[caption id="attachment_94368" align="alignnone" width="132" caption="dari simbah google"][/caption]
Dear Sutini
Sambutlah abang
Tepergok senyummu
Terantuk manis sapamu
Jangan ingat yang dulu
Dia sudah mendahuluimu
Abang bisa gantikan dia
Agar kamu tak sembarang digoda
Kamu hidup tak sendiri
Ada abang yang ingin menemani
Abang memang tak banyak uang
Tapi abang bisa beli giwang
Atau kalung indah
Untuk leher jenjang
Abang memang tak kaya
Tapi abang punya cinta
**
Jika gayungku bersambut
Aku ingin segera saja
Menikahi dirimu
Yang tetap malu malu
Jika aku jadi suamimu
Aku takkan malas lagi
Aku pasti belikan cincin
Dengan banting tulang
Tidak lagi banting gaple
Biar bibir tak memble
**
Meski kutahu kamu seksi
Ku tak ingin terbelai
Meski kamu ayu
Ku tak ingin mengigau
Ku tak berpikir parasmu
Ku hanya ingin hatimu
Tubuhmu bisa menua
Tapi hatimu tak kan renta
**
Kemarin kulihat
Cukong menyelinap
Apakah itu orang kaya?
Yang ingin membawamu?
Jika boleh kubernyanyi
Jangan ikuti pria itu
Dia gendut dan punya uang
Tapi nafsu seperti kudanil
Dia hanya memandang molekmu
Tak mungkin dia tulus
Kamu hanya diduakannya
Tak mungkin jadi pertama
Meski kamu berpunya
Kuyakin kamu tak bahagia
**
Yakinlah bahwa aku baik hati
Meski tak membawa mercy
Tatapan mataku
Tatapan ikhlas penuh arti
Kuberdoa moga Tuhan menuntunmu
Tuk bersanding denganku
Tapi jika Tuhan tak begitu
Berarti itu terbaik untukmu
**
Aku tahu kenyataannya
Dan aku tahu diri
Banyak yang mengincarmu
Bukan hanya aku
Tidak ada audisi
Untuk mencari pria sejati
Selalu ada audisi
Untuk mencari pria ber-audi
Kutahu kamu pintar
Tak pernah kamu mendewa harta
Tapi kamu sekarang tahu apa hidup
Karena itu sebuah tuntutan
Memang harta bukan jaminan bahagia
Tapi tanpa harta memang sulit bahagia
**
Aku hampir kalah
Dalam pertempuran ini
Mengapa kamu tak mengobral hati
Pada pria tak beruntung ini
Tentu aku akan buntung
Jika kamu melewatkanku
Satu-satunya cara bagiku
Kuingin kamu tahu aku seperti apa
Aku bisa menjadi pelabuhan
Yang paling akhir bagi perjalanan
Segera kubilang
Ikutlah kata hatimu
Pergi saja jika mau
Dengan laki-laki penyu
Tapi jika kamu tak bahagia
Aku tetap menantimu
**
Sutini memilih pergi
Tak ada janji
Kuyakin dia ingat aku
Meski dia ingkari kata hati
Berpetualang sekali lagi
Menjinakkan badai
Jika berhasil
Dia meluncur dan meliuk
Jika gagal
Dia terkapar
**
Hari-hari selalu kuhitung
Untuk menanti Sutini
Dia pasti kembali
Tak mungkin jauh lagi
Tapi tak pernah kuyakini
Jika kemarin adalah terakhir kali
Tergambar Sutini
Dia menjadi kosong dan lenyap
Sutini menghilang
Suara maya memekik
Tetangga membaca koran
Sutini korban pembunuhan
Aku menangis dan menjerit
Membuang sauh
Karena aku pelabuhan terakhir
Yang tak pernah didatangi
Aku meronta
Aku mengharu
Karena aku pelabuhan terakhir
Yang tak ada kapal lagi
Sutini tenggelam
Bersama asa sunyi
**
Dear Sutini
Kuingin kamu bahagia
Di alam sana
Tunggu aku jika mau
Jika kamu ingin
Jika tak seperti kemarin
Jika tidak
Aku tetap takkan pergi
Takkan urung
Cinta lirih di ujung jantung
Cinta parau
Di ujung gang
Untuk sebuah nama indah
Sutini yang terprasasti
***
Ponorogo, 4 Maret 2011
Mr. President.
Catatan : Salam Sun Buat Cewek-Cewek Kompasiana.. haha..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H