Ombak menghempaskan diri ke bibir pantai
Beradu dengan alunan nada seruling klasik negara Khilafah Utsmaniyah
Angin laut Istanbul menampar keras wajah ku
Meminta ku bangun dari kematian
Tujuh ratus dua puluh malam yang lalu
Tangan kekar seorang pria
Memaksa mengambil nyawa ku
Hatinya puas melihat tangisan dan raungan ku
Tubuhku terbujur kaku
Bersimbah darah kepedihan
Detak nadi ku tak terdengar lagi
Mataku hanya melihat diriku sendiri
Sentuhan lembut tangan kekar yang lain datang menghampiri tubuhku
Suara lirih nya meminta ku untuk melawan kematian
Jiwaku tak bisa terselamatkan
Aku terlanjur sekarat
Aku telah mati
Alunan nada seruling menari-nari
Bersama para Sufi
Kalimat Tauhid bergema
Hasrat ku tersentuh
Perlahan air mata ku jatuh
Pria itu berteriak girang
Kau menangis, kau bisa menangis
Ini tanda kehidupan
Dua tahun mati suri
Roh telah datang
Aku hidup kembali
Ampah, 12-07-2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI