Mohon tunggu...
Yassin Yanuar Mohammad
Yassin Yanuar Mohammad Mohon Tunggu... Dokter -

Spesialis Obstetri dan Ginekologi Mendalami Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas\r\nRSPI Pondok Indah\r\nJakarta\r\n@yassinbintang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bolehkah Ibu Hamil dan Menyusui Berpuasa?

9 Juli 2015   09:02 Diperbarui: 9 Juli 2015   09:02 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trending Topic

Pertanyaan ini menjadi trending topic di praktek dokter kandungan manapun ketika memasuki bulan suci ramadhan. Meskipun sudah ada dispensasi khusus bagi ibu hamil dan menyusui untuk boleh tidak berpuasa, ibu hamil dan menyusui juga punya semangat beribadah yang tidak kalah tinggi dibanding yang tidak hamil atau menyusui.

Kita ketahui bahwa ibu hamil membawa janin dalam kandungannya, yang akan mendapatkan asupan cairan nutrisi selama 24 jam penuh tanpa henti. Berbagai kebutuhan tumbuh kembang janin dalam rahim disalurkan dari tubuh ibu, dengan perantara plasenta dan tali pusat ke tubuh janin. Sehingga, apapun yang dialami dalam aktifitas sehari-hari seorang ibu hamil, faktor kesinambungan asupan ini harus menjadi perhatian utama. Keluhan ibu dapat menjadi tanda-tanda untuk menilai potensi timbulnya gangguan.

Selama berpuasa, ibu hamil akan terpapar pada stress, yaitu stress lapar dan haus. Pada orang yang tidak hamil, adaptasi tubuh terhadap keluhan yang timbul akibat stress lapar dapat diatasi lebih mudah secara metabolik. Namun, tidak demikian pada perempuan hamil, karena secara bersamaan terjadi perubahan fisiologi berbagai fungsi organ dan metabolisme, misalnya dalam pengaturan kadar glukosa darah, karbohidrat utama penyusun energi.

Berbagai pengaruh hormon yang diproduksi selama kehamilan juga akan mempengaruhi kondisi ibu hamil.

Sebelum berpuasa, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan, untuk menilai apakah kondisi kehamilannya aman untuk dibawa berpuasa.

Apabila kehamilannya disertai faktor penyulit, maka ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa. Ibu hamil yang memerlukan atau menjalani pengobatan tertentu juga pantang berpuasa. Pada kondisi ini alasan tidak berpuasa adalah dobel: hamil dan sakit.

Pada kondisi berikut (tidak terbatas pada yang disebutkan), ibu hamil tidak dapat berpuasa :
- hiperemesis gravidarum
- perdarahan
- kontraksi atau ancaman persalinan prematur
- hamil kembar (risiko kehamilan meningkat)
- Berbagai penyakit penyerta : Hipertensi, preeeklampsia, diabetes, asma, dll
- kondisi lain, atas penilaian dokter

Sehingga, ibu hamil yang dapat berpuasa adalah yang mengalami kehamilan 'normal' tanpa komplikasi atau penyulit yang menyertai.

Pada kehamilan trimester pertama, seorang ibu melewati masa adaptasi yang kadang-kadang dapat merepotkan. Keluhan yang sering muncul berupa mual, muntah, pusing, gangguan keluhan saluran cerna sangat lazim menyertai. Pada kondisi mual-muntah hebat, berpuasa sudah pasti dilarang. Selain itu pada trimester pertama, janin akan mengalami pertumbuhan berbagai organ yaitu otak, saraf, jantung, ginjal, saluran cerna hingga siap memasuki tahap maturasi organ pada trimester 2. Plasenta juga dalam masa perkembangan yang penting pada trimester pertama. Ini merupakan fase krusial sebuah kehamilan. Sebaiknya perempuan hamil tidak berpuasa pada trimester pertama, karena sang ibu perlu asupan nutrisi dan cairan yang cukup, di samping harus menghadapi berbagai keluhan pada masa adaptasi ini.

Pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, seorang ibu mulai dapat beradaptasi atas kondisinya. Keluhan-keluhan yang hanya muncul di trimester pertama sudah hilang. Pembentukan organ dan plasenta sudah lengkap, hingga siap mengalami maturasi.

Ibu hamil relatif lebih tahan terhadap stressor yang dialami, termasuk stress terhadap lapar dan haus. Selama tidak ada masalah, keluhan dan kondisi yang memberatkan, maka ibu hamil dipersilakan puasa. Tentu saja, baiknya selalu dalam pengawasan dokter.

Berapa banyak kebutuhan ibu hamil?
Asupan kalori ibu hamil tidak boleh berkurang dari biasanya. Yaitu ekstra 300-500 kal dari kebutuhan kalori asalnya. Secara kasar, sekitar 2100-2500 kal per hari. Biasanya kalori ini terbagi tiga sesi makan dalam sehari. Namun selama berpuasa, porsi makan besar terbagi dua, yaitu saat buka puasa dan sahur. Atau, bisanya menambahkan porsi makan ketiga pada menjelang tidur. Perlu diingat, berat badan ibu hamil perlu bertambah sekitar 0,3-0.5 kg per minggu. Apabila berat badan tetap atau bahkan berkurang, sebaiknya puasa dihentikan.

Kebutuhan cairan juga perlu diperhatikan. Konsumsilah air sebanyak 2-2,5 L per hari. Dapat terbagi menjadi 8-10 gelas @250 cc. Jangan sampai kurang cairan. Ibu hamil dan menyusui membutuhkan banyak cairan untuk diri sendiri dan janin atau bayi yang disusui. Untuk hal ini memang perlu trik agar jumlah cairan tetap masuk dan tidak terjadi dehidrasi. Misalnya : minumlah 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah tarawih dan 2 gelas menjelang tidur.

Jenis Makanan dan Minuman
Selain jumlah, jenis makanan atau minuman juga perlu diperhatikan.

Hindari junk food, makanan berpengawet. Hindari konsumsi makanan dengan gula atau pemanis berlebihan saat sahur atau berbuka. Hal ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah naik secara mendadak, namun selanjutnya juga turun secara cepat hingga berpotensi menimbulkan hipoglikemi dengan keluhan pusing atau lemas. Hindari santan, minyak yang terlalu banyak, karena akan menghambat pengosongan lambung. Susunlah menu sahur dan berbuka yang seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak. Jangan lupa perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai sumber berbagai vitamin dan mineral.

Makanan dengan karbohidrat kompleks seperti kentang, gandum, beras merah, sereal, roti gandum, dapat menjadi pilihan saat sahur karena tahan lebih lama untuk dicerna, sehingga dapat menunda timbulnya rasa lapar. Saat berbuka, makanan atau minuman dengan gula sederhana dapat memulihkan kadar gula yang rendah akibat berpuasa. Bagi ibu hamil yang punya gangguan maag, hindari makanan yang terlalu pedas, mengandung asam, atau yang menghasilkan gas seperti sayur kol.

Jangan lupa konsumsi suplemen multivitamin dan kalsium sebagai pelengkap nutrisi pada kehamilan.

Aktifitas selama puasa?
Selama berpuasa, hindari aktifitas yang menguras tenaga, atau terpapar pada udara dan lingkungan yang panas agar tehindar dari dehidrasi.

Kapan harus batalkan puasa ?
Perhatikan, apabila mengalami satu atau beberapa keluhan seperti lemas, pusing, sesak, keringat dingin, berdebar-debar, mual, muntah, nyeri perut, jumlah buang air kecil yang berkurang, diare, sebaiknya perlu membatalkan puasa, dan segeralah konsultasikan ke dokter.

Manfaat Berpuasa bagi Ibu Hamil
Berpuasa pada ibu hamil tidaklah dilarang, bahkan dapat meningkatkan ketenangan batin, yang sangat diperlukan saat hamil. Di samping itu dapat menimbulkan perasaan bahagia karena lebih dekat dengan sang Khalik. Di samping itu perasaan yang dialami menjalani ibadah puasa "bersama" dengan janin yang dikandung juga dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.

Namun, perlu diperhatikan berbagai kondisi yang menyertai, dan pastikanlah bahwa seorang ibu hamil dalam keadaan bugar untuk berpuasa.

Jakarta
7 Juli 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun