Mohon tunggu...
Yossi Zahradilla
Yossi Zahradilla Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

haloo~ im yora 18 years old. an amateur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Never Goodbye

3 Juli 2023   18:33 Diperbarui: 3 Juli 2023   18:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat hari ulang tahun Gianetta… Ayo cepat tiup lilinya…”

Aku meniup lilin yang tengah menyala di atas kue tart cantik berwarna-warni. Saat lilinya sudah padam, aku langsung menyatukan kedua tangan untuk berdoa serta membuat harapan yang semoga bisa didengar dan dikabulkan oleh sang Maha Kuasa.

Hari ini ulang tahunku yang ke-20 tahun. Senang rasanya masih bisa merayakan momen ini dengan orang-orang favoritku. Siapa lagi kalau bukan Papi, laki-laki keren yang sangat aku cintai! yang setengah dari hidupnya ia habiskan hanya untuk menjaga ku di tengah-tengah sulitnya kehidupan tanpa peran ibu. Dua puluh tahun sudah aku di besarkannya penuh rasa dan kasih sayang yang begitu tulus, dengan perannya sebagai seorang Ayah yang selalu menafkahi sekaligus seorang ibu yang mengajariku.

Menjadi anaknya adalah sebuah anugrah yang selalu aku syukuri tiap kali memandang wajahnya. Ketika ia sedang terlelap seringkali aku memuji dirinya dengan bangga, aku bilang, “Papi keren sedunia, papi pintar, papi ganteng pantas saja aku cantik.” Sebenarnya banyak yang aku kagumkan dari sosok beliau, tapi aku rasa kata `Keren` sudah sangat cukup untuk mendeskripsikannya.

Setelah papi, ada dua orang lagi manusia favoritku, hari ini mereka juga merayakan ulang tahunku bersama papi, namanya Khalid dan Filio. Laki-laki dengan keturunan ras barat yang sudah menjadi sahabatku selama 14 tahun.
Aku, Khalid dan Filio selalu menghabiskan waktu bersama sejak kami berusia 6 tahun. Waktu itu kami bertiga masih semester pertama di sekolah dasar, kami sering bermain setiap hari hingga terkadang sampai lupa waktu makan. Tempat favorite kami bertiga adalah rumah ya Khalid, karena ibunya selalu membuatkan makanan, dan kalau di rumahnya Filio itu adalah tempat kesukaanku, soalnya kalau aku main kerumahnya aku merasa seperti memiliki seorang ibu! soalnya ibunya filio selalu memeluk dan menciumku seperti putrinya sendiri. Ah senang rasanya bisa merasakan banyak kasih sayang dari orang-orang, karena kalau aku sedang rindu akan sosok ibu… aku hanya bisa berdiri di balkon rumah sambil menatap langit gelap yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang bersinar terang. Aku melakukan itu karena kata Khalid kalau orang yang kita sayang pergi jauh bertemu Sang pencipta, kita masih bisa melihat sosoknya lewat cahaya dari bintang di malam hari, dan juga kita dapat merasakan kehadirannya didalam hati.
 Aku selalu tak punya alasan ketika ingin bersedih, sebab dua orang laki-laki itu senantiasa memberikan tangannya untuk menggenggam erat tanganku. Berada di sisi mereka membuatku tidak pernah merasa ketakutan akan apapun. Tapi, waktu aku masih di bangku SMP aku pernah terus-terusan didatangi oleh kakak kelas perempuan yang sangat menyukai Filio, ia memarahiku karena katanya aku genit dan centil.Segerombolan geng kakak kelas itu mengancamku untuk menjauhi Filio.  Filio yang saat itu melihat aku sedang dirundung, ia langsung memberi tatapan tajam kepada kumpulan kakak kelas itu, dan itu adalah pertama kalinya aku lihat Filio marah besar. Tak sampai disitu, Khalid yang juga ada disana langsung mendekat ke arah mereka dan mengatakan, “Ini yang terakhir gue liat lo ngatain Gia! kalo besok semua masih kayak gini, gue gak segan-segan buat laporin lo sebagai tindak bullying!” Siswa dan siswi yang menyaksikan itu aku lihat mereka ikut ketakutan melihat kemarahan dua laki-laki populer di sekolah. Dan semenjak saat itu hingga lulus sekolah tidak pernah satupun orang berani menggangguku.
Never Goodbye.. mungkin hal itu yang bisa aku rasakan sampai saat ini, sebab aku, Khalid dan Filio tidak pernah benar-benar saling meninggalkan. Sejauh apapun jarak kami nanti tetaplah menjadi tempat pulang untuk satu sama lain.
Aku tidak pernah melupakan mereka berdua sedikitpun!
Aku tidak akan pernah melupakan bagaimana Khalid yang selalu menyuapiku saat sedang serius mengerjakan tugas sekolah…
Aku tidak akan pernah melupakan bagaimana Filio yang selalu mengikatkan tali sepatuku sebelum berangkat sekolah…
Aku juga tidak pernah melupakan mereka berdua yang selalu memelukku ketika dalam kesulitan…
Terima kasih banyak untuk dua laki-laki favoritku ini, karena di ulang tahun ku yang ke-20 kalian masih tetap ada untuk merayakan. Terima Kasih telah tumbuh menjadi anak baik dan sehat, terima kasih karena di hari ulang tahun ku ini masih memakaikan ku mahkota yang terbuat dari karton berwarna pink. Aku tidak mau jauh dari kalian sedikitpun, aku tidak mau ada kata perpisahan diantara kita bertiga! Kalau memang nanti takdirnya harus berpisah… hanya mautlah yang boleh memisahkan kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun