penuh riuh dalam desak
kuterhimpit di sela rak bakpia pathok 25
tiga puluh menit berlalu
alarm selulerku berdering tak henti
melonjak kuberlari
menuju stasiun Lempuyangan
dalam engah kudisambut senyuman
Ai cantik teman seperjalanan
mataku berkejap-kejap
sempoyongan aku berpamit mengakhiri perjalanan
kubalas lambaian tangannya dari luar kaca kereta
samar kueja bibirnya, “bakpiamu tertinggal di kereta…”
4 Putiba (Puisi Tiga Bait) di atas dimuat dalam Buku Latar Yogya yang diterbitkan oleh komunitas Teras Putiba Indonesia oleh penerbit Delima Sidoarjo Jawa Timur pada bulan Agustus 2024 yang lalu.
Saya berkontribusi dalam buku setebal 188 halaman ini bersama 53 penulis lainnya yang digagas dan dikurasi oleh sastrawan dan dosen ternama Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd.
Yogya, memang kota penuh memori dan tak akan habis untuk dituliskan, digambarkan, dan dikisahkan. Salam Literasi! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H