Aku terbangun dari tidur panjang
beban membayangÂ
jiwaku meradangÂ
ragaku mengejang
Kupungut pena abadiku
beratnya melebihi peti kemas pelabuhan
Kucorat-coret dalam kertas lusuh,
membentuk benang ruwet hilang ujungnya
Hatiku terkoyak-koyakÂ
kesalahanku menggiringÂ
kutebus dengan lara dan onak
dengan air mata yang nyaris mengering
Saat aku sadar aku tak bisa
ketika aku paham aku tak mampu
Hadir sapa-Mu menggetarkan sukma
sedahsyat hasrat ini menderu
kembali kuukir dengan indah,
kembali kupahat dengan megah,
lekak-lekuk Agung kemilau pesona-Mu
Masih penuh harap,
masih menyimpan jutaan rindu,
Bergayut dan tak lenyap enggan berlalu Â
sukacita memenuhi akal sehatku
Tiada luka yang kurasa di dalam-Mu,
mencumbu gelisahku tergerus dengan cinta-Mu
Menulis-Mu lagi adalah kekuatanku
ungkapan cinta yang tiada bertepi
ungkapan rindu yang tiada berujung
menyucikan khilafku di sudut hati
Malang, Repro medio Maret 2013 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H