Tulisan ini terinspirasi dari pertemanan dunia maya. Antara saya dengan seorang penganut Kristen di Malang. Namanya Ciptadi Hendri. Saya biasa panggil dengan sebutan Mas Cip saja. Saya sendiri muslim. Yang kebetulan taat ibadah berpuasa di bulan ramadhan.Â
Sebelumnya harus saya akui, bahwa saya tidak punya ilmu untuk bicara soal paskah. Namun demikian, dari berbagai literature yang saya baca, termasuk tanya-tanya ke Mas Cip, dalam konteks kemanusiaan perayaan paskah memiliki semangat yang sama dengan bulan suci ramadhan.
Karena itu, sebelum saya lanjut tulis artikel tentang Paskah 2022 ini, terlebih dahulu saya sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, khusus kepada umat Kristen dan Katolik. Mungkin dalam tulisan ini ada hal-hal yang salah atau kurang berkenan.Â
Jika ternyata memang ada, perlu dimaklumi bahwa itu semata karena ketidaktahuan saya. Dan bukan karena ada niat yang disengaja untuk mencederai hubungan persaudaraan antar umat beragama. Sekali lagi saya haturkan permohonan maaf.
Pada momen ramadhan tahun ini, Mas Cip pernah post makanan enak. Saya amati, rasanya pasti nikmat. Ironisnya, post itu persis terjadi pada siang hari. Saat dimana umat islam seperti saya, tengah berada di puncak lapar dan haus. Bagi saya, post Mas Cip jelas sebuah penderitaan. Namun bagi Mas Cip mungkin sebaliknya. Saya duga, dia tengah senyum-senyum. Penuh kesenangan. Karena sukses ngeprank saya.
Tapi saya tidak mau kalah. Saya balas post-nya di kolom komentar. Sekalian saya tantang demikian : "Terima kasih Mas Cip. Berkat Mas Cip, pahala puasa saya jadi tambah banyak. Ayoo jangan tanggung-tanggung. Kirim lagi post makanan dan minuman yang paling enak, sedap dan segar-segar. Mumpung ini saat tengah hari.Â
Makin banyak kiriman, makin bagus. Karena tingkatan pahala saya akan tambah naik. Meskipun dalam hati, tentu saja saya sedikit dongkol".
Pesan apa yang terkandung dalam prank Mas Cip kepada saya yang sedang puasa itu..? Pertama, adanya toleransi antar umat beragama. Kedua, ikatan persaudaraan sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Ketiga, perbedaan membawa rahmad. Keempat, penderitaan menciptakan berkah. Nah, pada point keempat inilah makna Paskah 2022 dan bulan ramadhan berjalan beriringan.
Melansir dari Ensiklopedia Britannica, makna paskah adalah kemenangan Yesus Kristus atas kematian. Paskah sendiri merupakan peringatan tiga hari setelah kematian Yesus Kristus di kayu salib. Dengan kata lain, kebangkitan Yesus Kristus berarti kehidupan kekal yang diberikan kepada umat manusia yang percaya. (Merdeka.com, 10 November 2020).
Penganut tiga agama didunia, yakni Yahudi, Katolik dan Kristen sama-sama merayakan paskah 2022. Bagi penganut Yahudi, paskah dirayakan untuk memperingati keluarnya mereka dari tanah perbudakan. Bagi umat Katolik, Paskah merupakan hari puncak dari rangkaian Tri Hari Suci.Â
Sedang bagi umat Kristen, Paskah adalah makna kemenangan dan harapan. Juga merupakan hari dimana Yesus berhasil bangkit kembali, setelah melalui penderitaan di kayu salib. Kebangkitan Yesus ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia akan kekal, melampaui dosa dan maut.
Saya tak hendak mengupas rincian makna peringatan paskah 2022 dari ketiga umat beragama tersebut. Sebab bisa dipastikan akan mengarah pada munculnya perbedaan. Dan itu fatal, jika dihubungkan dengan keyakinan iman masing-masing penganut agama.Â
Bisa fatal, karena keyakinan beragama adalah ranah privat. Murni hubungan antara manusia dengan Tuhan. Lebih-lebih, jika dikaitkan dengan semangat harmoni kehidupan dinegara Indonesia yang beragam. Dalam konteks ini, mempertajam pembahasan soal iman, akan membuat polarisasi makin kuat. Ujung-ujungnya adalah perpecahan. Sesuatu yang sangat tidak kita inginkan.
Karena itu, bagi saya sebagai muslim warga NKRI, yang perlu ditonjolkan dalam peringatan paskah 2022 dan bulan ramadhan adalah kesamaan. Dan itu sangat menonjol sekali. Inilah mestinya yang harus menjadi semangat seluruh umat beragama yang hidup di Indonesia. Lebih-lebih kaum muslimin sebagai umat mayoritas, yang saat ini sedang melaksanakan kewajiban rukun islam yang ketiga.
Apa yang terkandung dalam makna paskah 2022, baik dalam versi Yahudi, Katolik dan Kristen bersinggungan sangat erat dengan semangat puasa ramadhan. Yakni adanya penderitaan, untuk kemudian bangkit, lalu meraih kemenangan. Bangsa Yahudi dulunya hidup tak tentu arah.Â
Rakyatnya menyebar, tercecer dimana-mana. Mereka menderita. Lalu setelah bangkit bersatu, sekarang menjadi negara yang tergolong maju. Bagi umat Katolik dan Kristen, Yesus di siksa dengan cambuk penyaliban yang ujungnya pakai bola berduri dan dipasangkan mahkota yang juga berduri, merupakan gambaran penderitaan.
Namun penderitaan itu tak mampu membendung semangat Yesus untuk tetap berupaya menyelamatkan umat manusia. Puncaknya dihari Paskah. Dimana setelah hari ketiga dari tindakan penyiksaan, Yesus bangkit. Dan akhirnya mampu meraih kemenangan yang sekarang telah dinikmati oleh umat Katolik dan Kristen. Yang nantinya, menurut iman mereka, kemenangan itu akan dilanjutkan pada hari akhir.
Rangkaian peristiwa tersebut tergambar dalam penderitaan saya akibat prank Mas Cip di post facebook. Yang juga pasti dialami oleh umat islam yang saat ini sedang puasa. Siapa yang tidak ngiler. Melihat makanan enak dan minuman segar. Disiang hari lagi. Saat puncak terjadinya rasa lapar dan haus menghampiri datang tak terbendung.
Mas Cip mungkin nampak agak nakal. Telah dengan sengaja memancing munculnya penderitaan. Tapi ingat, setelah itu akan muncul kebangkitan. Yakni saat tiba waktunya bedug berbunyi. Tanda masuk solat maghrib. Sebagai sinyal dibolehkannya umat islam berbuka puasa. Inilah saatnya menikmati makanan.Â
Bagi yang puasa, minum air dan santap nasi diwaktu buka puasa, rasanya sungguh super nikmat tak terhingga. Meskipun lauk yang terhidang sangat sederhana. Apalagi mewah seperti post Mas Cip. Kenikmatan itu akan dirasakan lebih tak terhingga lagi.
Jika prank atau godaan seperti Mas Cip berlangsung tiap hari sebulan penuh, bisa dibayangkan betapa menderitanya umat islam akibat lapar dan haus. Anda yang cetek iman, jangan harap mampu melawan prank itu. Bisa dipastikan bablas.Â
Puasanya batal. Tapi bagi anda yang kuat iman, bersyukurlah. Karena akumulasi penderitaan anda menahan lapar dan haus selama sebulan penuh, yang kemudian diikuti oleh kebangkitan karena sudah boleh membatalkan puasa saat bunyi bedug tiba, akan membawa anda pada hari kemenangan nanti saat Idul Fitih tiba. Dan ingat, hari kemenangan itulah yang akan menyelamatkan anda di hari yaumul makhsyar besok.
Semangat Ramadhan dan Paskah 2022 patut menjadi perekat bagi kaum muslimin dan umat kristiani. Jika umat keduanya betul-betul khusuk menjalankan dua momentum ajaran agama itu, tak mustahil toleransi akan mengakar kuat dinegara kita. Ikatan persaudaraan sebagai sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, akan tambah kokoh.Â
Itulah yang islam sebut dengan istilah "Perbedaan adalah rahmat". Dan jika rahmat itu yang dicita-citakan oleh seluruh umat manusia, maka jangan heran jika bangsa ini kelak akan bertabur kenikmatan. Sebagai hasil atau buah dari kemenangan melawan penderitaan. Semoga saja. Amiinn..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H