Desainnya juga cukup sederhana, terkesan vintage dengan khas tatanan mesin kopi dan display jenis-jenis kopi yang tersedia, namun justru membuat kafe ini sangat menarik.
Diiringi alunan musik klasik mampu menyihir para pengunjung untuk betah berlama-lama duduk di pinggir-pinggir jalan di bawah pohon ceri, bahkan menyeruput segelas kopi pun jadi tidak cukup. Tak jarang satu orang dapat berulang kali memesan minuman dan kudapan.
Menu dengan Harga Terjangkau
Jika mulai merambat malam kafe pinggir jalan ini semakin ramai oleh pengunjung. Selain karena sensasi remang-remang syahdu menu yang disajikan relatif ramah di kantong.
Di kota Malang terdapat beberapa kafe pinggir jalan yang menarik dan sangat ramai jika malam menjelang. Kafe pinggir jalan ini dipenuhi remaja-remaja milenial dengan aneka kepentingan.
Ada yang sekedar nongkrong bareng teman, ada yang dengan kekasihnya, nugas kuliah atau kerja, atau untuk memburu suasana syahdu.
Sesuai pasar, kafe pinggir jalan tidak mematok harga di atas Rp 20.000,-. Kebanyakan hanya menjual aneka kopi, teh, yogurt dan susu.
Namun beberapa kafe juga menyediakan kudapan ringan ala kafe industrial seperti menu platter kentang krispi, sosis, nugget; cireng, donat mini dan aneka camilan yang dibanderol tak lebih dari Rp 10.000,- per porsinya.
Murah tetapi Tidak Murahan
Dengan lokasinya di pinggir jalan serta dengan harga yang relatif terjangkau, bukan berarti kafe dengan konsep ini merupakan kafe “murahan”.
Anak-anak muda milenial yang kreatif ini juga menggunakan peralatan berstandart kafe kekinian yang modern meskipun tak selengkap dan secanggih kafe-kafe berkelas.