Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Neng Ufa Sengaja Dipermalukan oleh Anggota Fraksi PPP?

12 Mei 2022   12:56 Diperbarui: 12 Mei 2022   13:13 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, meskipun bukan mayoritas, kekuatan Fraksi PPP cukup signifikan. Mengingat pengalaman yang sudah-sudah, di DPRD Bondowoso Fraksi PPP sering menjalin koalisi dengan Fraksi Gerindra dan PKS. Anggota Fraksi PPP sendiri berjumlah 6 orang. Gerindra 4 dan PKS 5. Jika ditotal, akan ketemu angka 15 orang. 

Rasanya, sangat mudah mencari suara yang cukup bagi Neng Ufa untuk masuk di BK. Namun yang terjadi sungguh ironis. Neng Ufa hanya mendapat 1 suara. Artinya, dari 6 anggota Fraksi PPP, ada 5 yang tidak memilih Neg Ufa. Nampaknya, tak satupun juga dari Gerindra dan PKS yang memilih putri bupati ini.

Apakah hal tersebut disadari oleh fraksi PPP..? Wallahu'a'lam. Yang jelas, kalau memang serius ingin Neng Ufa masuk di BK, namun pada kenyataannya gagal, maka harus diakui bahwa fraksi PPP kalah dalam segala hal. Kalah strategi, kalah lobby-lobby politik dan kalah juga dalam hal merangkul kawan koalisi. Ataukah justru anggota internal Fraksi PPP sendiri yang kena lobby..? Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, alamat buruk bagi partai ini.

Tak menutup kemungkinan masih ada fenomena lain yang tersembunyi dibalik itu semua. Kita tentu tidak dapat memastikan. Namun kejadian Neng Ufa kalah dalam pemilihan anggota BK, sungguh sangat mencengangkan. Kasihan politisi muda ini. 

Bagaimanapun juga, berhubung namanya disodorkan langsung secara resmi oleh Fraksi PPP di forum sidang DPRD, adanya kesan dikorbankan hanya untuk kepentingan lain, muncul kepermukaan. 

Seyogyanya, klan politik keluarga Bupati Kyai Salwa melihat ini sebagai pelajaran. Saatnya sekarang mulai berbenah. Utamanya belajar soal persepsi publik, ilmu politik, strategi lobby, menejemen kekuasaan, pola kepemimpinan dan penataan sumber daya manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun