Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gereja Katolik Maria Annunciata Lodalem Berdiri di Kawasan yang Dulu Dianggap Angker

5 Desember 2024   12:30 Diperbarui: 5 Desember 2024   15:28 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Romo Lohuis, O.Carm di samping kanan gedung gereja (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (Filipi 1:6)

Pada kesempatan ini bersamaan dalam peziarahan di masa adven, saya akan berbagi tulisan tentang perjalanan dan kisah sejarah sebuah gereja umat Katolik dan perkembangannya di daerah Malang Selatan, sekitar 45 kilometer dari kota Malang. 

Gereja Katolik Maria Annunciata Lodalem merupakan salah satu paroki di Keuskupan Malang yang terletak di wilayah Malang Selatan, tepatnya berlokasi di Jalan Trisula No. 57, Lodalem, Arjowilangun, Kec. Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Paroki ini memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan karya pastoral misionaris Karmelit, khususnya Romo Gerardus Johannes Antonius Lohuis, O. Carm. 

Seorang imam yang sangat dekat dengan umat yang beliau layani hingga akhir hayat, bahkan hingga kini jiwa, raga, dan jasad Romo Lohuis berada dekat dengan umat paroki Lodalem.

Lokasi gereja yang konon merupakan kawasan angker (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)
Lokasi gereja yang konon merupakan kawasan angker (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)

Sejarah Awal Gereja

Pada saat itu, tahun 1961, awalnya masyarakat meminta agar didirikan sekolah di desa ini Arjosari. seorang pastor Karmelit bernama Romo G.J.A. (Gerardus Johannes Antonius) Lohuis, O.Carm yang menjabat sebagai Pastor Paroki Ratu Damai Purworejo, Donomulyo (Sudhiarsa, 2021) menjawab permintaan masyarakat dengan mendirikan Sekolah Rakyat Katolik (SRK) Santo Yohanes di dusun Sidodadi.

Kehadiran SRK Santo Yohanes ini menarik perhatian masyarakat sekitar untuk mendalami iman Katolik sehingga perkembangan umat Katolik di daerah ini sangat baik dan signifikan.

Romo Lohuis tidak hanya fokus pada pelayanan liturgis tetapi juga membangun komunitas yang kokoh melalui pendidikan, pembinaan iman, dan pendampingan umat. Sakramen babtis atau permandian pertama di wilayah ini dilaksanakan pada Paskah 1965 yang terdiri dari delapan siswa dari SRK St. Yohanes pada waktu itu.

Prasasti Pemberkatan gereja Maria Annunciata Lodalem (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)
Prasasti Pemberkatan gereja Maria Annunciata Lodalem (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)

Dengan melihat kondisi umat Katolik yang semakin bertambah, maka didirikan sebuah stasi sebagai komunitas basis di desa Arjosari pada tahun 1968. Pelayanan sakramental dan pembinaan umat pun berjalan dengan baik setelah stasi ini mulai berjalan.

Hingga akhirnya pada tanggal 21 Juli 1971, stasi ini berkembang menjadi Paroki Maria Annunciata Lodalem yang memiliki arti: “Maria Annunciata”, Maria menerima kabar sukacita (Maria Pemberitaan) yang menggambarkan peristiwa pewartaan Malaikat Gabriel kepada Maria seperti tertuang dalam Injil.

Seperti pada prasasti dalam bahasa dan aksara Jawa yang saat ini tersemat pada sebuah batu di depan gereja, ditulisakan bahwa gereja ini diberkati oleh Bapa Uskup Malang almarhum Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm pada Minggu Wage, 1 April 1990.

Dibangun di Kawasan Angker

Pada saat itu sekitar tahun 1968, warga masyarakat Arjowilangun, khususnya para penatua yang ada pada saat itu (disebutkan bernama bapak Tun Tawar dan bapak Kamat) mengisahkan bahwa tanah lokasi berdirinya gereja termasuk tanah keramat atau angker. Tak ada masyarakat yang berani mendirikan rumahnya di tempat tersebut.

Mereka meyakini bahwa lokasi di mana gereja saat ini berdiri merupakan pusat kerajaan kaum lelembut atau roh halus. Di tempat ini pun terdapat sumber air tanah yang cukup besar dan ditumbuhi pohon rindang yang cukup besar. Keberadaannya sangat mendukung anggapan bahwa tanah tersebut angker dan keramat.

Gua Maria di samping kanan gereja dekat makam Romo Lohuis, O.Carm (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)
Gua Maria di samping kanan gereja dekat makam Romo Lohuis, O.Carm (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)

Desa Lodalem juga dikenal dengan sebutan pasar dukun, tempat melunasi nazar warga dan hewan yang sakit. Kala itu setiap Jumat Pahing pasar Lodalem penuh dengan pedagang juga penduduk yang berdatangan untuk melunasi nazarnya tersebut.

Hewan yakni sapi-sapi sakit yang telah sembuh dibawa ke pasar Lodalem ditandai dengan membeli bunga dan mengalungkan kerupuk pada leher sapi tersebut. Hal ini dilakukan sebagai tanda pelunasan nazar baru kemudian sapi dibawa pulang kembali oleh pemiliknya masing-masing.

Pada saat itu, demi mengembangkan stasi menjadi sebuah gereja paroki, almarhum Romo G.J.A. Lohuis, O. Carm mencari tempat untuk mendirikan gedung gereja.

Beliau memutuskan untuk mendirikan gereja di tempat yang diyakini masyarakat sebagai tempat angker ini setelah sebelumnya ditawari tanah sebelah Timur pasar Lodalem seluas 1 hektar dan strategis.

Sumber: Tim Dokumentasi
Sumber: Tim Dokumentasi

Maka dengan segala upaya Romo Lohuis berhasil mendidirikan gereja dengan bangunan yang berbentuk salib dan bangunan pastoran sebagai tempat romo berkarya menggembalakan umat Katolik di wilayah desa Lodalem dan sekitarnya.

Pasar Dukun

Berdasarkan cerita masyarakat sekitar dan beberapa umat paroki Lodalem, desa ini mempunyai sejarah yang menarik, berkaitan dengan adanya seorang ahli penyembuh hewan yang sakit. Ahli penyembuh hewan yang sakit ini adalah Eyang Bolo dan Eyang Reso yang juga merupakan pamong dusun Lodalem.

Dikisahkan pada saat terjadi perang antara Adipati Blitar melawan Adipati Sengguruh, Eyang Bolo dan Eyang Reso merawat banyak pasukan yang terluka di Lodalem (rumah yang ditempati kaum terhormat).

Demikian juga Lodalem pernah menjadi kamp pengungsian saat Agresi Militer I dan II, sekitar tahun 1948. Tempat latihan baris-berbaris pasukan terletak di sebelah utara Lodalem yang sekarang disebut dusun Barisan.

Gereja Katolik Maria Annunciata (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)
Gereja Katolik Maria Annunciata (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)

Karena hal keahlian dan terkenalnya desa ini memiliki ahli penyembuh, Lodalem menjadi terkenal sebagai pasar dukun. Sampai sekarang, dusun Lodalem menjadi bagian dari dusun Arjowilangun yang terdiri dari 5 pedusunan yaitu Duren, Pangganglele, Lotekol, Barisan dan Lodalem sendiri.

Konon yang menjadi pemimpin desa adalah Ki Demang Mertowijoyo yang petilasannya masih menjadi saksi sejarah sampai saat ini. Seperti Tanah Ngampel di Lodalem, Punden di Barisan, Sanggar dan Paron di Pangganglele serta Sumbersuko di Lotekol sedangkan di Duren disebut tanah Ngandong-Gurit.

Mengenal Romo Gerardus Johannes Antonius Lohuis, O. Carm.

Romo G.J.A. Lohuis, O.Carm atau dikenal juga dengan Romo Hubertus Lohuis, O.Carm adalah seorang imam Katolik dari Ordo Karmel (O. Carm) merupakan seorang kelahiran Belanda.

Romo Lohuis yang menanam batu penjuru Paroki Maria Annunciata. Beliau melayani umat dan masyarakat, terutama dalam membela hak asasi manusia pada masa peberontakan PKI, membuat Rm. Lohuis diterima di hati semua orang. 

Romo Lohuis, O.Carm. (Sumber: lodalem.blogspot.com)
Romo Lohuis, O.Carm. (Sumber: lodalem.blogspot.com)

Romo Lohuis yang lahir pada 25 Agustus 1924 ini datang ke Indonesia sebagai misionaris untuk melayani umat Katolik, khususnya di wilayah Keuskupan Malang khususnya di wilayah Malang Selatan. Dalam pelayanannya, beliau dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam membangun kehidupan iman umat melalui pendidikan, pastoral, dan pendirian komunitas Gereja.

Makam Romo Lohuis, O.Carm di samping kanan gedung gereja (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Makam Romo Lohuis, O.Carm di samping kanan gedung gereja (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Romo Lohuis berkontribusi penting dalam beberapa hal, di antaranya adalah:

  • Bidang Pendidikan: pada tahun 1961, ia mendirikan Sekolah Rakyat Katolik (SRK) St. Yohanes di Dusun Sidodadi, Desa Arjosari, Malang Selatan sebagai sarana penting dalam memberikan pendidikan formal. 
  • Pengembangan Gereja Lokal: pada tahun 1968 Romo Lohuis mempunyai peran besar dalam pembentukan Stasi Arjosari. Stasi ini kemudian berkembang menjadi Paroki Maria Annunciata Lodalem pada 21 Juli 1971, dengan Romo Lohuis sebagai pastor paroki pertama. Beliau dikenal karena komitmennya dalam mendampingi umat, membangun komunitas, dan memperluas pelayanan Gereja.
  • Pendidikan Iman: Romo Lohuis menggunakan pendekatan pendidikan untuk menyebarkan iman Katolik. Salah satu pencapaiannya adalah pembaptisan delapan siswa SRK St. Yohanes pada Paskah 1965, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan Gereja di Malang Selatan.

Makam Romo Lohuis, O.Carm di samping kanan gedung gereja (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Makam Romo Lohuis, O.Carm di samping kanan gedung gereja (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Romo Lohuis meninggal pada Rabu Wage, 8 Agustus 1973 akibat serangan jantung. Pada saat itu, beliau sedang dalam proses menyelesaikan pembangunan pastoran untuk mendukung pelayanan paroki. Meski meninggal, dedikasi beliau terus hidup melalui warisan karya pastoral yang diteruskannya.

Dedikasi dan pelayanan Romo Lohuis memberikan pengaruh mendalam dalam perkembangan Gereja Katolik di Malang Selatan. Sekolah yang didirikannya, serta paroki yang dibentuknya, menjadi bukti nyata dari pengabdiannya kepada Tuhan dan umat-Nya.

Saat ini, Paroki Maria Annunciata Lodalem melayani umat di wilayah Malang Selatan dengan berbagai kegiatan rohani dan sosial, meliputi:

  • Pelayanan sakramental (Misa, baptisan, pernikahan).
  • Kegiatan pastoral seperti pembinaan iman, pendampingan keluarga, dan pendidikan.
  • Keterlibatan dalam karya sosial untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

Dalam sebuah pelayanan di gereja Maria Annunciata Lodalem (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)
Dalam sebuah pelayanan di gereja Maria Annunciata Lodalem (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)

Gereja ini menjadi simbol dedikasi dan semangat pelayanan yang diwariskan oleh para misionaris Karmelit, khususnya Romo Lohuis.

Sebuah kebanggaan bahwa hingga kini gereja Lodalem menjadi pusat penggembalaan umat dan Romo G.J.A. Lohuis O. Carm tetap menyertai umatnya sampai kebangkitan badan pada akhir zaman.

Secara jasmani dan rohani ini bisa dirasakan umat dengan kehadiran makam Romo Lohuis sangat mencintai dan dicintai oleh umat di Lodalem yang ditempatkan di samping kanan gereja di area gua Maria.

Umat dapat mengenang Romo Lohuis dan berdoa di tempat yang sejuk dan penuh dengan pepohonan dan tanaman hijau ini. 

Taman samping dan pastoran (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)
Taman samping dan pastoran (Sumber: Dokumentasi pribadi Desember 2024)

Tempat Penyembuhan Jasmani dan Rohani

Bangunan gereja berbentuk salib menyiratkan kekuatan Tuhan yang mampu mengusir kuasa jahat dalam bentuk apapun.

Masyarakat pun menganggap bahwa hanya pastor atau romo (priyayi agung) yang mampu mendiami tempat yang angker dan dipenuhi oleh kuasa jahat. Dan para pastor sebagai wakil Kristus diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat.

Ada keterkaitan dan dapat dimaknai bahwa Lodalem yang disebut sebagai pasar dukun untuk manusia dan hewan yang sakit juga menjadi tempat mencari dukun sejati yaitu Kristus sendiri.

Kristus adalah tabib Ilahi yang menyembuhkan siapa saja yang menderita sakit rohani (cacat jiwa karena dosa) serta sakit jasmani kita. Dan melalui sakramen-sakramen gereja, cacat dosa manusia itu disembuhkan.

Dalam perkembangannya, gereja ini mempunyai karya penyembuhan jasmani dan rohani yang didukung dengan hadirnya Balai Pengobatan Panti Rahayu yang melayani umat dan warga sekitar gereja.

Selamat menjalani masa Adven bagi sahabat yang merayakan. Salam, doa, cinta! (Yy)

Referensi :

  • Sudhiarsa, R. I. M. (2021). Belajar Bijak dalam Perjumpaan Antarbudaya. Dioma Malang 
  • lodalem.blogspot.com - Dari Masa ke Masa Paroki Maria Annunciata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun