta yang muncul, ketiga masalah sangat-sangat pelik tersebut sukses dilewati oleh Cak Imin.
Kita tahu sendiri kan, hingga kini Cak Imin tetap menduduki kursi Ketum PKB. Meskipun sempat di goyang karena dianggap merebut partai Gus Dur. Saat dilanda perpecahan periode tahun 2008-2009, suara PKB memang sempat turun drastis, akibat banyak pendukungnya ramai-ramai pindah ke Partai Kebangkitan Nasional Ulama atau PKNU. Namun kini, bukan hanya suaranya yang kembali lagi. Bahkan PKB menempati peringkat empat besar hasil pemilu 2019.
Soal isu korupsi yang dikenal dengan istilah kardus durian, juga mampu diselesaikan dengan baik oleh Cak Imin. Entah apa yang terjadi sebenarnya, kita sama-sama tak tahu. Tapi faktanya, hingga saat ini Ketum PKB tersebut masih bisa bergerak bebas, melakukan aktifitas kepartaian dan kenegaraan. Kalau Cak Imin politisi kaleng-kaleng, tantangan krusial kardus durian itu tentu sudah membunuh karir politiknya.
Terus terang, sukses menghadapi berbagai tantangan merupakan point tersendiri bagi seorang politisi. Kemampuan ini adalah modal sangat berharga, jika kelak naik posisi menempati jabatan pimpinan negara. Lha bagaimana bisa sukses menghadapi berbagai problem kebangsaan, jika soal-soal internal dilingkup partai atau masalah pribadi saja tak mampu diselesaikan dengan baik.
Anda tahu, persoalan yang dihadapi manusia hakikatnya adalah sebuah ujian. Makin banyak ujian yang diterima, tentu tambah matang pula kepribadian, kejiwaan dan inisatif dalam menyelesaikan masalah. Dalam konteks ini, harus diakui bahwa ujian yang dihadapi Puan relatif lebih ringan dibanding Cak Imin.Â
Ibarat jalan yang pernah dilewati, punya Mbak Puan mulus tak bergelombang. Sebaliknya yang Cak Imin, penuh batu kerikil, lumpur cair, naik turun dan banyak tikungan tajam pula.
Dalam konteks tersebut harus diakui, bahwa sebagai pimpinan parpol Cak Imin punya pengalaman menghadapi ujian lebih kompleks dibanding Mbak Puan. Dari segi proses menanjaknya nama dan karir Puan di PDIP maupun pemerintahan, juga belum sebanding jika diukur dengan perjalanan yang dialami Cak Imin. Dalam pandangan saya, faktor "keberuntungan" lebih menguat ada di figur Puan, dibanding Cak imin.
Sekarang dari segi elektabilitas. Memang benar, sebagai politisi yang akan bertarung di pilpres 2024, nama Cak Imin dan Puan sama-sama belum ngangkat. Hasil survei Poltracking yang dilakukan pada periode 1-7 Agustus 2022 lalu menempatkan Ganjar Pranowo di posisi atas sebanyak 26.6 persen. Lalu disusul Prabowo Subianto 19.7 dan ketiga Anies Baswedan 17.7 persen. (Kompas.com, 3 September 2022).
Namun saat nama Cak Imin disandingkan dengan Prabowo, tingkat keunggulannya untuk jadi pemenang mulai nampak. Hasil Survei Media Survei Nasional (Median), menepatkan duet Prabowo-Cak Imin unggul dalam empat skenario capres cawapres 2024.Â
Kata peneliti Median Ade Irfan, "Pasangan Prabowo-Cak Imin mampu mengungguli seluruh pasangan capres-cawapres yang kemungkinan muncul para pilpres 2024". (CNN Indonesia, 1 Agustus 2024).
Lembaga Arus Survei Indonesia atau ASI, juga menunjukkan hasil yang positif untuk posisi personal Cak Imin. Survei ASI pada periode 12-18 Agustus 2022 di 34 provinsi, menempatkan Cak Imin lebih unggul di klaster NU dibanding Gubernur Jatim Bu Khofifah dan Menko Polhukan Pak Mahfudz MD. Ini sebagai gambaran, bahwa mayoritas vox pop warga NU merestui Cak imin maju dalam kontestasi pilpres 2024.
Bahkan, hasil rilis ASI terbaru tentang pasangan mana yang akan dipilih jika dilakukan pilpres saat ini, lagi-lagi nama Cak Imin yang dipasangkan dengan Prabowo lebih ngangkat dibanding figur lain. Laporan Detiknews 31 Agustus 2024 menunjukkan hasil, Prabowo-Cak Imin 27.1 persen, Anies-Agus Harimurti Yudhoyono/AHY 24.8, Ganjar-Puan 23.9 dan Airlangga-Erick Thohir 16.1 persen.
Survei tentang Puan yang dipasangkan dengan Prabowo juga ada. Lembaga indEX atau Elections and Strategic melaporkan bahwa pasangan Prabowo-Puan mendominasi skenario-skenario dalam survei sehingga berpotensi menang Pilpres 2024. (TvOne.com, 14 Juli 2024). Hanya saja, hasil survey indEX ini dirilis pada medio juli kemarin. Jadi lebih update survei pasangan Prabowo-Cak Imin.
Terakhir, soal persepsi dikalangan tokoh politik internal partai Gerindra, lagi-lagi Cak Imin lebih unggul dibanding Puan. Ada dua politisi sentral yang secara tegas menyatakan hal ini. Pertama, oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Desmond J. Mahesa. Anggota DPR RI Fraksi Gerindra ini menyatakan dirinya lebih setuju jika Prabowo diduetkan dengan Cak Imin ketimbang Puan. (Tribunnews.com, 6 September 2022).
Kedua, oleh Pak Prabowo sendiri saat deklarasi koalisi Gerindra PKB di Sentul International Center Bogor Jawa Barat, pada Sabtu 13 Agustus 2022 kemarin. Ketika itu, Ketum Gerindra tersebut tegas menyatkan, "jangan heran kalau Gerindra cocok sama PKB.Â
Meskipun sebelumnya kita belum sekompak ini, tapi dari dulu kita selalu dekat di hati. Gus (kata Prabowo kepada Cak Imin), dari dulu kita pingin sama antum". ( link youtube, https://youtube.be/sEG-chTKvjE ). Kalau sudah Prabowo sendiri yang menegaskan, lalu siapa lagi yang bisa membantah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H