Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sepenggal Kisah Bulan Juni, Bulan Bung Karno

5 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   12:39 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gua Maria Sendangrejo | Dokumentasi pribadi Juni 2024

Bulan Juni sudah berlalu, tetapi kisah perjalanan masih menyisakan kenangan yang lekat di kalbu. Dulu ketika masih kanak-kanak, setiap bulan sekali almarhum Bapak mengajak kami sekeluarga nyekar ke Makam Bung Karno dan setelah nyekar lanjut mengunjungi Rumah Gebang.

Bagi saya waktu itu merupakan hal yang biasa karena sudah merupakan sebuah rutinitas, namun setelah Bapak tiada praktis semua kegiatan rutin ini tak lagi saya alami kembali.

Mengunjungi kota Blitar yang berjarak kurang lebih 75 km dari kota Malang hanya dapat saya lakukan dalam hitungan jari, bahkan setahun sekali pun tidak.

Jalan-Jalan ke Blitar dengan Motor

Pertengahan Juni lalu saya dengan seorang sahabat sengaja mengunjungi kota Blitar sembari turut memeriahkan Bulan Juni yang dikenal dengan Bulan Bung Karno.

Mungkin sebutan Bulan Bung Karno belum akrab di telinga sebagian orang, maka melalui sharing kisah perjalanan saya ke Blitar bulan Juni lalu ini saya akan berbagi pengalaman dan pengetahuan.

Perjalanan dengan motor memang mengasyikkan, meskipun beberapa kali kami istirahat sekadar meluruskan kaki, melemaskan pergelangan tangan, dan berurusan dengan kamar kecil. Melalui sawah, hutan, dan bendungan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Dokumentasi pribadi Juni 2024
Dokumentasi pribadi Juni 2024

Traveler masa kini sangat dimudahkan teknologi. Dengan berbekal kamera telepon seluler sesekali kami turun di area yang “instagramable” hanya untuk mengambil gambar dengan mudahnya.

Walhasil, ratusan gambar segera memenuhi galeri HP dalam satu kali perjalanan. Entahlah, itu sudah menjadi hal yang sangat memuaskan.

Kali ini kami mengunjungi beberapa tempat yang ada di pusat kota dan sekitarnya saja, mau tahu? Yuk ikuti kisah kami…

Patung perunggu Bung Karno di depan Pendopo Kabupaten Blitar | Dokumentasi pribadi Juni 2024
Patung perunggu Bung Karno di depan Pendopo Kabupaten Blitar | Dokumentasi pribadi Juni 2024

Pendopo Kabupaten Blitar

Dengan memakan waktu kurang lebih 2,5 jam kami telah sampai di Pendopo Kabupaten Blitar yang megah di dekat kota.

Sambil rehat sejenak kami berfoto di bawah patung Bung Karno berbahan perunggu yang berdiri kokoh di depan Pendopo Pemerintah Kabupaten Blitar yang diresmikan pada 18 Oktober 2018.

Alun – Alun Kota Blitar

Tujuan selanjutnya adalah Alun-Alun Kota di jalan Merdeka Kepanjen Lor, kota Blitar. Terdapat spot-spot foto yang menarik di sana, jika haus atau lapar kita dapat berwisata kuliner di kios-kios makan yang berjajar di sana. Sajian minuman khas Blitar es Pleret dapat menjadi pilihan kala cuaca panas di siang bolong.

Taman Pecut

Taman Pecut yang berlokasi di area alun-alun ini diresmikan Wali kota Blitar saat itu, Muhammad Samanhudi Anwar pada tahun 2017.

Tak hanya sekadar sebuah monumen tangan menggenggam pecut (cambuk) semata, monumen ikonik ini mempunyai filosofi mengajak masyarakat Blitar untuk selalu semangat. 

Bangkit dari “kemelempeman” atau kemalasan menjadi kota yang mempunyai masyarakat kuat dan pekerja yang luar biasa.

Taman Pecut | Dokumentasi pribadi Juni 2024
Taman Pecut | Dokumentasi pribadi Juni 2024

Dilatar belakangi legenda Pecut Kyai Samandiman yang konon pecut tersebut mampu membelah aliran lahar sehingga kota aman dari terjangan lahar Gunung Kelud.

Pecut sakti itu merupakan pecut milik Bupati Blitar ke-3 Kanjeng Pangeran Sosrohadinegoro yang menjabat dari 1915-1918 silam.

Pasar Wage

Pukul 11.30 WIB di bawah terik mentari yang sedang panas-panasnya mulai menggoda perut yang bergejolak karena lapar. Maksud hati ingin menikmati pecel Blitar, namun kami justru tergoda menu Pecel Madiun yang ada di salah satu kios kuliner di Pasar Wage, tak jauh dari alun-alun dan Taman Pecut.

Pecel Madiun Bu Beni di kios Pasar Wage Blitar | Dokumentasi pribadi Juni 2024
Pecel Madiun Bu Beni di kios Pasar Wage Blitar | Dokumentasi pribadi Juni 2024

Masjid Agung

Setelah kami makan siang di Pasar Wage, kami menuju ke Masjid Agung yang terletak di sebelah barat alun-alun. Di sana saya menemani dan menunggu sahabat yang menjalankan ibadah shalat zuhur.

Saya takjub dan kagum dengan kemegahan masjid tua yang merupakan cagar budaya dan sudah berdiri sejak 1820. Masjid Agung ini adalah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu syiar Islam di wilayah setempat. Lokasinya sempat berpindah tiga kali karena terkena lahar Gunung Kelud.

Gua Maria Sendangrejo

Setelah sahabat saya selesai beribadah di Masjid Agung, kami menuju ke di Gua Maria Sedangrejo yang berlokasi di kelurahan Ngadirejo, Kepanjenkidul dan berjarak kurang lebih 5 kilometer dari alun-alun kota Blitar. Hanya menempuh 12 menit saja kami telah sampai di obyek wisata religi umat Katolik ini.

Gua Maria Sendangrejo | Dokumentasi pribadi Juni 2024
Gua Maria Sendangrejo | Dokumentasi pribadi Juni 2024

Di tempat ini saya pun berdoa dan berziarah. Sahabat saya pun turut menemani saya berdoa dan berziarah di tempat suci ini.

Tempat ini terbuka untuk umum, dan kesaksian penduduk setempat tak hanya pengunjung yang beragama Katolik saja yang mendatangi tempat ini melainkan berasal dari berbagai agama.

Dokumentasi pribadi Juni 2024
Dokumentasi pribadi Juni 2024

Kompleks Makam Bung Karno

Tak sampai 15 menit dari Gua Maria Sendangrejo kami sampai di Kompleks Makam Bung Karno. Kami mengujungi Museum dan Perpustakaan Bung Karno baru kemudian berziarah ke Makam Sang Proklamator ini.

Dokumentasi pribadi Juni 2024
Dokumentasi pribadi Juni 2024

Kami juga menyusuri kios-kios kuliner dan souvenir khas kota Blitar yang banyak berjajar di dalam dan luar kompleks makam. Sebuah kenikmatan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, cukup dengan ucap syukur dan terima kasih atas kesempatan dapat datang di tempat ini.

Kunjungan kami di Makam Bung Karno dan sekitarnya merupakan kunjungan terakhir kami hari itu di kota Blitar. Pukul 15.00 tepat kami bersiap kembali pulang ke kota Malang.

Sebuah perjalanan yang sangat Istimewa dan penuh kesan. Seolah ada magnet, kami pun serasa ingin kembali mengelilingi kota ini pada agenda perjalanan berikutnya dan semoga keinginan ini dapat terwujud.

Ada sedikit waktu menggiring pada kemustahilan bagi sebagian orang,
Usia sudah menjelang setengah abad, namun bara semangat di dada laksana pekik merdeka dari Sang Putera Fajar.
Ada sedikit waktu untuk berpijak di Bumi Bung Karno sebelum kaki tak mampu mengayuh, 
sebelum tangan tak mampu memainkan gas, rem dan kopling.
Ada kepasrahan saat bersujud di hamparan tahajud di Masjid Agung, 
melantunkan ujud dan syukur atas kesempatan indah ini.
Ada sedikit waktu menaikkan doa di bawah kaki Sang Bunda, 
menyusun harapan-harapan yang indah untuk masa depan yang penuh sukacita perjuangan.
Dan satu hal tak kalah penting...
Ada wujud persahabatan,
di tengah arus gelombang kehidupan serta pergumulan hidup yang masih semangat menjalaninya.

Dokumentasi pribadi Juni 2024
Dokumentasi pribadi Juni 2024

Juni Bulan Bung Karno

Tak banyak orang tahu bahwa bulan Juni dikenal sebagai Bulan Bung Karno. Pada bulan ini banyak event atau kegiatan yang memeriahkan peringatan ini sepanjang bulan Juni.

Jika penyair Sapardi Joko Damono mengenang Juni dengan hujannya, masyarakat Blitar mengenang Juni sebagai bulan Bung Karno di mana pada bulan Juni terdapat tiga peringatan penting yang berkaitan dengan Bung Karno atau Ir. Soekarno, Presiden RI pertama juga sang Proklamator.

Juni memuat tiga peristiwa penting Bung Karno, antara lain adalah peringatan kelahiran beliau (6 Juni 1901), tanggal wafat beliau (21 Juni 1970), serta tanggal lahirnya Pancasila (1 Juni 1945) yang digagas oleh Bung Karno.

Pada tahun 2024 Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila yang ke-79 pada 1 Juni 2024. Pada 6 Juni 2024 diperingati 123 tahun kelahiran Bung Karno kemudian pada 21 Juni 2024 merupakan peringatan wafat Bung Karno yang ke-54.

Dokumentasi pribadi Juni 2024
Dokumentasi pribadi Juni 2024

Meski bukan peringatan resmi, namun ada beberapa instansi yang senantiasa memperingati bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno. Seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, yang telah menetapkannya dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno.

Tahun ini kemeriahan peringatan Bulan Bung Karno Bulan dimulai pada 31 Mei 2024 sampai akhir Juni 2024 dengan agenda kegiatan Pawai Lentera, Grebeg Pancasila, Kirab Gunungan Lima dan Haul Bung Karno.

Dokumentasi pribadi Juni 2024
Dokumentasi pribadi Juni 2024

Di Bali seperti dilansir laman Pemprov Bali dijelaskan bahwa Bali merupakan pelopor provinsi yang memiliki payung hukum terkait pelaksanaan peringatan Bulan Bung Karno dan ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali.

Hal ini dimaksudkan dalam rangka melestarikan dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur ajaran Trisakti Bung Karno yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Wah, jadi pengen segera balik ke sana… Yok, siapa yang mau ikut! (Yy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun