Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadhan dan Paskah 2022

14 April 2022   09:15 Diperbarui: 14 April 2022   09:30 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak hendak mengupas rincian makna peringatan paskah 2022 dari ketiga umat beragama tersebut. Sebab bisa dipastikan akan mengarah pada munculnya perbedaan. Dan itu fatal, jika dihubungkan dengan keyakinan iman masing-masing penganut agama. 

Bisa fatal, karena keyakinan beragama adalah ranah privat. Murni hubungan antara manusia dengan Tuhan. Lebih-lebih, jika dikaitkan dengan semangat harmoni kehidupan dinegara Indonesia yang beragam. Dalam konteks ini, mempertajam pembahasan soal iman, akan membuat polarisasi makin kuat. Ujung-ujungnya adalah perpecahan. Sesuatu yang sangat tidak kita inginkan.

Karena itu, bagi saya sebagai muslim warga NKRI, yang perlu ditonjolkan dalam peringatan paskah 2022 dan bulan ramadhan adalah kesamaan. Dan itu sangat menonjol sekali. Inilah mestinya yang harus menjadi semangat seluruh umat beragama yang hidup di Indonesia. Lebih-lebih kaum muslimin sebagai umat mayoritas, yang saat ini sedang melaksanakan kewajiban rukun islam yang ketiga.

Apa yang terkandung dalam makna paskah 2022, baik dalam versi Yahudi, Katolik dan Kristen bersinggungan sangat erat dengan semangat puasa ramadhan. Yakni adanya penderitaan, untuk kemudian bangkit, lalu meraih kemenangan. Bangsa Yahudi dulunya hidup tak tentu arah. 

Rakyatnya menyebar, tercecer dimana-mana. Mereka menderita. Lalu setelah bangkit bersatu, sekarang menjadi negara yang tergolong maju. Bagi umat Katolik dan Kristen, Yesus di siksa dengan cambuk penyaliban yang ujungnya pakai bola berduri dan dipasangkan mahkota yang juga berduri, merupakan gambaran penderitaan.

Namun penderitaan itu tak mampu membendung semangat Yesus untuk tetap berupaya menyelamatkan umat manusia. Puncaknya dihari Paskah. Dimana setelah hari ketiga dari tindakan penyiksaan, Yesus bangkit. Dan akhirnya mampu meraih kemenangan yang sekarang telah dinikmati oleh umat Katolik dan Kristen. Yang nantinya, menurut iman mereka, kemenangan itu akan dilanjutkan pada hari akhir.

Rangkaian peristiwa tersebut tergambar dalam penderitaan saya akibat prank Mas Cip di post facebook. Yang juga pasti dialami oleh umat islam yang saat ini sedang puasa. Siapa yang tidak ngiler. Melihat makanan enak dan minuman segar. Disiang hari lagi. Saat puncak terjadinya rasa lapar dan haus menghampiri datang tak terbendung.

Mas Cip mungkin nampak agak nakal. Telah dengan sengaja memancing munculnya penderitaan. Tapi ingat, setelah itu akan muncul kebangkitan. Yakni saat tiba waktunya bedug berbunyi. Tanda masuk solat maghrib. Sebagai sinyal dibolehkannya umat islam berbuka puasa. Inilah saatnya menikmati makanan. 

Bagi yang puasa, minum air dan santap nasi diwaktu buka puasa, rasanya sungguh super nikmat tak terhingga. Meskipun lauk yang terhidang sangat sederhana. Apalagi mewah seperti post Mas Cip. Kenikmatan itu akan dirasakan lebih tak terhingga lagi.

Jika prank atau godaan seperti Mas Cip berlangsung tiap hari sebulan penuh, bisa dibayangkan betapa menderitanya umat islam akibat lapar dan haus. Anda yang cetek iman, jangan harap mampu melawan prank itu. Bisa dipastikan bablas. 

Puasanya batal. Tapi bagi anda yang kuat iman, bersyukurlah. Karena akumulasi penderitaan anda menahan lapar dan haus selama sebulan penuh, yang kemudian diikuti oleh kebangkitan karena sudah boleh membatalkan puasa saat bunyi bedug tiba, akan membawa anda pada hari kemenangan nanti saat Idul Fitih tiba. Dan ingat, hari kemenangan itulah yang akan menyelamatkan anda di hari yaumul makhsyar besok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun