Ontoseno terpaku saja melihatku, meski kemudian dia mengangguk-angguk juga.
**
Dan menjelang malam yang istimewa itu, aku telah berada di dekat Putri Awan yang manis dan pintar. Aku dan dia duduk bersanding di sebuah kursi panjang, di bawah pohon kelapa di kawasan Ancol. Sebentar lagi matahari akan bersembunyi, dan malam akan datang. Sunset indah sepanjang masa.
"Aku ingin selalu membuatmu tersanjung dan menjadi wanita istimewa.." kataku.
"Kamu selalu merayuku.." jawabnya.
"Tapi aku tak pernah berniat merayumu. Tanpa kamu cerna kata-kataku pun, kamu sudah tahu.."
"Aku akan melihat apakah esok hari hatiku akan runtuh seperti menara WTC.."
"Jika jawabannya ya.."
"Aku akan melakukan apapun perintahmu.."
"Aku tak mau kamu seperti itu.."
"Lalu?"