"Alam memegang kunci kepuasan estetika, intelektual, kognitif, dan bahkan spiritual kita." - E. O. Wilson
Angin semilir senja menggoyang daun-daun padi yang terhampar di lahan luas sebuah kafe yang penuh oleh pengunjung.
Di sudut kolam ikan tampak beberapa kelompok pemuda pemudi tertawa lepas sambil berpose di bangku-bangku besi dan sepeda-sepeda tua sambil bergantian mengabadikan.
Pendar-pendar lentera mulai membawa suasana syahdu pedesaan ketika surya mulai beranjak pulang.
Suara serangga malam mulai beriring muncul menemani para penikmat kopi senja. Suara penyanyi yang menyanyikan lagu pop kafe akustik samar-samar mulai terdengar memecah petang, menggiring malam dengan tenang.
Bukan semakin sepi, sebaliknya kafe pinggiran sawah di Malang yang sangat populer ini semakin ramai oleh pengunjung.
Siapa yang tak kenal NK Café? Salah satu dari kafe-kafe di Malang yang mengusung konsep kafe di area persawahan.
Saya memilih NK Café karena sejauh ini kafe ini sangat konsisten dan yang terus melakukan pembenahan sejak ia berdiri di tengah badai pandemi Covid-19 bulan Agustus tahun 2020 lalu. Beragam konsep modern kafe dipadukan membuat kafe satu ini layak menjadi tempat favorit keluarga baik untuk sekadar family gathering, wedding venue, week end juga untuk mengisi liburan.
NK adalah kepanjangan dari “Nendes Kombet”, sebuah bahasa walikan dari bahasa Jawa (nendes = senden, tembok= dinding) atau dalam bahasa Indonesia Senden Tembok berarti bersandar di dinding.
Owner NK Café, Djoni Sudjatmoko menerjemahkan arti dari bersandar di dinding di sini adalah berhenti rehat sejenak di tempat ini untuk refreshing; tak hanya menikmati makanan tetapi juga beraktivitas olah raga dan bahkan menginap di resort yang telah disediakan.
Konsep Kafe Pinggir Sawah
Kafe-kafe hadir dan bertebaran di segala penjuru kota. Beragam konsep diangkat untuk memanjakan para pecinta kopi dan kuliner yang selalu ingin menikmati suasana baru.
Setelah kita mengunjungi kafe pinggir kali, pinggir rel kereta api, dan pinggir jalan, kali ini kita menilik kafe dengan konsep alam pedesaan yakni kafe pinggir sawah.
Bagi masyarakat perkotaan, suasana pedesaan yang sarat dengan area persawahan merupakan hal yang istimewa untuk dinikmati. Menikmati kuliner sambil memandang hamparan sawah nan hijau, diiringi gemercik air dan riuh dendang binatang sawah.
Sawah-sawah yang beberapa kurun waktu terakhir masih kita temui di pinggiran kota dan kabupaten kini telah banyak berubah menjadi perumahan dan rumah toko.
Sebuah ide konsep yang brilian jika kafe dibangun di pinggir atau di antara bentangan sawah dan digarap dengan baik, karena hai ini merupakan suatu upaya melestarikan keberadaan sawah sebagai lahan menanam bahan makanan pokok. Terlebih jika sawah tersebut menjadi bagian dari kafe yang benar-benar digarap sebagai lahan pertanian selain sebagai kafe.
Bukan tanpa alasan pemilik kafe mengusung konsep kafe tematik alam yang berdiri bersanding dengan sawah.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa NK Cafe yang berlokasi di kawasan Karangploso, tepatnya di Jl. Kasin, Ampeldento, Karangploso, Malang ini merupakan kafe yang setiap waktu semakin berbenah dan selalu menghadirkan suasana dan konsep-konsep baru yang memanjakan pengunjung atau wisatawan.
Konsep awal tentunya ingin membuat suasana berbeda dengan kafe pada umumnya. Hadirnya suasana pedesaan yang lekat pasti lebih pas jika tempat ngopi disandingkan dengan hamparan sawah diiringi gemericik air yang penuh dengan ikan.
Dengan menyediakan pakan ikan, maka pengunjung dapat menikmati kecipak ikan-ikan yang mendekat berebut makanan. Ini mengasyikkan.
NK Café ini masuk dalam kategori obyek wisata kuliner dengan ragam aksi dan kreasi, sebuah konsep yang berbeda dengan kafe-kafe pinggir sawah lainnya.
Kafe Tematik Alam yang Inovatif dan Kreatif
Begitu banyak kafe-kafe yang mengusung tematik alam seperti halnya kafe pinggir sawah ini. Di Malang, terutama di kabupaten atau di kota Batu kafe-kafe tematik seperti ini dapat dengan mudah kita temui.
Beberapa desa mengusung kafe pinggir sawah atau kafe sawah menjadi sebuah paket wisata dalam desa wisata. Kreativitas masyarakat dalam yang bernaung dalam lembaga masyarakat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), desa-desa berpotensi untuk berkembang dan mandiri perekonomiannya melalui pariwisata.
Kafe-kafe ini mempunyai fasilitas yang beragam dengan aneka kreasi masyarakat sekitarnya. Di Batu, kafe sawah yang terkenal di Pujon Kidul merupakan kafe yang punya daya tersendiri.
Unit usaha Bumdes bersama masyarakat menyulap hamparan sawah yang awalnya biasa saja jadi wahana wisata edukasi hingga tempat santai menikmati pemandangan alam.
Demikian juga dengan Djoni Sudjatmoko, owner NK Café mempunyai ide kreativitas sendiri dengan menggandeng dan menggeliatkan UMKM lokal bersama-sama.
Djoni menegaskan bahwa bisnisnya seiring dengan program pemerintah Jokowi yang menggaungkan cinta produk dalam negeri. Yang terbaru, Djoni menggandeng Kampung Coklat Blitar dan menempatkan satu kios Coklat di kafenya.
Kafe-kafe tematik alam harus terus berinovasi dan kreatif dalam membaca pasar. Jika tidak maka tidak akan mampu lama bertahan.
Djoni Sudjatmoko, owner NK Café sekaligus Ketua KONI Malang merupakan sosok yang inovatif dan kreatif. Ia mengembangkan lahan 12 hektar untuk kafe di antara persawahan dengan menambah fasilitas kafe dengan bangunan terbaru NK d’Kastil, lapangan mini soccer, sepeda kayuh, jogging track, villa atau resort, yang dilengkapi area ramah anak; playing ground dan pemandian anak.
Menu yang disuguhkan juga beraneka yang meliputi selera Nusantara, Asia, dan Eropa. Untuk fasilitas yang beragam ini, harga makanan juga sudah sangat sesuai dengan standart, artinya terjangkau.
Sensasi Pedesaan Modern di Pinggiran Kota
Kafe pinggir sawah menawarkan sensasi pedesaan yang dikemas secara modern di pinggiran kota. Mengapa tidak diciptakan di tengah kota?
Konsep persawahan tidak lagi mudah diciptakan di tengah kota yang sudah padat dengan perumahan serta kontur tanah yang sudah pasti tidak sama seperti sebelumnya.
Daerah pinggiran kota masih banyak terdapat area persawahan, dan sebelum tergerus oleh bangunan-bangunan toko dan perumahan, pengusaha kafe mulai bergerak memanfaatkan lahan tersebut tanpa menghilangkan area persawahan.
Konsep kafe modern dapat dipadukan dengan wisata edukasi pertanian dan dilengkapi dengan sarana penginapan yang estetik dan menyatu dengan alam; villa atau resort dan juga glamping.
Konsep kafe semacam ini mulai digalakkan di berbagai kota dan daerah. Akan lebih baik jika mempunyai konsep yang sejalan dengan pemerintah yang menjual produk 100 persen produk lokal dalam negeri.
Bagi masyarakat kafe seperti ini menjadi tempat yang pas untuk melepaskan diri sejenak dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Tak hanya bisa untuk menikmati kuliner, mengenal dunia pertanian, bermain, atau nongkrong saja tetapi dapat juga singgah dan menginap di resort dan villa yang sudah tersedia.
Memang benar ungkapan E.O. Wilson bahwa alam memegang kunci kepuasan estetika, intelektual, kognitif, dan bahkan spiritual kita.
Asyik kan… Ada yang sudah mencoba? Yuk kita berbagi cerita… (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
