Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Flash Fiction: "Maafkan Aku..."

24 September 2010   12:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami bersitatap agak lama hingga aku memberanikan diri memulai.

"Jika kamu menutup pintu ini keras-keras, aku akan menyadarinya.. tapi kuharap itu tidak kamu lakukan.." kataku dengan bibir bergetar.

Dia menatapku amat nanar, tapi aku tak pernah mau menghindari tatapannya. Aku kangen dengan tatapan itu.

**

Dia mempersilakan aku masuk dengan memberikan jalan meskipun belum terucap sepatah katapun. Aku masuk dan mencium aroma wangi apartemennya ini dan aku hampir menangis karena bau ini yang amat kusukai sejak aku mengenalnya.

Dia masih duduk di dekat pintu dan mulai menghadap ke arahku.

Dia masih diam. Aku tak sabar.

"Aku tahu kedatanganku ini takkan menghapus kejadian perselingkuhan itu.. dan meskipun aku minta maaf sejuta kali.. tentu tak pernah bisa menghapusnya.." kataku pelan.

**

Bibirnya bergetar. Ia akan bicara.

"Aku belum pernah bercerita kepadamu bahwa waktu umurku 10 tahun aku pernah mengalami kecelakaan mobil. Kepalaku terbentur dashboard dan ada sekitar 15 jahitan di dahiku. Aku pusing-pusing selama seminggu. Aku tak pernah merasakan itu sampai aku mengetahui kejadian memalukan ini.." katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun