Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kopdar Madiun Raya dan Serpihan Sejarah

20 Juni 2011   01:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:21 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_117619" align="aligncenter" width="200" caption="---foto by Khussy Alfarisi---"][/caption]

Kemarin, 19 Juni 2011, 4 orang kompasianer Madiun Raya (Ponorogo, Magetan, dan Madiun) mengadakan kopdar di alon-alon Madiun. Kopdar ini diikuti oleh penulis sendiri – Mr. President- , Fawaizzah Watie, Khussy Alfarisi dan Joe Amatir. Sebuah kopi darat yang terbilang sepi dan sederhana karena hanya diikuti oleh 4 orang saja (plus seorang pengawas, ibu dari Fawaizzah Watie, mungkin khawatir anak gadisnya dicolek-colek oleh penulis. Wakaka..)

**

Kopdar, sebagaimana kopdar-kopdar yang lain, adalah ajang silaturahmi. Menyisir pertemuan di dunia nyata setelah bertemu di dunia maya. Tak ada yang menyangsikan bagaimana bernilainya kegiatan ini. Ajang membina persahabatan adalah pilar utama kehidupan yang harmonis.

Lantas, mungkin banyak yang bertanya. Jika kopdar hanya diikuti oleh segelintir orang, apa ada gaungnya? Apa ada urgensinya? Apa ada pentingnya? Wahaha.. justru menurutku, kopdar itu jangan banyak diikuti oleh banyak orang. Cukup dua orang saja. Contohnya, aku dan salah satu cewek kompasiana. Trus tempatnya di kamar hotel. Pasti gaungnya akan lebih menggelegar. Soalnya beberapa saat kemudian Satpol PP sudah menggiring kami ke Polsek Metro, diliput acara Buser, dan kemudian media online tetangga sudah meng-upload foto kami yang hanya make cangcut saja. Wakaka.. Mau kopdar.. malah modar..

**

Kopdar, bukanlah acara iseng. Kopdar akan tertulis dalam sejarah. Jangan khawatir berapapun jumlah orang yang mengikuti kopdar. Semua akan ada di dalam prasasti. Kelak, jika kompasiana sudah dihuni jutaan member, maka semua orang akan tahu bahwa dulunya juga hanya beberapa gelintir orang saja.

Orang-orang pertama yang membentuk komunitas adalah para pelopor. Orang-orang pertama. Perhatikan saja gambar sejarah ketika negeri ini pertama kali mengadakan upacara bendera setelah merdeka. Berapa orang yang ikut acara itu? Tentu hanya sedikit saja. Bahkan, ketika penulis mengikuti kopdar bersama tiga orang sahabat kemarin, penulis merasa seperti Bung Karno yang rapat dengan Bung Hatta, Moh. Yamin dan Soepomo. Serasa seperti orang-orang pertama republik ini saja. Wakaka..

**

Yang jelas, kopdar akan memicu semangat untuk berbagi dalam banyak hal lainnya. Tidak hanya di dunia maya saja. Tapi juga di dunia nyata. Karena itu, aku punya saran buat teman-teman kompasianer yang akan mengadakan kopdar. Silakan bawa apa saja yang bisa dibagi untuk sahabat-sahabat kalian. Kalau kalian punya nasi goreng, silakan dibawa. Siapa tahu bisa dibagi untuk teman-temanmu. Kalau kalian punya kripik singkong, silakan dibawa. Siapa tahu ada kompasianer penggemar kripik singkong yang siap untuk menerima oleh-olehmu. Jika ada yang punya sambal bajak super pedas yang pedasnya bisa terasa sampai ubun-ubun, silakan juga dibawa. Jika benar itu terjadi, aku pasti akan datang, soalnya aku penggemar sambal super pedas.

Tapi, jika ada yang punya koleksi celana dalam bekas yang sudah robek-robek, ya jangan dibawa. Selain barang itu tak wajar jika dibagi-bagi, para kompasianer juga akan muntah-muntah dan berlari satu-persatu dari lokasi kopdar. Huakakak..

**

Acara kopdar juga sebenarnya harus diisi dengan berbagi hal mengenai pengetahuan menulis di Kompasiana. Contoh, bagaimana kita bisa terus bersemangat menulis, dan bagaimana kita bisa menulis dengan baik dan menarik.

Tapi memang ada tips-tips menulis yang tidak layak dibagi. Contoh, bagaimana cara kopi paste yang baik dan tidak konangan. Itu tips yang tidak baik. Contoh lagi, bagaimana cara menulis surat cinta kepada admin sehingga admin luluh hatinya dan selalu meng-HL-kan tulisan-tulisan kita. Itu juga tidak disarankan. Wuakakaka.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun