Pramuka merupakan organisasi non formal juga kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi siswa kelas 7 Sekolah Menengah Pertama. Mereka berada di tahap dasar sebagai pramuka siaga. Jika siswa mempunyai niat dan minat untuk melanjutkan ke tingkat selanjutnya ia melewati tahap dan persyaratan menjadi pramuka penggalang.
Kegiatan pramuka ini diwajibkan di kelas awal atau kelas 7 di jenjang SMP bertujuan untuk membentuk karakter, meningkatkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan serta kemandirian pada anak-anak dan remaja.
Pramuka memiliki berbagai tingkatan usia, seperti:
- Siaga (usia 7-10 tahun)
- Penggalang (usia 11-15 tahun)
- Penegak (usia 16-20 tahun)
- Pandega (usia 21-25 tahun)
Kegiatan dalam pramuka meliputi latihan keterampilan hidup, kemah, petualangan alam, bakti sosial, hingga pengembangan kepemimpinan. Pramuka menggunakan metode belajar sambil melakukan (learning by doing) dengan pendekatan yang menyenangkan dan mendidik.
Di tingkat internasional, Pramuka di Indonesia merupakan bagian dari Gerakan Kepanduan Dunia atau World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Pramuka di Era Gen Z Mediator Tradisi dan Inovasi
Pramuka, atau gerakan kepanduan, telah menjadi bagian penting dari pendidikan karakter generasi muda di Indonesia sejak berdirinya.
Namun, dengan berkembangnya zaman dan hadirnya Generasi Z (Gen Z), pramuka menghadapi tantangan baru untuk tetap relevan. Generasi Z, yang lahir di era digital (1997–2012), memiliki karakteristik unik: melek teknologi, kreatif, dan sangat terhubung dengan dunia global.
Untuk tetap relevan, gerakan pramuka di era generasi Z perlu mengadopsi pendekatan baru tanpa mengesampingkan nilai-nilai dasarnya. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain adalah:
1. Memanfaatkan Teknologi Digital
Pramuka dapat memanfaatkan platform digital seperti media sosial, aplikasi, dan situs web untuk berbagi informasi, kegiatan, dan pencapaian. Contohnya, pembuatan aplikasi untuk pelacakan badge atau pencapaian pribadi yang terintegrasi dengan teknologi augmented reality (AR).
2. Kegiatan yang Inovatif dan Relevan
Kegiatan pramuka dapat dikombinasikan dengan tema-tema modern seperti coding, startup, hingga literasi digital. Dengan begitu, anggota pramuka tidak hanya belajar tentang survival di alam, tetapi juga skill yang relevan dengan dunia kerja di masa depan.
3. Penguatan Nilai Lingkungan dan Sosial
Kegiatan yang berfokus pada isu lingkungan, seperti gerakan penanaman pohon, pembersihan pantai, atau kampanye daur ulang, sangat relevan dengan perhatian Gen Z terhadap keberlanjutan.
4. Pemimpin yang Inspiratif
Pramuka membutuhkan tokoh-tokoh muda yang mampu menginspirasi dan menjadi role model bagi anggota Gen Z. Pemimpin ini sebaiknya memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi dan mampu mengomunikasikan nilai-nilai pramuka secara menarik.
5. Kompetisi dan Kolaborasi Global
Pramuka dapat mendorong anggotanya untuk berpartisipasi dalam ajang internasional yang relevan, seperti jambore global atau proyek lingkungan lintas negara, sehingga mereka merasa menjadi bagian dari komunitas global.
Manfaat Pramuka bagi Gen Z
Di tengah arus informasi yang sangat cepat, pramuka menawarkan stabilitas melalui nilai-nilai luhur seperti kerja sama, disiplin, dan cinta alam. Pramuka sebagai wahana pendidikan mempunyai manfaatnya bagi Gen Z:
- Pendidikan Karakter: Melalui kegiatan pramuka, Gen Z belajar menghargai kerja keras, tanggung jawab, dan kepemimpinan.
- Keterampilan Hidup: Selain keterampilan bertahan hidup di alam, mereka juga dapat belajar soft skill seperti komunikasi, manajemen waktu, dan pemecahan masalah.
- Jaringan Sosial: Pramuka menyediakan komunitas positif yang mendukung pertumbuhan pribadi dan sosial.
Scout of Serviam
Di SMPK Cor Jesu Malang mereka mempunyai julukan atau nama “Scout of Serviam” yang biasa disebut SOS. Untuk menjadi Pramuka SOS mereka melewati tahap-tahap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kepramukaan.
Kata "Scout" berasal dari bahasa Inggris yang berarti "pengintai" atau "penjelajah," sedangkan "Serviam" adalah sebuah kata dalam bahasa Latin yang berarti "Aku mengabdi" sebagai lambang dan motto pendidikan sekolah-sekolah Ursulin. Serviam mengandung enam core values atau nilai-nilai luhur: cinta dan belas kasih, integritas, ketangguhan, persatuan, totalitas, dan pelayanan.
Scout of Serviam atau SOS merujuk pada dewan pramuka penggalang yang telah memiliki kemampuan kepramukaan dan telah melalui berbagai persyaratan tertentu yang memegang teguh, memahami dan berkomitmen pada Janji Pramuka: Tri Satya dan Ketentuan Moral: Dasa Dharma Pramuka serta enam nilai-nilai luhur Serviam sebagai siswa sekolah Ursulin.
Untuk menjadi anggota “Scout of Serviam” mereka harus melalui persyaratan tertentu hingga setelah semua dilalui mereka wajib mengikuti pendidikan dan latihan atau diklat. Diklat SOS tahun ini dilaksanakan selama dua hari satu malam di Bumi Perkemahan Dusun Sahabat Alam, Karangploso, Kabupaten Malang.
Pendidikan dan latihan SOS ini diikuti oleh calon SOS yang beranggotakan siswa kelas 7 yang berjumlah 30 anak, pengurus dan anggota SOS kelas 8 dan kelas 9.
Setelah melaksanakan diklat mereka akan dilantik; kelas 7 sebagai SOS dan memperoleh Bintang tahun pada saat perkemahan Mahakala Sakti tahun depan, SOS kelas 8 mendapat bintang tahunan ke-1, dan SOS kelas 9 mendapat bintang tahunan ke-3.
Rangkaian Diklat
Sesuai dengan rundown, kegiatan diklat tahunan ini dilaksanakan selama dua hari satu malam di Dusun Sahabat Alam, sebuah area bumi perkemahan yang berada di kawasan yang masih alami. Dari kota Malang, Dusun Sahabat Alam berjarak 18 kilometer dan dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam.
Kegiatan ini diawali dengan apel pembukaan diklat diikuti dengan rangkaian kegiatan yang cukup padat, dimulai dengan pembagian kelompok tenda, penyajian materi diklat, jelajah, pakta integritas, senam, dan membuat hasta karya.
Pengenalan Scout of Serviam
Materi pertama dan dasar dari diklat ini adalah pengenalan Scout of Serviam. Seperti dalam ulasan sebelumnya, seorang dewan penggalang atau SOS harus memahami terlebih dahulu siapa, apa, bagaimana, dan untuk apa mereka menjadi seorang anggota SOS.
Pemaparan Struktur Organisasi
Salama materi ini dipaparkan bagaimana struktur organisasi di tingkat Penggalang dalam Pramuka dan bagaimana mereka melakukan kegiatan dan kewajibannya sesuai dengan tugas mereka masing-masing. Mereka diharapkan dapat bertanggung jawab, taat, jujur, dan setia dalam menjalani tugas kepercayaan ini.
Membuat Hasta Karya
Membuat hasta karya yang dimaksudkan di sini adalah keterampilan tali temali untuk membuat tali peluit bagi calon SOS kelas 7, dan kolong kulit sintetis berwarna merah untuk SOS kelas 8 dan 9.
Penjelajahan
Penjelajahan dilakukan dua kali pada malam pertama dan pada pagi hari di hari berikutnya. Pada malam hari calon SOS melakukan jelajah dengan berjalan berempat-empat melewati 10 pos yang dijaga oleh kakak-kakak SOS kelas 9.
Setiap pos berada di beberapa titik yang berjarak kurang lebih 200 meter tiap pos, tanpa penerangan dan tanpa bersuara, hanya cukup mengarahkan calon SOS saja.
Jelajah malam dilaksanakan oleh calon SOS hanya mengandalkan penerangan berupa lilin, tanpa bersuara dan melalui titik-titik yang cukup menyeramkan.
Menyeramkan di sini bukan dihalau oleh boneka seram atau properti-properti horror melainkan melalui persawahan, pekarangan, jalan curam, rumah-rumah tak berpenghuni, dan lorong-lorong sempit dan gelap.
Pada perhentian terakhir di pos 10, mereka harus memberi hormat kepada bendera merah putih sambil mengucapkan janji Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka baru kemudian mereka menandatangani pakta integritas.
Pakta Integritas dalam Pramuka adalah pernyataan atau komitmen tertulis yang dibuat untuk menunjukkan kesungguhan mereka dalam menjalankan tugas, tanggung jawab, dan kewajiban sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan. Pakta integritas ini mencerminkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan integritas yang tinggi sebagai anggota Pramuka.
Jelajah kedua dilakukan pagi hari setelah bangun tidur sebelum bersih diri.
Penjelajahan dalam pramuka memiliki banyak manfaat yang mendukung perkembangan fisik, mental, dan sosial anggotanya. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
1. Melatih Kemandirian
Penjelajahan membantu anggota pramuka belajar untuk mengandalkan kemampuan sendiri dalam menyelesaikan masalah, seperti menentukan arah, mencari sumber air, atau memasak di alam terbuka.
2. Mengembangkan Keberanian dan Ketahanan Mental
Menghadapi tantangan seperti cuaca, medan sulit, atau keterbatasan fasilitas melatih keberanian, daya juang, dan kemampuan beradaptasi dengan situasi sulit.
3. Meningkatkan Kemampuan Navigasi
Peserta diajarkan membaca peta, menggunakan kompas, dan memahami tanda-tanda alam, yang merupakan keterampilan penting untuk bertahan di alam bebas.
4. Meningkatkan Kebugaran Fisik
Aktivitas berjalan kaki, mendaki, atau menyeberangi sungai selama penjelajahan meningkatkan kebugaran tubuh.
5. Melatih Kerja Sama Tim
Penjelajahan biasanya dilakukan dalam kelompok, sehingga peserta belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
6. Mengajarkan Kepedulian terhadap Lingkungan
Selama penjelajahan, peserta diajak untuk menjaga kebersihan dan melindungi ekosistem, sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap alam.
7. Mengasah Kemampuan Problem Solving
Situasi yang tak terduga, seperti menemukan jalan yang buntu atau menghadapi kendala teknis, melatih peserta untuk berpikir cepat dan mencari solusi.
8. Memperkuat Jiwa Kepemimpinan
Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab tertentu, seperti pemimpin tim atau penanggung jawab logistik, sehingga dapat melatih keterampilan kepemimpinan mereka.
9. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dengan berhasil menyelesaikan tantangan selama penjelajahan, peserta menjadi lebih percaya diri pada kemampuan mereka sendiri.
10. Menyenangkan dan Menambah Pengalaman
Penjelajahan memberikan pengalaman baru yang seru dan mempererat persahabatan antaranggota.
Dengan berbagai manfaat ini, penjelajahan menjadi salah satu kegiatan inti dalam pramuka yang bertujuan mendidik anggotanya menjadi individu yang tangguh, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan.
Pelantikan Dewan Penggalang SOS
Seluruh rangkaian kegiatan diklat ini ditutup dengan upacara pelantikan dewan penggalang tahun 2024 sekaligus penutupan diklat.
Eksistensi Pramuka di Era Gen Z
Melalui diklat penggalang SOS ini, rantai organisasi dewan penggalang dalam kepramukaan dipastikan tetap berjalan secara berkelanjutan di setiap lembaga pendidikan.
Siswa yang mempunyai minat dan komitmen tinggi akan taat dan setia menjadi pramuka hingga mencapai puncak dalam Pramuka Garuda. Bagi yang masih berminat juga terbuka untuk terus melanjutkan ke tingkat selanjutnya pada jenjang pendidikan berikutnya.
Dengan masih adanya kegiatan diklat penggalang SOS ini membuktikan bahwa kegiatan pramuka masih menjadi kegiatan yang dapat diperhitungkan, diminati, dan diakui keberadaannya di tengah arus perkembangan teknologi di era generasi Z.
Kegiatan pramuka SOS (Scout of Serviam) di SMPK Cor Jesu Malang ini merupakan contoh nyata bagaimana tradisi kepramukaan bisa tetap relevan dengan mengintegrasikan nilai-nilai luhur dan adaptasi modern. Salam Pramuka! (Yy)
"An invaluable step ini character training is to put responsibility on the individual." - Baden Powell
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H