NK adalah kepanjangan dari “Nendes Kombet”, sebuah bahasa walikan dari bahasa Jawa (nendes = senden, tembok= dinding) atau dalam bahasa Indonesia Senden Tembok berarti bersandar di dinding.
Owner NK Café, Djoni Sudjatmoko menerjemahkan arti dari bersandar di dinding di sini adalah berhenti rehat sejenak di tempat ini untuk refreshing; tak hanya menikmati makanan tetapi juga beraktivitas olah raga dan bahkan menginap di resort yang telah disediakan.
Konsep Kafe Pinggir Sawah
Kafe-kafe hadir dan bertebaran di segala penjuru kota. Beragam konsep diangkat untuk memanjakan para pecinta kopi dan kuliner yang selalu ingin menikmati suasana baru.
Setelah kita mengunjungi kafe pinggir kali, pinggir rel kereta api, dan pinggir jalan, kali ini kita menilik kafe dengan konsep alam pedesaan yakni kafe pinggir sawah.
Bagi masyarakat perkotaan, suasana pedesaan yang sarat dengan area persawahan merupakan hal yang istimewa untuk dinikmati. Menikmati kuliner sambil memandang hamparan sawah nan hijau, diiringi gemercik air dan riuh dendang binatang sawah.
Sawah-sawah yang beberapa kurun waktu terakhir masih kita temui di pinggiran kota dan kabupaten kini telah banyak berubah menjadi perumahan dan rumah toko.
Sebuah ide konsep yang brilian jika kafe dibangun di pinggir atau di antara bentangan sawah dan digarap dengan baik, karena hai ini merupakan suatu upaya melestarikan keberadaan sawah sebagai lahan menanam bahan makanan pokok. Terlebih jika sawah tersebut menjadi bagian dari kafe yang benar-benar digarap sebagai lahan pertanian selain sebagai kafe.
Bukan tanpa alasan pemilik kafe mengusung konsep kafe tematik alam yang berdiri bersanding dengan sawah.