Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bulan Ramadhan, Mestinya Warung Tetap Buka

1 April 2022   16:02 Diperbarui: 1 April 2022   16:51 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadhan, Mestinya Warung Tetap Buka

MUI atau Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tangerang dan Bekasi, minta pengusaha kuliner seperti restoran, kafe, rumah makan, warung nasi hingga kedai, agar tutup selama Ramadan. "Saya mengimbau kepada pemilik usaha kuliner agar menghormati Bulan Suci Ramadhan dengan menutup tempat usaha pada siang hari selama Ramadhan," Demikian kata Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bekasi, Muhhidin Kamal di Cikarang (CNN, 26/03/2022).

Menurut saya, himbauan tutup warung selama ramadhan kurang tepat. Untuk tidak mengatakan keliru besar. Pastinya, dapat menimbulkan dampak negatif diberbagai sendi kehidupan. Seperti ekonomi dan social. Bahkan, berpengaruh juga terhadap kualitas ibadah puasa itu sendiri. Dari sisi ekonomi, jelas menurunkan penghasilan pemilik usaha. Dari segi social, memberi kesulitan terhadap orang-orang yang tidak puasa dan butuh makan. Dari segi ibadah, menutup kemungkinan diperolehnya pahala yang lebih besar, dibanding berpuasa tanpa tutup warung.

Perlu diketahui, mencari nafkah hukumnya wajib. Tidak boleh ditinggal. Guna memenuhi kebutuhan hidup didunia. Cari nafkah juga sebagai sarana melaksanakan ibadah. Jika ibadah lancar sebagai akibat kebutuhan hidup terpenuhi, maka tujuan manusia untuk bahagia dunia dan akhirat akan tercapai. Mudah tanpa hambatan. Sebaliknya, jika ibadah terhambat gara-gara kebutuhan hidup seret, maka tujuan bahagia dunia akhirat bisa terkendala.

Betapa pentingnya usaha mencari nafkah, hingga hukum wajib yang melekat pada usaha itu sejajar kedudukannya dengan wajibnya seorang muslim melaksanakan ibadah. Dua-duanya  tidak boleh ditinggal. Jika ingin hidup normal, maka mencari nafkah dan beribadah harus sama-sama jalan. Jangan ditinggal salah satu. Ini sebagaimana hadits riwayat Ibnu Umar ra. sebagai berikut,: "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi".

Itulah mengapa tadi saya bilang, himbauan agar warung makan tutup dibulan ramadhan adalah kurang tepat. Apalagi hingga dipaksa lewat sweeping misalnya, sungguh tindakan yang terlalu berlebihan. 

Jika itu terjadi, sama halnya dengan memaksa umat islam untuk tidak melaksanakan kewajiban yang namanya mencari nafkah. Masak hukum islam begitu. Ini sudah tidak benar. Berada diluar rel yang digariskan oleh Rosul SAW. Yakni paksa orang untuk tutup usaha mencari nafkah. Padahal usaha itu merupakan perintah Allah SWT.

Dampak negatif lain akibat menutup warung nasi dibulan ramadhan, adalah tiadanya peluang atau kesempatan bagi yang sedang berpuasa untuk mendapat pahala dobel. Bahkan mungkin juga pahala yang triple. Yang berkali-kali lipat. Yang sangat banyak sekali. Yang tidak terhitung jumlahnya.

Memang betul, warung buka membuat iman yang sedang puasa pasti tergoda. Utamanya yang baru pertama kali menjalani ibadah ini. Lebih-lebih pada siang hari. Haus dan lapar menjerat. Kerongkongan kering, butuh aliran air. Sementara perut kosong keroncongan. Butuh asupan makanan. Siapa yang tidak ngiler melihat warung makan..?

Tapi disitulah tantangannya. Ini seperti uji iman. Lemah atau kuat. Jika lemah atau cetek, ambyar. Puasa batal. Jika kuat, alhamdulilah. Anda yang kebetulan pernah mengalami lulus ujian seperti ini, berbahagialah. Karena pahala ibadah puasa anda bisa diganjar berkali-kali lipat.

Sekedar tahu, dalam beribadah termasuk puasa, makin besar godaan, makin banyak pula pahala yang didapat. Kaidah fiqh memberi garis, bahwa amalan yang lebih banyak pengorbanan atau godaan, akan lebih banyak pula keutamaannya. Imam Az-Zarkasi sebagaimana Al-Mantsur juga menulis, "Amalan yang semakin banyak dan sulit, lebih afdhal daripada amalan yang tidak seperti itu." Kaidah-kaidah fiqh tersebut, disandarkan kepada hadits Rosul SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dari 'Aisyah ra, beliau bersabda, ".. pahala tergantung pada usaha yang dikorbankan".

Karena itu, warung buka saat ramadhan jangan dijadikan masalah. Justru harus dijadikan kesempatan. Anda yang sedang puasa dan melihat warung makan buka disiang hari, jangan marah. Sebaliknya, harus bersyukur. Itu adalah momentum, dimana anda punya peluang sangat besar untuk meraih kualitas ibadah yang terbaik. Sedang bagi anda sebagai pemilik warung, itulah saat paling tepat, dimana anda ada waktu menunjukkan komitmen, melayani konsumen secara istiqamah. Demi melaksanakan perintah Allah wajib mencari nafkah.

Jika diberi pilihan, tutup warung tentu bukan langkah yang dikehendaki. Karena bagi pemilik warung, keputusan itu dapat menghilangkan peluang mendapat uang. Apalagi hingga sebulan penuh. Berapa banyak potensi penghasilan yang hilang..? Ini jelas persoalan. Terlebih, jika buka warung makan itu adalah usaha satu-satunya. Tidak buka, sama halnya tidak ada pemasukan. 

Akibatnya, berkurang pula penghasilan. Padahal, mungkin saja penghasilan itu untuk keperluan memperlancar ibadah kepada Allah. Misal ditabung buat setor haji, hendak beli baju muslim untuk solat, sebagai biaya anak mondok dan sebagainya. Belum lagi biaya operasional yang juga harus tetap dikeluarkan secara rutin, meskipun warung tutup. Seperti gaji karyawan, sewa tempat dll.

Gak apa-apa sih ditutup. Tapi harus ada solusi. Misal ada ganti omset. Memberi bantuan langsung uang tunai. Tanggung upah pekerja dan sebagainya. Tapi siapa yang mau melakukan itu semua, apa pengurus MUI..? Jelas tidak mungkin. Mana mau mereka keluar uang berkorban untuk itu.

Persoalan lain adalah dari segi sosial. Yang ada hubungan dengan pelayanan terhadap orang yang tidak puasa. Mereka ini, umumnya adalah warga non muslim yang punya aktifitas bekerja diluar rumah. Tapi mungkin ada juga warga muslim yang tidak puasa karena sesuatu hal yang dibolehkan oleh syarak. Seperti orang sakit, musafir, lanjut usia, wanita hamil atau menyusui dan wanita haid. Yang karena alasan sebagaimana warga non muslim tadi, juga harus beraktifitas diluar rumah.

Terlebih jika aktifitas mereka adalah kegiatan yang vital. Misal aparat keamanan. Yang karena tugas negara, punya kewajiban jaga ketertiban. Dari pagi hingga malam. Selama seharian penuh. Juga untuk profesi-profesi penting lainnya. Karena tidak mungkin, saat mereka lapar, mesti pulang dulu kerumah. Lalu balik lagi ketempat kerja hanya untuk urusan makan. Maka dalam kasus ini, keberadaan warung makan sangat dibutuhkan. Kalau tutup, dimana mereka cari makan..?

Itulah fungsi lain warung buka saat ramadhan. Yakni sebagai alat menolong bagi orang yang lagi butuh makan. Yang seperti ini jelas perbuatan mulia. Siapapun orang yang ditolong. Baik muslim maupun non muslim. Jangankan manusia, tolong binatang saja, ganjarannya sangat besar. Dulu, ada wanita pelacur bertemu seekor anjing kehausan di pinggir sumur. Airnya tinggal dikit. Hanya cukup untuk salah satu diantara mereka. Tidak untuk berdua. Padahal, keduanya sama-sama haus tak tertahan.

Akhirnya, wanita pelacur mengalah. Ikhlas memberikan air kepada anjing. Lalu apa yang terjadi selanjutnya..? Dosa besar sekian lama yang melekat pada pelacur itu diampuni oleh Allah. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata 'Anjing ini hampir mati kehausan.' Lalu dilepaslah sepatunya kemudian diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum" (HR Bukhari).

Anjing hanyalah seekor hewan. Jika dalam kondisi basah, badannya najis. Bahkan ada orang yang jijik. Terlebih lagi, derajat anjing dipandang jauh lebih rendah dibanding manusia. Tapi, disitulah  poinnya. Hanya karena menolong anjing, seekor hewan hina, najis dan menjijikkan, justru wanita pelacur itu dapat pengampunan dosa. Yang kalau diamati, dosanya itu sangat sulit untuk diampuni. Sebuah dosa yang sangat besar. Dosa tahunan yang tentu sudah karatan. Tapi karena faktor menolong tadi, segala macam dosa yang melekat pada diri pelacur itu, dihapus oleh Allah. Diganti pengampunan. Hingga pada akhirnya ia masuk surga.

Besarnya ampunan Allah karena menolong anjing, ternyata sama derajatnya dengan taubatan nasuha. Yakni taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Melibatkan hati, lisan, dan tindakan secara berkesinambungan. Dan keutamaan orang yang taubat nasuha adalah : Diselamatkan dari segala macam keburukan. Allah SWT juga akan menugaskan para malaikat untuk baca istighfar serta berdo'a agar diselamatkan dari api neraka. Serta memasukkannya ke dalam surga..

Sekarang, bagaimana jika tolong menolong seperti kisah wanita pelacur itu dilakukan kepada manusia yang sedang lapar cari warung makan..?. Tentu saja pahalanya akan lebih besar lagi. Jika pemilik warung itu kebetulan adalah anda yang muslim dan sedang menjalankan ibadah puasa, maka anda akan mendapat banyak sekali pahala. Bisa berdobel-dobel. Tak terhitung. Pertama, dapat pahala puasa itu sendiri. Kedua, dapat pahala karena menolong orang. Dan ketiga, masih dapat tambahan pahala satu lagi. Yakni karena tahan terhadap godaan melihat banyaknya orang makan yang anda layani. Bahkan tepat berada didepan mata anda.

Melihat hal diatas, pendapat mana yang harus diikuti..? Apakah yang sarankan warung tutup, atau buka..? Kalau saya, ikut pendapat yang harus buka. Mengapa..? Karena menyerukan warung buka, menjadi jalan atau perantara didapatnya pahala dobel bagi yang sedang puasa. Dan Rasul SAW. sudah menjanjikan, bahwa menjadi perantara suatu kebaikan, maka ia juga akan mendapat kebaikan itu. Sabda beliau, "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya" (H.R. Muslim)

Ada yang tanya, bagaimana jika warung buka saat ramadhan itu ada muslim yang tergoda..? Itu hal lain. Soal tergoda atau tidak, itu urusan individu masing-masing. Sebab yang namanya tergoda, pasti akan ditemui dalam setiap ibadah. Bukan hanya ada saat warung buka dibulan ramadhan. Bisa diwaktu solat, sedang haji, baca Qur'an, pas wirid dsb. Semua penuh godaan. Bahkan bisa terjadi pula diluar ibadah. Seperti tergoda lakukan korupsi, mencuri, merampok, menggoda wanita cantik, rebut suami orang dll.

Jadi, sekali lagi, soal tergoda atau tidak, itu urusan pribadi masing-masing. Bukan urusan pemilik warung. Dosanya tanggung sendiri. Kecuali, jika niat pemilik warung buka saat ramadhan sengaja untuk menggoda iman umat muslim. Baru lain masalahnya. Kalau memang demikian, ya berdosalah pemilik warung. Sama berdosanya dengan seorang muslim yang makan diwarung itu. Tapi jika niat pemilik warung semata untuk menjalankan perintah Allah cari nafkah, maka tidak ada dosa baginya.

Jelas ya, bahwa keberadaan warung nasi dibulan ramadhan sebenarnya baik. Tidak perlu ditutup. Kalau saya pribadi, justru pada bulan ramadhan itulah mestinya, manusia berlomba-lomba buka warung makan. Anda yang tergolong punya kelebihan rejeki, masuk katergori kaya raya, punya sebutan sultan, ini saatnya menunjukkan diri sebagai muslim terbaik dibulan suci. 

Caranya, modalin orang butuh kerja untuk buka warung makan. Niatnya, tolong orang dapat rejeki dan tambahan pemasukan. Agar mereka bisa bergembira. Terpenuhi segala macam kebutuhan menyambut hari raya. Bisa beli baju baru, makan enak, kasi angpao untuk anak-anak, ada uang operasional buat silaturrahim main ke sanak famili atau tetangga dan kebutuhan- kebutuhan lain.

Bergembiralah anda sebagai orang kaya, yang sempat berbuat baik seperti itu. Selain dapat pahala puasa, masih akan dapat beberapa tambahan lagi. Pertama, pahala modalin orang, yang kebaikannya tentu akan terus menerus mengalir kepada anda. Kedua, dapat pahala karena bantuan anda modalin orang, telah menjadi perantara naiknya tambahan pahala orang berpuasa. Jadi, apalagi yang anda tunggu. Ayo para sultan, segera lakukan. Sedekahkan duit anda untuk bantu para pengangguran buka usaha warung..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun