Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagi Soal Citayam Fashion Week: Harus Diselamatkan

27 Juli 2022   07:11 Diperbarui: 27 Juli 2022   11:37 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil Beraksi Di CFW, Foto Dok. Kompas By Instagram Ridwan Kamil

Semula, Citayam Fashion Week atau CFW adalah fenomena biasa. Para model yang beraksi, juga dari kalangan masyarakat kebanyakan. Bukan artis, anak pejabat, orang kaya atau dari kelompok mentereng lain yang dengan mudah mendapat akses atau fasilitas. Mereka tampil spontanitas. Tanpa kriteria, trik, rekayasa apalagi sutradara. Pendek kata, semua mengalir secara alami. Aksi yang dihadirkan juga apa adanya. Bahkan cenderung natural. Nampaknya, suka-suka mereka saja. Begitupun ketika diabadikan lewat foto atau vidio. Tidak ada efek kamera. Apalagi olah digital. Handphone yang digunakan cuma kelas menengah ke bawah.

Tentang CFW, Pak Menteri Menparekref Sandiaga Uno berkomentar, "Ini adalah bentuk ekspresi anak-anak muda yang berada di kawasan penyangga ibu kota Jakarta. Mereka mengekspresikan dirinya melalui fesyen. Untuk hal ini bukanlah milik pribadi, apalagi dimonopoli oleh sekelompok elit, akan tetapi dimiliki publik secara luas". (Novie Fauziah, iNews.id, 25 Juli 2022)

Lalu muncul ide mendaftarkan CFW ke HAKI Kemenkumham. Oleh pasangan selebriti Baim Wong-Paula Verhoeven. Juga influencer indigo Aditya Nugraha. Menurut saya, upaya tersebut perlu ditanggapi serius. Mengapa, agar tidak menggeser semangat awal munculnya fenomena CFW. Dari yang semula ajang aktualisasi potensi secara bebas, lalu menjadi terikat, kaku, formal dan penuh aturan.

Jika sampai lolos, saya yakin anak-anak remaja itu akan menemui kesulitan berekspresi di ruang publik. Karena sudah terdaftar di HAKI atau Hak Kekayaan Intelektual, sama artinya CFW adalah tempat eksklusif dan tertutup. Kecuali bagi pemegang hak dan merek. Pihak lain yang hendak memanfaatkan CFW, mesti ijin dulu. Bisa jadi juga, ijin tersebut disertai syarat-syarat tertentu. Macam biaya sewa, pembagian keuntungan dan hal-hal sejenis. Karena itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Baim Wong dkk mencabut pendaftaran merek "Citayam Fashion Week" (Kompas.com, 25/07/2022).

Para remaja yang tampil di CFW bukan siapa-siapa. Mereka punya keterbatasan. Sehingga, agak sulit menemukan tempat dan kekuatan ekonomi yang bisa menyalurkan bakat mereka. Memang benar, belakangan ada beberapa diantaranya yang mulai merasakan datangnya fasilitas dan menikmati diri sebagai selebritis. Misal diminta tampil di TV, diundang datang di channel youtube, dapat handphone baru merek terkenal atau lainnya.

Tapi ingat, kecuali yang dari konten sendiri, semua itu hasil pemberian para pihak yang memanfaatkan mereka. Istilahnya, mereka mendapat bayaran. Gambarannya, sama dengan karyawan yang terima gaji dari bos. Kalau seperti ini, hingga kapanpun sulit bagi mereka untuk menjadi besar. Selamanya, mereka tetap akan dibawah. Kata pengusaha terkenal almarhum Bob Sadino, "Setinggi apapun jabatan atau pangkat di kantor, tak berarati apapun, karena statusnya hanya sebagai karyawan. Tapi sekecil apapun usaha seseorang, dia tetaplah seorang bos". Itulah gambaran jika para anak muda itu tidak lagi punya otoritas atau kebebasan berekspresi di CFW karena terbentur merek HAKI.

Pada sisi lain, pendaftaran CFW ke HAKI juga berarti pengambil alihan secara tidak langsung ide dan hasil kreatifitas anak-anak itu. Lha, mereka yang menemukan dan membuat terkenal, lalu tiba-tiba diakui sebagai milik orang lain. Ekslusif lagi. Kayaknya ironis ya. Penemunya sendiri justru akhirnya tersisih. Jadi terikat pada orang lain. Tidak bebas seperti dulu. Belum lagi jika manfaatkan untuk kepentingan politik. Ini lebih parah lagi.

Diketahui, pada akhirnya sejumlah tokoh politik dan pejabat publik ikut-ikutan tampil disana. Terpantau ada diantaranya Gubernur DKI Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kedua nama ini memang menjadi tokoh yang disebut-sebut akan maju dalam Pemilu 2024.(Contan.co.id, 25 Juli 2022). Mungkin hendak dijadikan sarana pencitraan. Kalau benar, lumayanlah. Ada sarana gratis buat menaikkan elektabilitas. Siapa tahu jadi tambah naik.

Lepas dari itu semua, harus diakui bahwa Baim Wong dan Aditya Nugraha cukup cerdik memanfaatkan situasi. Nalar bisnis yang dipadu dengan potensi sebagai orang terkenal, langsung muncul kepermukaan. Begitu melihat ada spot bagus dan actual dijadikan konten, tanpa perlu tunggu lebih lama segera bergerak mengupayakan legalitas. Entah apa tujuan sebenarnya, wallahu'a'lam.

Mari kita tunggu perkembangan berikutnya. Yang jelas, disamping sebagai pengusaha dan artis, mereka juga seorang youtuber. Yang piawai menjadikan fenomena disekitar sebagai lahan meraup untung. Semoga saja, keuntungannya tidak hanya dinikmati secara sepihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun