Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prigen, Destinasi Slow Living dengan Keindahan Alam dan Budaya Lokal

23 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slow living di sebuah villa di Prigen/Tretes, keluar sejenak dari rutinitas (Sumber; dokumentasi pribadi)

Dengan suasana yang jauh dari keramaian dan lingkungan yang mendukung kedamaian, desa-desa di kawasan Prigen layak dipertimbangkan untuk menjalani gaya hidup slow living.

Inilah mengapa tempat-tempat istirahat seperti vila, resort, juga wisma-wisma retret sangat bertebaran kawasan ini. Sebuah kenikmatan hidup selaras dengan alam.

Selain vila dan resort, begitu banyak destinasi wisata menarik dan serasa menyatu dengan alam yang dapat dikunjungi di kawasan Prigen ini. Yang terkenal adalah Taman Safari Prigen yang merupakan taman safari terbesar se-Asia Tenggara.

Kebun Teh Wonosari (Tangkapan layar Instagram @letter_fachry_adv] bu ptpn12.com)
Kebun Teh Wonosari (Tangkapan layar Instagram @letter_fachry_adv] bu ptpn12.com)

Wisata alam air terjun Putuk Turno, Gumandar, dan Kakek Bodo, area Bukit Flora, Kebun Teh Wonosari, area pendakian gunung Arjuno, wisata Taman Dayu, Candi Jawi, Pintu Langit dan masih banyak lainnya membuat kita dimanjakan.

Penduduk lokal Prigen banyak yang masih mengandalkan pertanian dan hasil bumi, seperti kopi dan sayuran organik. Kehidupan yang erat kaitannya dengan alam ini mencerminkan gaya hidup berkelanjutan, yang menjadi inti dari slow living. Wisatawan dan penduduk baru dapat ikut menikmati produk lokal yang segar serta belajar dari tradisi bercocok tanam yang ramah lingkungan.

Tradisi dan Budaya Lokal yang Kuat

Desa atau kelurahan-kelurahan di Prigen, termasuk Ledug memiliki berbagai tradisi budaya yang masih dilestarikan, seperti sedekah bumi dan tarian tradisional. Tradisi ini memperkuat ikatan sosial dan memberikan kesempatan untuk hidup dalam harmoni dengan masyarakat sekitar. Ini adalah pengalaman yang memperkaya jiwa sekaligus memperdalam rasa syukur.

Saya mempunyai beberapa kerabat di kelurahan Pecalukan, tetangga dari kelurahan Ledug. Sama-sama masuk dalam kawasan Prigen dan memegang tradisi yang sama. Di Pecalukan sedekah bumi merupakan tradisi tahunan. Tahun 2023 lalu, sedekah bumi digelar di Kelurahan Pecalukan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan pada Minggu, 2 Juli 2023. [Dinas Kominfo Jatim]

Gambaran tradisi Sedekah Bumi di Pecalukan, Prigen (Sumber: portalarjuna.net)
Gambaran tradisi Sedekah Bumi di Pecalukan, Prigen (Sumber: portalarjuna.net)

Beda dengan di kelurahan Pecalukan, di kelurahan kelurahan Prigen, kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan sedekah bumi tepatnya pada 9 Juni 2024 sebagai tradisi dua tahunan. Acara yang digelar sangat meriah ini dihadiri ribuan warga lereng gunung Arjuno.

Sama halnya dengan kelurahan Pecalukan dan kelurahan Prigen, kelurahan Ledug pun selalu menggelar tradisi sedekah bumi setiap dua tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun