Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reuni SPG '88: Lupakan Soal Kerja, Rekatkan Saudara

6 Juni 2022   06:05 Diperbarui: 6 Juni 2022   06:11 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke soal reuni dan halal bi halal, banyak keseruan terjadi saat acara. Misal sikap para bapak dan ibu guru alumni SPG 88. Umur boleh dikata "senior", tapi soal tindak tanduk, kembali menjadi "yunior". Bagai masih remaja 17-an tahun. Muda lagi, seperti masih sekolah dulu. 

Semua penuh keceriaan dan keindahan. Mirip syair lagu Obbie Messakh, seorang penyanyi terkenal bertahun-tahun lalu. Judulnya "Kisah-kasih Di Sekolah". Salah satu syairnya berbunyi "Tiada masa paling indah... Masa-masa di sekolah. Tiada kisah paling indah... Kisah-kasih di sekolah.."

Memang masih ganteng, tapi sudah ada uban, Photo By Alumni SPG 88/dokpri
Memang masih ganteng, tapi sudah ada uban, Photo By Alumni SPG 88/dokpri

Meskipun serasa muda lagi, penampilan fisik tidak bisa di bantah. Memang kelihatan ada sisa-sisa kelebihan masa lalu. Yang pria tetap ganteng. Dan yang wanita cantik. Namun sudah ada tambahan. Rambut diselingi beberapa lembar warna putih, alias uban. Gerakan agak melamban sedikit, tidak lagi gesit seperti dulu. 

Tubuh menyimpan lebih banyak lemak, meskipun ada juga yang masih kurus. Kulit agak berubah, mirip-mirip kulit jeruk. Tidak lagi kencang seperti kulit pisang atau mangga. Dan beberapa perubahan fisik lainnya. Ya jelas saja itu semua terjadi. Karena diantara mereka sudah ada yang punya cucu. Bahkan, mungkin saja  hampir punya cicit...

Yang menarik pada reuni tahun ini adalah inisiatif tuan rumah yang cukup kreatif. Ada hadiah berupa pengalungan bunga. Diberikan langsung oleh yang bersangkutan kepada beberapa alumni. 

Tapi dengan beberapa kriteria tertentu. Ada yang karena rajin ngurus organisasi Alumni SPG 88 sebagai ketua. Ada yang karena tak pernah lupa mengingatkan solat malam dan sering komen di group WA. Juga karena rumah jauh, tapi masih menyempatkan diri untuk datang.

Pacaran sak-lawase, Photo By Alumni SPG 88/dokpri
Pacaran sak-lawase, Photo By Alumni SPG 88/dokpri

Terakhir, dan ini yang sangat mengesankan sekaligus mengharukan bagi alumni yang lain, adalah kriteria tentang "Pacaran sak lawase". Istilah ini adalah bahasa Jawa. Yang artinya : pacaran seterusnya. Tidak pernah putus selamanya. Mengapa tidak pernah putus, karena alumni jenis kelamin laki-perempuan ini meneruskan pacaran mereka hingga ke jenjang pernikahan. Sampai sekarang. Dan semoga saja hingga seterusnya.

Di puncak acara menjelang bubar, muncul kabar cukup menggelikan. Salah satu alumni yang ikut reuni, dapat pesan kaget dari tetangganya. Mengabarkan soal jemuran yang sudah kering, tapi basah lagi terkena hujan lebat. 

Hebohnya, kabar tersebut di forward ke group WA Alumni SPG 88. Bunyinya " "Berita hari ini : Telah terjadi hujan besar yang mengakibatkan jemuran basah kuyub, warga tak sempat angkat itu jemuran karena yang punya rumah tidak ada, sedang menghadiri reuni  SPG '88. Demikian laporan hari ini". Heheheeeeee.. Ada-ada saja..... Semoga reuni tahun depan lebih meriah lagi.... Amiin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun