Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bulan Ramadhan, Mestinya Warung Tetap Buka

1 April 2022   16:02 Diperbarui: 1 April 2022   16:51 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Karena itu, warung buka saat ramadhan jangan dijadikan masalah. Justru harus dijadikan kesempatan. Anda yang sedang puasa dan melihat warung makan buka disiang hari, jangan marah. Sebaliknya, harus bersyukur. Itu adalah momentum, dimana anda punya peluang sangat besar untuk meraih kualitas ibadah yang terbaik. Sedang bagi anda sebagai pemilik warung, itulah saat paling tepat, dimana anda ada waktu menunjukkan komitmen, melayani konsumen secara istiqamah. Demi melaksanakan perintah Allah wajib mencari nafkah.

Jika diberi pilihan, tutup warung tentu bukan langkah yang dikehendaki. Karena bagi pemilik warung, keputusan itu dapat menghilangkan peluang mendapat uang. Apalagi hingga sebulan penuh. Berapa banyak potensi penghasilan yang hilang..? Ini jelas persoalan. Terlebih, jika buka warung makan itu adalah usaha satu-satunya. Tidak buka, sama halnya tidak ada pemasukan. 

Akibatnya, berkurang pula penghasilan. Padahal, mungkin saja penghasilan itu untuk keperluan memperlancar ibadah kepada Allah. Misal ditabung buat setor haji, hendak beli baju muslim untuk solat, sebagai biaya anak mondok dan sebagainya. Belum lagi biaya operasional yang juga harus tetap dikeluarkan secara rutin, meskipun warung tutup. Seperti gaji karyawan, sewa tempat dll.

Gak apa-apa sih ditutup. Tapi harus ada solusi. Misal ada ganti omset. Memberi bantuan langsung uang tunai. Tanggung upah pekerja dan sebagainya. Tapi siapa yang mau melakukan itu semua, apa pengurus MUI..? Jelas tidak mungkin. Mana mau mereka keluar uang berkorban untuk itu.

Persoalan lain adalah dari segi sosial. Yang ada hubungan dengan pelayanan terhadap orang yang tidak puasa. Mereka ini, umumnya adalah warga non muslim yang punya aktifitas bekerja diluar rumah. Tapi mungkin ada juga warga muslim yang tidak puasa karena sesuatu hal yang dibolehkan oleh syarak. Seperti orang sakit, musafir, lanjut usia, wanita hamil atau menyusui dan wanita haid. Yang karena alasan sebagaimana warga non muslim tadi, juga harus beraktifitas diluar rumah.

Terlebih jika aktifitas mereka adalah kegiatan yang vital. Misal aparat keamanan. Yang karena tugas negara, punya kewajiban jaga ketertiban. Dari pagi hingga malam. Selama seharian penuh. Juga untuk profesi-profesi penting lainnya. Karena tidak mungkin, saat mereka lapar, mesti pulang dulu kerumah. Lalu balik lagi ketempat kerja hanya untuk urusan makan. Maka dalam kasus ini, keberadaan warung makan sangat dibutuhkan. Kalau tutup, dimana mereka cari makan..?

Itulah fungsi lain warung buka saat ramadhan. Yakni sebagai alat menolong bagi orang yang lagi butuh makan. Yang seperti ini jelas perbuatan mulia. Siapapun orang yang ditolong. Baik muslim maupun non muslim. Jangankan manusia, tolong binatang saja, ganjarannya sangat besar. Dulu, ada wanita pelacur bertemu seekor anjing kehausan di pinggir sumur. Airnya tinggal dikit. Hanya cukup untuk salah satu diantara mereka. Tidak untuk berdua. Padahal, keduanya sama-sama haus tak tertahan.

Akhirnya, wanita pelacur mengalah. Ikhlas memberikan air kepada anjing. Lalu apa yang terjadi selanjutnya..? Dosa besar sekian lama yang melekat pada pelacur itu diampuni oleh Allah. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata 'Anjing ini hampir mati kehausan.' Lalu dilepaslah sepatunya kemudian diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum" (HR Bukhari).

Anjing hanyalah seekor hewan. Jika dalam kondisi basah, badannya najis. Bahkan ada orang yang jijik. Terlebih lagi, derajat anjing dipandang jauh lebih rendah dibanding manusia. Tapi, disitulah  poinnya. Hanya karena menolong anjing, seekor hewan hina, najis dan menjijikkan, justru wanita pelacur itu dapat pengampunan dosa. Yang kalau diamati, dosanya itu sangat sulit untuk diampuni. Sebuah dosa yang sangat besar. Dosa tahunan yang tentu sudah karatan. Tapi karena faktor menolong tadi, segala macam dosa yang melekat pada diri pelacur itu, dihapus oleh Allah. Diganti pengampunan. Hingga pada akhirnya ia masuk surga.

Besarnya ampunan Allah karena menolong anjing, ternyata sama derajatnya dengan taubatan nasuha. Yakni taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Melibatkan hati, lisan, dan tindakan secara berkesinambungan. Dan keutamaan orang yang taubat nasuha adalah : Diselamatkan dari segala macam keburukan. Allah SWT juga akan menugaskan para malaikat untuk baca istighfar serta berdo'a agar diselamatkan dari api neraka. Serta memasukkannya ke dalam surga..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun