Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah Nikah, Membentuk Keluarga Qurrotu A'yun

24 Juli 2022   14:14 Diperbarui: 24 Juli 2022   14:17 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid Probolinggo Jatim, Foto Dok. Pribadi

Kesempatan hadir ke acara walimatul ursy atau selamatan perkawinan seorang kolega. Tuan rumah ini merupakan teman saat mondok dulu. Mubaligh atau penceramah yang diundang adalah KH. Zuhri Zaini. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur. Salah satu pondok besar yang santrinya belasan ribu. Pondok ini didirikan oleh Almarhum Almaghfurullah KH. Zaini Mun'im. Ayahanda Kyai Zuhri. Kebetulan, baik penganten maupun saya dan kolega tadi merupakan alumni pondok tersebut.

Dalam ceramahnya, pertama kali beliau Kyai Zuhri menyampaikan panjatan doa. Baik kepada manten baru dan terutama manten yang sudah lama. Menurut beliau, doa kepada manten lama harus lebih diperbanyak. Mengapa, karena ikatan manten baru relatif lebih kuat dibanding manten lama. Saat masih manten baru, kerukunan pasti terjalin kuat. Tapi kalau sudah lama, cenderung ada hambatan karena berbagai masalah yang sudah biasa dihadapi pasangan suami istri dalam rumah tangga.

Dalam hubungan dengan pernikahan, doa paling masyhur adalah yang termaktub dalam Quran surat al Furqan ayat 74. Merupakan keinginan yang sering dipanjatkan oleh Nabiyullah Ibrahim. Doa dalam bahasa Indonesia demikian : "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa". Ayat ini membawa dua pesan pokok. Pertama, penyejuk hati. Kedua, menjadi imam.

Perlu disadari, doa itu merupakan cita-cita semua umat manusia yang ingin membentuk keluarga bahagia. Terutama suami, dan juga istri tentunya, pasti menginginkan jodoh yang qurrotu akyun. Yaitu yang bisa membawa kesenangan, sedap dipandang dan menyejukkan hati. Namun kondisi qurrotu akyun tidak hanya dicita-citakan oleh pasangan suami istri itu sendiri. Mereka juga ingin agar anak-anak yang dilahirkan juga bisa membawa qurrotu akyun. Jadi, suasana yang diharapkan terjadi dalam rumah tangga sebagaimana do'a Nabi Ibrohim tersebut bersifat lengkap. Meliputi pandangan suami terhadap istri atau sebaliknya. Dan kedepan, juga pandangan orang tua terhadap anak-anak mereka.

Selain itu, memiliki istri atau suami dan anak-anak yang menyejukkan hati juga dapat dilihat dari dua hal. Yakni fisik atau tampak luar. Dan psikis atau batin yang tampak dari dalam. Penyejuk hati yang bersifat fisik adalah yang kelihatan oleh mata secara langsung. Meskipun ini masuk yang dicita-citakan, tapi sifatnya sementara. Terikat oleh ruang dan waktu. Ada masanya. Punya istri cantik atau suami ganteng, hanya pada saat-saat tertentu saja. Utamanya ketika masih muda. Namun kalau sudah tua, semua itu bisa hilang ditelan usia. Bahkan dalam kondisi tertentu, meski fisik saat usia mudapun kadang terlihat kurang menarik lagi. Misal istri lagi hamil. Sebelumnya, terlihat langsing. Lalu setelah mengandung, badan jadi gemuk. Kurang sedap dipandang mata.

Suasana Walimah Nikah, Foto Dok. Pribadi
Suasana Walimah Nikah, Foto Dok. Pribadi

Sekarang ini jaman tekhnologi canggih. Segala sesuatu dapat direkayasa. Demikian pula dengan kecantikan fisik. Tak jarang, seorang nenek yang sudah berusia 80 tahun misalnya, bisa kelihatan muda sekali. Bagai remaja usia duapuluhan tahun. Ini terjadi, sebab ada vermak wajah lewat operasi plastik. Karena itu, wahai para pemuda, berhati-hatilah terhadap calon istri yang hendak dipinang. Telusuri sedetail mungkin latar belakang keluarga, asal asul dan kondisi sebelumnya. Jangan-jangan salah pilih orang. Saat dipinang, kulit dan wajah nampak segar sekali. Masih kencang dan berseri-seri tanpa sedikitpun ada kerutan akibat keriput. Sangat sejuk dipandang mata. Namun siapa sangka, ternyata yang bersangkutan sudah punya cucu 4 orang. Umurnya 2 kali atau bahkan 3 kali lipat usia calon suami. Jadi, gara-gara operasi plastik, calon suami kena prank.

Demikianlah gambaran tentang doa mohon penyejuk. Sekarang tentang harapan menjadi imam yang juga termaktub dalam al Furqan ayat 7. Perlu diketahui, makna imam bukan hanya berarti pemimpin. Imam sebagaimana dimaksud ayat tersebut juga berarti seorang panutan masyarakat. Yang aktif mengajak orang lain untuk senantiasa berbuat kebajikan. Terlebih bagi seorang santri. Tentu semangat untuk menjadi panutan harus dikedepankan.

Sementara itu, yang namanya panutan masyarakat bukan hanya seorang kyai atau ulama. Siapapun orangnya, asalkan aktif menyuarakan kabajikan, bisa menjadi panutan. Misal contoh berikut ini. Ada seorang supir bus malam sedang mengangkut penumpang. Ditengah perjalanan, tanpa terasa masuk waktu solat subuh. Belum sampai ditempat tujuan, supir menghentikan bus tepat disebelah masjid. Lalu si supir memberi pengumuman, bahwa bus berhenti karena supir hendak solat subuh. Bagi penumpang yang juga hendak solat, dipersilahkan untuk turun. Dan akan ditunggu hingga selesai. Disini, meskipun bukan seorang kyai atau ulama, supir tersebut bisa dikatakan sebagai panutan.

Kembali pada masalah walimah nikah, selain berdoa mohon penyejuk hati, meskipun sudah menikah juga tidak boleh berhenti untuk terus belajar. Terutama belajar ilmu tingkah laku atau akhlak. Dengan belajar akhlak, masing-masing pihak dalam keluarga yang meliputi suami, istri dan anak-anak punya pengetahuan yang mumpuni dalam bersikap. Suami tahu bagaimana memperlakukan istri. Sementara istri paham bagaimana melayani suami. Pun demikian, anak-anak mengerti bagaimana menghormati orang tua. Keselarasan timbal-balik hubungan mereka dalam keluarga yang saling mengisi seperti itu, menjadikan qurrotu akyun mudah dicapai dalam keluarga. Demikian. Semoga bermanfaat.

Catatan : Tulisan diatas disarikan dari ceramah KH. Zuhri Zaini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun