Kompasiana akan mengadakan Kompasianival dalam waktu dekat ini. Sejujurnya, penulis ingin datang ke Jakarta dan berpartisipasi, tapi ternyata nasib berkata lain. Selama dua hari penuh, bertepatan dengan acara Kompasianival digelar, penulis berkesempatan menjadi narasumber di sebuah acara yang bertajuk "Longlife Blogging", yang diselenggarakan oleh sebuah kampus di Jawa Timur. Acara ini persis seperti yang pernah penulis ikuti (juga sebagai narasumber, bersama Dimas Nur a.k.a Nuraziz Widayanto, penulis novel Dunia Patah Hati dan praktisi filem Bandung, dan juga Kompasianer), beberapa waktu yang lalu.
Meski agak kecewa, tapi tentu tidak jadi masalah. Meski berbeda tempat dan berbeda acara, penulis berharap apa yang akan penulis lakukan juga tidak kalah bermakna. Menyebarkan virus menulis dan ngeblog adalah sepenting orang-orang yang dengan rela hati menebar kedamaian di muka bumi, menyuarakan kesetaraan dan kebersamaan dalam hidup, dan membuat keseimbangan alam semesta.
**
Longlife Blogging, sebuah tema yang amat menarik. Bagiku, tak perlu mendefinisikan terlalu jauh apa pengertian ini secara ilmiah, yang jelas, apapun bisa terjadi dengan seorang blogger. Perjalanan hidup seorang blogger akan membentuk grafik, yang tentu saja akan tercermin pada semua tulisan-tulisannya, tapi satu hal yang tak boleh dilupakan,"selama nafas masih dapat bergerak menyusuri tenggorokan dan kerongkongan, selama itu pula nafas itu akan mendorong jari jemari untuk tetap menulis.."
Diantara para blogger, tentu saja ada yang memiliki grafik perjalanan hidup yang 'bak roller coaster', atau juga ada yang 'bak penerjun payung yang tidak tepat sasaran, nyungsep ke selokan', atau amat datar dan steady. Jalan-jalan ini membentuk rinai-rinai dan akan tercermin dalam tulisan-tulisan sang blogger, meskipun tentu saja tidak selalu seperti itu, persis yang sering penulis lakukan dengan cara men-split personality, menjadi manusia sehat yang mampu beropini, atau malah menjadi 'super kenthir' yang paling gak beres.
**
Tulisan seorang blogger, itulah nafasnya. Mungkin seorang blogger akan rehat untuk beberapa saat, tetapi kemudian ia akan hadir lagi untuk menyambung nafasnya. Persis seperti yang diutarakan banyak orang pintar dan bijak bahwa,"Belajar akan berlangsung sepanjang hayat, sejak lahir ceprot sampai mati.." Atau kemudian ketika ada orang bertanya kepadaku,"Siapakah dirimu?" Dan aku menjawab,"Aku adalah manusia yang sedang belajar." Kemudian orang itu bertanya,"Kapan berhenti belajar?" Dan kujawab,"Jika aku sudah mati.."
Ngeblog selama hayat, mungkin sama saja filosofinya. Perhatikan para blogger yang setiap hari menghirup nafas dan berusaha menghembuskannya kembali dengan menulis. Jika tidak begitu, tentu dia sedang bertapa. Dan suatu saat ia akan muncul lagi jika prinsip 'Longlife Blogging' masih ada dalam pikiran dan jiwanya.
**
Media, cukup penting artinya bagi Longlife Blogging ini. Tak peduli apapun argumentasinya, Kompasiana tetaplah penting, sepenting ngeblog itu sendiri. Jika Anda punya blog pribadi, itu juga penting, sepenting apa yang Anda tulis di blog Anda itu. Meski banyak orang berkata bahwa media hanyalah tool, tapi tanpa media, Anda hanya akan berteriak-teriak, mengabarkan tulisan Anda dengan tingkah yang aneh, dan menyuruh orang menyukainya dengan berjalan dari ujung gang ke ujung gang.
So, tidak perlu munafik untuk mengatakan bahwa media dan internet adalah pendukung prinsip Longlife Blogging yang kamu usung. Selagi internet masih ada, selagi listrik masih ada, selagi energi masih ada, dan selagi dunia belum kiamat..[ ]
15 Nopember 2012
Mr. President
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H